Edelson -Kembali Padamu-

243 48 2
                                    

Setelah penantian yang lama, akhirnya Liya mengandung. Edelson akan menjadi ayah, seorang bayi mungil akan lahir dan dalam beberapa tahun kemudian memanggil ia dengan sebutan 'ayah'. Sesuatu yang ia dambakan sejak lama namun ternyata tak sebahagia yang ia bayangkan. Ia tahu dirinya berdosa karena tak sebahagia sang istri saat mengetahui sebentar lagi mereka akan menjadi orang tua, ia sudah mencoba bahagia, namun ia yang paling tahu bahwa bahagia yang ditunjukkannya hanya sandiwara.

Setelah insiden Liya mabuk, istrinya mual-mual di pagi hari, awalnya mereka mengira efek alkohol yang diminum Liya semalam, namun hingga siang hari kondisi Liya malah memburuk dengan gejala pusing dan muntah-muntah. Edelson berniat membawa istrinya ke dokter namun Liya malah menolak dan menduga hal yang tak pernah ia bayangkan yaitu hamil. Setelah mengecek dengan testpack dan hasilnya positif, Liya langsung memeluknya sambil berteriak penuh bahagia dan semangat. Sedangkan ia butuh waktu beberapa menit untuk mencerna ucapan istrinya dan meraba hatinya untuk mencari titik bahagia dalam dirinya, namun sedikit pun tidak ada. Hanya ada perasaan lega karena ia akan memiliki penerus, hartanya tak akan jatuh ke anak lain atau disumbangkan, masa tuanya tak akan sendiri, dan semua kepentingan yang jauh dari kebahagiaan.

Keesokan harinya, ia dan Liya hendak mengecek kondisi kandungan istrinya. Takdir sepertinya sangat suka mempermainkannya dan mempertemukannya dengan wanita yang tak ingin ia temui. Bertemu dengan Alma yang terlihat lemah, wajah pucat, dan lesu membuatnya harus menahan diri sekuat mungkin untuk tidak merengkuh tubuh ringkih Alma.

Seberapa jauh ia menyakiti Alma hingga kondisi dia terlihat memprihatinkan? Apa ia sangat kejam karena membuang Alma dari hidupnya? Bohong, jika ia mengatakan tak memikirkan sosok Alma selama perpisahan mereka, ia hanya mampu menahan kakinya untuk tidak menemui Alma namun tidak dengan hatinya. Ia pun tahu Alma ingin kembali padanya, terbukti dari ciuman mereka saat istrinya mabuk. Namun, kenapa Alma tidak datang padanya dan memohon maaf? Jika Alma mau merendahkan sedikit harga dirinya dengan memohon kembali padanya dan berjanji akan berhenti membenci anggota keluarga istrinya, maka ia pasti bersedia menerima Alma kembali dalam hidupnya. Namun, Alma memilih bungkam dan tak jujur padanya soal kebenciannya pada keluarga Liya.

Beberapa minggu belakangan, ia berusaha mencari tahu tentang latar belakang Alma, seperti statusnya yang lahir di luar nikah dan tinggal di panti asuhan. Namun, ia tak menemukan hubungan Alma dengan Liya yang bisa memantik kebencian Alma. Ia tidak bisa gegabah dengan menemui Alma dan memintanya kembali saat ia belum tahu sedalam apa kebencian Alma pada istrinya serta sejauh mana masa lalu mereka.

Malam ini, ia gagal berhenti peduli pada Alma. Diam-diam ia mendatangi tempat tinggal Alma yang baru, rumah sederhana berlantai satu dan terlihat asri serta sejuk karena dihiasi pepohonan. Ia duduk di dalam mobil, menatap Alma dari kejauhan. Wanita yang ia rindukan sedang menyapu halaman rumah dan berkebun di taman kecil. Ia baru tahu jika Alma menyukai tanaman.

Awalnya semua berjalan lancar, ia mampu mengobati rasa rindunya sedikit namun Alma tiba-tiba mencurigai keberadaannya. Alma berjalan menghampiri mobilnya yang bejarak tiga rumah dari rumahnya. Seharusnya ia segera pergi dari sini, namun ia malah terdiam bahkan saat Alma mengetuk kaca mobil. Alma tak bisa melihatnya karena kaca mobil yang gelap dari luar, namun ia bisa melihat wajah Alma dari dekat. Alma masih secantik dulu walaupun sekarang pipinya lebih tirus karena berat badannya yang berkurang drastis.

"Edelson! Aku tahu kau di dalam mobil, buka pintunya. Aku ingin bicara padamu," ucap Alma dengan tatapan memohon. Ia tak boleh lemah, Alma selalu menggunakan taktik memohon untuk melemahkan. Ia harus segera pergi dari sini sebelum ia melemah dan keluar dari mobil untuk memperbaiki hubungan mereka.

"Kau jahat! Bajingan! Aku tahu kau masih mencintaiku, keluar kau, dasar pengecut. Aku membencimu!" teriak Alma saat Edelson menjalankan mobilnya dan pergi menjauh dari rumahnya. Siapa yang berusaha ia bohongi saat ini? Dirinya atau Alma? Jika ia berusaha membohongi Alma soal perasaannya maka ia gagal. Alma bahkan tahu bahwa ia masih memiliki perasaan padanya. Nyatanya, ia sedang membohongi dirinya sendiri jika ia tak membutuhkan Alma dalam hidupnya.

*****

Kehamilan Liya langsung dirayakan oleh keluarga besar istrinya dengan menyelenggarakan pesta yang sangat meriah dan megah. Pesta yang diadakan di rumah mereka dengan menggundang banyak tamu, seperti teman, rekan bisnis, bahkan karyawan di kantor. Awalnya Edelson tak keberatan dengan pesta karena ia tahu bahwa kehamilan istrinya patut dirayakan. Namun, sekarang ia merasa keberatan dengan pesta saat melihat sosok wanita yang ia temui tiga hari lalu secara diam-diam, Alma.

Liya memang terlihat cantik dan memukau dengan gaun panjang dan mengembang berwarna putih bahkan memakai mahkota dihiasi berlian, ia sangat cocok menjadi pemilik pesta malam ini. Namun, Alma terlihat sangat indah dengan gaun hitam berkilau di atas lutut, rambut disanggul, anting permata hitam, dan heels berwarna hitam campur gold. Kehadiran Alma mampu menarik perhatian ratusan pasang mata yang hadir di pesta. Edelson pun akan memuji kecantikan Alma seperti yang lainnya, jika saja ia tak melihat kalung yang menggantung di leher wanita itu.

Kalung berlian liontin angsa.

*****

Tangerang, 11 Februari 2024

Mutiara HitamWhere stories live. Discover now