Leo -Wanita Tak Bermoral-

231 46 3
                                    

Aku masih ingat jelas wajah perempuan yang kutemui di apartemen beberapa bulan lalu. Hari ini aku melihat wajah itu dan dia semakin cantik, walaupun terlihat sinis. Aku juga masih ingat jelas namanya, Alma. Bagaimana bisa aku lupa nama wanita yang membuatku tak bisa tidur nyenyak malam itu? Nama wanita yang kucari keesokan harinya dan berakhir dengan rasa kecewa. Wanita itu ternyata memiliki kekasih, bahkan tinggal bersama di apartemen. Hubungan mereka jelas sudah terlalu jauh. Saking jauhnya, mereka berselingkuh di belakang istri sah pria itu.

Kupikir tak akan ada harapan untuk bisa menjalin hubungan dengannya. Aku tak menyukai wanita yang tak punya kehormatan sepertinya. Jadi, kuputuskan segera kembali ke desa karena urusan penjualan hasil ternak sudah selesai di kota. Namun, sekarang aku bertemu dengannya dan jauh lebih mengejutkan saat tahu dia adalah sahabat ibu tiriku.

Selama ini aku tak suka pulang ke rumah utama karena aku memiliki rumah sendiri yang lebih dekat dengan peternakan. Namun, beberapa hari ini aku suka pulang ke rumah karena di rumah ada Alma. Kamarku dan kamarnya bersebelahan sehingga aku sering berpapasan dengannya, seperti hari ini. Namun, dia pura-pura tak melihatku dan menuruni tangga begitu saja. Aku menyusulnya dan berada di belakangnya. Saat ia terlihat kehilangan keseimbangan, aku lantas menarik tangannya agar tubuhnya tak terjatuh. Aku bisa melihat tatapan lega di matanya karena tak mencium lantai tangga.

"Terima kasih," ucap Alma sambil mencoba melepaskan tangannya, namun aku malah menahan tangannya. Aku memperhatikannya sambil berpikir, pria bodoh mana yang mencampakkan malaikat secantik Alma?

"Trik murahan. Pria bodoh di kota terjebak dengan trik menggoda seperti ini, lantas kau mencobanya padaku?" tanyaku.

Aku tak tahu kenapa aku bisa menuduhnya sekejam itu. Hanya saja aku tak suka dengan apa yang kurasakan saat berdekatan dengannya. Padahal aku tahu kalau dia penganut pergaulan bebas di kota. Seharusnya aku membencinya karena dia bukan wanita yang bermoral. Tapi, hatiku tak sejalan dengan otakku. Aku tahu dia kesal, namun aku pura-pura tak peduli dan lanjut jalan.

Aku dan Alma duduk berhadapan saat sarapan. Aku terus memperhatikan bagaimana wanita itu makan. Tampak biasa saja, tak ada raut wajah centil dan sikap menggoda. Malah sikapnya sangat sopan. Apa ini topeng untuk menutupi sifatnya yang suka merebut suami orang? Aku yakin dia pasti ingin menjadi istri kesekian kalinya ayahku, jadi aku harus mengawasi wanita itu.

"Ehem."

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah ayahku saat mendengar ayahku berdehem. Hubungan kami tak terlalu dekat. Alasannya karena aku benci sifatnya yang suka menikah. Aku putra dari istri kedua ayahku yang merupakan wanita keturunan Rusia, mereka bertemu di Bali. Ibu terpikat pada harta ayahku dan ayahku terpikat pada kecantikan ibuku. Namun, ibuku pergi setelah melahirkanku karena sudah memiliki tujuan awalnya yaitu harta. Manik mata hijau dan kulit putih jelas menurun dari ibuku. Ayahku tak salah karena ibuku pergi atas kemauannya sendirinya. Awalnya ibu hendak membawaku, namun ayah melarang hingga mengancam akan membunuh ibuku karena aku anak laki-laki satu-satunya. Bagaimana pun buruknya hubungan kami, namun aku tak akan membiarkan ayahku terpikat pada wanita licik seperti Alma.

"Nak Alma, bagaimana kehidupan di Desa? Senang ga? Atau bosan?" tanya Danu.

"Senang, Pak. Di sini orangnya ramah-ramah," balas Alma.

"Udah lihat rumah peternakan punya Leo ga? Leo bangun sendiri usaha itu, tanpa bantuan siapapun. Iya kan, Nak?" tanya Danu menatap ke arahnya putranya yang hanya mengangguk. Ia jelas tahu bahwa putranya hanya mencoba menutupi ketertarikan terhadap sahabat istrinya. Ia yang merawat putranya dari bayi sampai dewasa, jelas ia tahu bagaimana sikap putranya saat tertarik dengan wanita.

"Sudah, Pak," balas Alma.

Danu melihat bahwa Alma juga sepertinya wanita baik-baik. Berhari-hari tinggal di sini, Alma tak pernah mencoba dekat padanya, apalagi menggodanya. Wanita itu malah cenderung menjauh darinya, seperti takut padanya. Wajar saja Alma bersikap demikian karena wanita baik-baik akan takut bertemu pria hidung belang.

"Alma udah punya pacar?" tanya Danu yang membuat semua orang terkejut. Bahkan, Alma dan Leo sampai tersedak bersamaan. Saat Alma hendak mengambil teko untuk menuangkan air, Leo pun melakukan yang sama. Alma memutuskan untuk mengalah dan membiarkan Leo minum lebih dulu, walaupun ia sudah terbatuk-batuk. Bagaimana pun ini rumah pria itu, bahkan teko itu juga milik Leo, jadi Alma harus sadar diri untuk mengalah.

Namun, Alma terkejut saat Leo malah menyodorkan gelas yang baru diisi air. Ia tak punya waktu untuk berpikir dan langsung menegak isi gelas tersebut. Leo pun minum dari gelas berisi air sisa Alma. Tak ada yang menyadari hal itu, kecuali Danu yang tertawa. Semua orang bingung karena Danu tiba-tiba tertawa.

*****

Tangerang, 04 Maret 2024

Mutiara HitamWhere stories live. Discover now