Edelson - Takut Dibalik Amarah

924 73 0
                                    

Pertama kali mengenal Alma, Edelson langsung tertarik dengan kecantikan dan tubuhnya. Ia melihatnya saat audisi pertamanya namun tidak segila itu untuk menawarkan hubungan terlarang. Namun ia menjadi gila saat tahu Alma adalah salah satu gadis Madam Ela yang selama ini menjadi langganannya. Awalnya ia hanya berniat menghabiskan satu malam dengan wanita itu, namun berakhir dengan malam berikutnya sampai saat ini. Alasannya klise karena ia merasa candu dengan Alma.

Hampir setengah tahun bersama Alma membuatnya merasa ia bukan Edelson yang diagung-agungkan orang lain. Berbeda saat ia bersama Liya, ia merasa harus menjaga nama baiknya, sikapnya, dan emosinya. Namun, bersama Alma, ia tak bisa menahan dirinya untuk tidak menunjukkan ketakutannya.

Alasan utama ia tak memiliki nama keluarga karena ia tak punya keluarga setelah kakaknya bunuh diri. Ia pernah punya kehidupan kelam, hanya hidup dengan kakaknya setelah orang tuanya meninggal, kakaknya bekerja mati-matian untuk kuliahnya agar bisa mengubah takdir mereka. Namun, kakaknya terjebak pergaulan bebas, ia bertemu germo dan menjual diri. Kehidupan kakaknya tak jauh dari alkohol, narkoba, dan para pria hidung belang. Hingga kakaknya mengandung anak salah satu pelanggannya yang tak mau bertanggung jawab dan memutuskan bunuh diri karena tak mau merusak nama baik Edelson yang baru saja diterima kerja di perusahaan ternama.

Alma mirip dengan kakaknya. Alma gadis baik-baik sebelun mengenalnya. Saat ia tahu wanita itu tak bisa menjauhi alkohol serta rokok walaupun sudah ia hukum, ia merasakan ketakutan itu lagi. Ia takut kisah kakaknya akan terulang kembali pada Alma, namun ia tak tahu bagaimana cara mengatakannya hingga melukai wanita itu.

"Katakan jika masih terasa sakit. Bagaimana jika ke dokter saja?" tanya Edelson dengan nada perhatian. Ia pun mengecup perban yang menutupi luka bakar di paha Alma dengan penuh kasih sayang.

"Sudah baik, tidak perlu ke dokter."

"Kau marah padaku?" tanya Edelson lagi karena Alma tidur dengan membelakanginya. Ia tahu wanita itu masih takut akan kejadian tadi.

"Tidak, aku hanya mengantuk."

Alma bohong. Edelson langsung menarik tubuh wanita itu ke pelukannya lalu mengecup keningnya. Ia benci pada dirinya sendiri yang selalu bersikap kasar saat ketakutan itu muncul.

"Kau tidak pintar berbohong, Alma. Katakan padaku, kenapa kau terus mengkonsumsi alkohol dan rokok? Itu tidak baik untuk kesehatanmu. Kau bisa meninggal jika terus mengkonsumsinya."

Ucapan Edelson membuat seluruh rasa sakit Alma menghilang setelah tahu pria itu khawatir padanya. Ia memberanikan diri menatap mata setajam elang yang kini meneduhkan hatinya.

"Aku hanya ingin berhenti memikirkan masalah hidupku."

"Masalah hidup apa? Aku sudah memberikanmu banyak uang, kau bisa membeli apapun di dunia yang kau inginkan."

Alma hanya bisa diam dengan senyum tipis karena merasa miris pada dirinya sendiri. Semurah itu Edelson membeli kebahagiaannya. Tapi ia tak akan menjual kesedihannya pada pria itu dan memilih tetap memasang wajah datar. Mungkin pura-pura tidur akan membuat Edelson diam. Sejujurnya Alma berharap pria itu akan meminta maaf setelah melukai fisik dan hatinya. Namun, seorang Edelson tak mungkin meminta maaf padanya.

"Katakan apa yang kau inginkan? Aku akan membelikan apapun yang kau mau," tanya Edelson untuk mengurangi rasa bersalahnya pada Alma. Ia tahu wanita itu kecewa dan sakit hati padanya, namun Alma adalah wanita yang tak bisa menolak harta.

Alma langsung membuka mata dan bangun sambil menatap Edelson dengan tatapan berbinar-binar. Satu hal yang ia sukai dari tindakan kekerasan pria itu adalah saat ia disogok dengan barang mahal. Ia tak akan membuang air matanya untuk sikap kasar Edelson karena air matanya sudah cukup banyak menetes untuk meratapi masa kecilnya.

"Aku ingin kalung berlian dengan liontin dua angsa. Aku ingin berlian besar dan mahal. Tunggu sebentar, aku akan menunjukkan foto desain kalung itu," ucap Alma bersemangat lalu turun dari ranjang untuk mengambil ponselnya.

Ia pun menunjukkan gambar kalung yang selama dua bulan ini ia idamkan, tapi harus menahan diri karena baru mendapatkan mobil pajero dari kekasihnya.

Entah kenapa ada perasaan aneh di hati Edelson saat melihat seberapa matrenya Alma. Mungkin hatinya berharap jika Alma sebenarnya terpaksa menjual diri karena keadaan yang mendesak, bukan karena harta. Tapi, nyatanya ia salah. Alma sama seperti selingkuhannya dulu, matre.

"Kirimkan foto kalung itu padaku agar aku minta asistenku mengurus pembuatan kalung itu desainer perhiasaan ternama."

"Kau sangat baik, aku sudah tak sakit lagi," balas Alma sambil mengedipkan matanya untuk menggoda Edelson.

Edelson pun menerima sinyal dari Alma dan langsung menindih tubuh kekasih gelapnya. Bukankah kalung berlian itu harus Alma bayar dengan tubuhnya? Alma hanya melakukan tugasnya dan mengesampingkan perasaannya. Edelson pun akan melakukan yang sama. Biarkan hubungan mereka tetap seperti ini agar keduanya tak melewati batas yang membentang jauh di antara mereka.

[][][][][][][][][][][]

Tangerang, 15 Mei 2023

Mutiara HitamWhere stories live. Discover now