Edelson -Dia Pergi-

238 52 2
                                    

Aku pikir Alma akan mengacaukan pesta malam ini, namun nyatanya Alma tak terlihat di pesta sejak tadi. Bahkan, Liya pun tiba-tiba menghilang. Aku sudah berpikiran buruk bahwa Alma sedang mengungkap perselingkuhan kami di depan semua tamu undangan dan keluar. Lalu kemana perginya Alma dan Liya secara bersamaan?

Aku berusaha mencari keberadaan istri dan mantan kekasihku, namun tak kunjung menemukan mereka. Hingga akhirnya aku memutuskan melihat CCTV untuk mengetahui kemana mereka pergi. Rekaman CCTV menunjukkan Alma lebih dulu pergi meninggalkan pesta dan Liya memanggilnya. Alma tak merespon panggilan Liya, sehingga Liya menyusulnya. Ia pun bergegas keluar rumah dengan keringat dingin membasahi pelipisnya karena panik dan cemas. Ia harap belum terlambat untuk menghentikan dua wanita tersebut terlibat dalam pembicaraan mengenai dirinya.

Saat ia berada di gerbang, ia melihat Liya berjalan masuk ke rumah mereka. Ia pun langsung menghela nafas lega lalu memeluk lembut istrinya. Liya tampak terkejut dan bingung dengan pelukan tiba-tiba dari suaminya, namun tetap membalas pelukan Edelson.

"Aku khawatir karena tidak melihatmu di pesta, kau kemana saja?" tanya Edelson.

"Tadi aku menemui karyawanku dulu."

"Siapa?" tanya Edelson lagi padahal ia tahu orang yang dimaksud oleh istrinya adalah Alma.

"Alma. Dia yang menolongku waktu terkena air panas. Sepertinya dia sedang dalam masalah besar hingga berniat bunuh diri," balas Liya yang membuat Edelson terkejut.

"Lalu dimana dia sekarang? Dia baik-baik saja kan?" tanya Edelson bertubi-tubi karena khawatir pada kondisi Alma.

Edelson tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika Alma bernasib sama seperti mendiang kakaknya. Memikirkan Alma meninggalkannya untuk selamanya membuat ia merasa sesak nafas. Raut wajah panik di wajah Edelson dan gerak-geriknya yang seperti mencari keberadaan Alma membuat Liya bingung.

"Dia baik-baik saja. Aku berhasil menyelamatkannya. Dia mengatakan akan pergi dari kota ini, mungkin ingin menjauhi masalahnya. Tadi dia berjalan ke arah terminal bis. Ada apa, Edelson? Kenapa kau terlihat begitu cemas?" tanya Liya yang membuat Edelson seketika terdiam.

Edelson lupa jika Liya masih ada di sini dan bisa melihat sikapnya yang tak wajar dalam merespon berita mengenai Alma. Edelson berusaha berpikir keras mengenai jawaban logis apa yang bisa membuat Liya tak curiga padanya. Namun, otaknya sulit berpikir karena rasa cemasnya. Alhasil ia tak menjawab pertanyaan Liya dan memanggil pengawalnya.

"Liya, kau bersama pengawal selama aku pergi. Jangan kemana-mana karena sekarang kau sedang mengandung dan harus menjaga diri dengan baik. Aku ada urusan pekerjaan mendadak," ucap Edelson lalu pergi begitu saja. Ia tak mempedulikan teriakan istrinya dan mulai mengemudikan mobil untuk mencari Alma.

*****

Bukankah ia yang memutuskan untuk mengusir Alma dari hidupnya? Lalu, kenapa sekarang malah ia yang seperti orang kesetanan mengebut di jalan untuk mencari Alma?

Seharusnya Edelson merasa senang karena akhirnya Alma memutuskan menjauhinya. Ia bisa memulai kehidupan yang baru bersama Liya dan anaknya kelak. Tapi, kenapa ia masih peduli pada Alma yang hanya simpanannya saja? Apakah ini hanya rasa bersalah karena tak sempat memberikan perpisahan terbaik untuk Alma? Apa kemungkinan lainnya yaitu ia yang tak bisa berpisah dari Alma?

Edelson belum tahu alasannya. Tapi, ia hanya ingin menghentikan Alma sekarang, tanpa memikirkan apapun. Ia berlari masuk dan keluar bis untuk menemukan keberadaan Alma, namun tak kunjung menemukannya. Ia juga berteriak seperti orang gila memanggil nama Alma, namun tak ada sahutan dari wanita itu. Ia menatap setiap jendela bis di sekelilingnya dengan harapan dapat melihat wajah mantan kekasihnya. Namun, ia tetap tak melihat Alma. Bahkan, Edelson nekat berdiri di tengah jalan untuk menghalangi setiap bis yang hendak keluar dari terminal. Tapi, Alma tak ada di bis mana pun.

Apa ia sudah terlambat? Apa ia dan Alma tak akan bertemu lagi? Kenapa Alma pergi tanpa mengatakan apapun? Bukankah Alma juga masih mencintainya? Apa Alma sangat hancur hingga tak mau melihat wajahnya di saat-saat terakhir perpisahaan kami?

Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam otaknya, pertanyaan yang mungkin tak akan pernah menemukan jawabannya. Edelson hanya bisa menangis sambil mengutuk dirinya sendiri yang begitu bodoh mencampakkan Alma padahal ia sangat membutuhkannya.

Tanpa Edelson sadari ada dua perempuan yang menatap dirinya dari kejauhan. Alma yang sedang bersembunyi di balik pohon dan Liya yang sedang duduk di dalam mobil. Dua perempuan itu sama-sama menangis dengan alasan berbeda. Alma menangis karena tak kuat melihat Edelson sedih dan tak sanggup berpisah dengan mantan kekasihnya. Liya menangis karena menyadari bahwa perempuan yang baru saja ia tolong nyawanya adalah perempuan yang telah mengambil nyawanya.

*****

Tangerang, 13 Februari 2024

Mutiara HitamWhere stories live. Discover now