Alma - Si Anak Haram

1.8K 140 3
                                    

"Aku seindah mutiara, tapi aku bukan putih. Aku adalah keindahan dalam duniaku yang hitam."
-Almaretha-

Sekuel Istri Terakhir. Kisah Alma, Edelson, dan Liya. Vote dan komen ya. Semoga suka cerita ini.
______________________

Seorang gadis cantik berdiri dengan ragu di depan sebuah Club mewah yang menjadi langganan orang kaya raya di Ibu Kota setiap malamnya. Tangannya menggenggam erat kartu akses masuk yang diberikan oleh seorang wanita paruh baya kemarin yang dipanggil Madam Ela. Ia bukan gadis kaya yang hobi menghambur-hamburkan uang, bahkan untuk makan pun sulit, ia mendapat kartu akses masuk ini bukan untuk bersenang-senang. Ada pengorbanan untuk bisa sampai di sini termasuk mengorbankan harga dirinya. Ia memejamkan mata sejenak untuk meredakan kegugupan dalam hatinya yang gundah karena tahu jalan yang ia ambil salah, namun suara lain dari masa lalunya kembali teringat dan terasa menyakitkan.

Dasar gadis miskin!

Lihat si anak haram!

Pasti banyak pria yang sudah menyentuh tubuhnya, sama seperti ibunya yang murahan!

Mungkin ayahnya malu mengakuinya anak makanya ia dibuang ke panti asuhan.

Kau sudah berhutang sangat banyak, bayar hutangmu segera dengan menjual tubuhmu!

Kelopak mata abu-abu yang menurun dari mendiang ibunya sontak terbuka lebar, ia tak bisa mundur, ia harus menyelesaikan apa yang sudah ia rencanakan. Dengan langkah anggun, kaki jenjangnya yang dibalut sepatu hak tinggi berwarna hitam berjalan melangkah masuk ke dalam Club. Seseorang berpakaian seperti pengawal mengarahkannya ke sebuah ruang pesta di lantai tiga yang diselenggarakan oleh pelanggan pertamanya, Edelson.

Saat masuk ke dalam ruangan itu, ia sedikit terkejut karena suasana di dalam jauh lebih liar padahal suasana di lantai satu sudah liar. Pengawal itu mengajaknya menemui Edelson dan ia sempat terpesona melihat ketampanan bak Dewa Yunani yang dimiliki pria itu. Entah apa yang dibicarakan pengawal tersebut pada Edelson, namun setelahnya pengawal itu meninggalkannya sendirian dengan Edelson yang tersenyum miring melihatnya seakan siap menyantapnya.

"Almaretha, panggilan apa yang cocok untuk gadis secantikmu?" tanya Edelson sambil menarik pinggangnya mendekat. Ia merasa sedikit gugup saat Edelson mendekatkan wajahnya, sehingga ia mundur. Senyum Edelson menghilang saat melihat reaksi dari perempuan yang sudah ia bayar untuk malam ini. Ia mencengkram dagu gadis itu hingga menatapnya. Ada ketakutan dan rasa cemas di mata indah milik gadis itu hingga ia terpesona.

"Maaf, aku tak bermaksud menolakmu, aku... aku hanya kaget," ucap Alma dengan nada gugup setelah menyadari reaksi spontan dari dirinya yang tak pernah berdekatan dengan lawan jenis.

"Tenang, kucing manisku. Aku tak akan menyakitimu, kita akan bersenang-senang malam ini."

Edelson kembali tersenyum seakan raut wajah iblisnya dan tatapan setajam elangnya tak pernah ia tunjukkan pada Almaretha. Pria itu mengajaknya ke sebuah kamar lalu mendorongnya dengan cukup kasar ke atas ranjang.

"Aku menyukai aroma tubuhmu," bisik Edelson sambil menindih tubuh Alma. Jantung Alma berdegub kencang saat gaunnya disobek oleh pria itu sehingga tubuhnya terlihat jelas. Air mata menetes dari matanya saat pria itu mengambil sesuatu yang ia jaga selama dua puluh tahun hidupnya yaitu kesuciannya.

"Kau sangat nikmat, Alma."

Jika saja ia dilahirkan dalam pernikahan sah, bukan di luar pernikahan, pasti ia tak akan berada di sini. Jika saja ibunya tidak meninggal dan ayahnya mau mengakuinya maka ia tak akan menjual diri di sini. Jika saja ia diperlakukan sama seperti saudaranya yang lain yang mendapat kehidupan layak dan kasih sayang maka ia tak akan tidur dengan suami kakaknya malam ini.

[][][][][][][][][][]

Tangerang, 08 Mei 2023

Mutiara HitamWhere stories live. Discover now