18

12.7K 1K 33
                                    

Malam harinya...

Cherly keluar dari lift dan berjalan menuju ke ruang makan,saat tidak di sana dia melihat keluarganya sudah berkumpul semua. Gadis itu duduk di kursi samping Zergan.

"Selamat malam, Cherly." Ucap Zergan.

"Selamat malam juga." Ucap Cherly.

Semua orang di sana terkejut mendengar Cherly membalas sapaan Zergan, sedangkan Cherly tidak mempedulikan hal tersebut.

Gadis itu mengambil nasi dan ayam goreng ke piringnya, setelah itu dia makan dengan begitu tenang.

"Nak, apakah kamu sudah memaafkan kami?" Tanya Colette.

Cherly menghentikan makannya dan menatap kearah Colette omanya.

"Aku belum bisa memaafkan kalian,tapi aku akan memberikan kesempatan 1 kali lagi kepada kalian." Ucap Cherly datar.

"Terima kasih, Cherly." Ucap Nicolette beranjak dari tempat duduknya dan berniat ingin memeluk putrinya.

"Jangan memeluk ku karena aku tidak suka pelukan." Ucap Cherly datar.

"Baiklah." Ucap Nicolette kembali duduk di tempatnya.

Cherly kembali melanjutkan makannya dan begitu keluarganya makan malam bersama.

⭐⭐⭐⭐⭐

Kini Cherly sudah berada di balkon kamarnya sambil menatap kearah bulan sabit di langit malam, tiba-tiba dia teringat dengan alur novel.

"Sepertinya aku harus mengubah jalan cerita ini,ini satu-satunya jalan yang bisa membuat ku terhindar dari kematian di pertengahan cerita." Gumam Cherly.

"Aku juga harus berwaspada dengan Caliza karena gadis itu memiliki niat tersembunyi dan aku juga harus membuat Verona sadar,tapi sebenarnya aku malas sekali berurusan dengan mereka." Lanjutnya.

"Apalagi pangeran mahkota itu selalu saja di sekitar ku, aku menjadi risih dengannya. Dan sepertinya besok adalah hari yang cukup buruk bagi ku karena Sierra dan Verona akan bertengkar dengan Caliza."

"Tuhan,aku tidak tahu aku harus apa. Tapi tolong bantu aku untuk menghadapi semua ini, karena hanya engkau saja yang bisa ku andalkan."

⭐⭐⭐⭐⭐

Di mansion Dickson...

Verona kini berada di halaman belakang mansion sambil menatap kearah bulan sabit di langit malam,dia teringat dengan ucapan Cherly saat mereka di Academy tadi.

"Apakah aku bisa mendapatkan teman yang baik?" Gumam Verona.

"Kamu sedang memikirkan apa,sayang?" Ucap Dion yang melihat anaknya yang hari ini terus melamun entah memikirkan apa.

"Tidak ada,pa." Ucap Verona.

"Bagaimana dengan Academy mu hari ini?" Tanya Dion menatap kearah putrinya.

"Seperti biasanya,pa. Tapi hari ini Cherly menolong ku." Ucap Verona.

"Benarkah?" Ucap Dion.

"Iya,pa." Ucap Verona.

"Papa akan membicarakan soal perjodohan mu dengan pangeran Evan,papa tidak mau melihat mu terus menderita seperti ini." Ucap Dion.

"Tapi bagaimana dengan mama dan kakak,pa?aku yakin mereka pasti menolak semua ini." Ucap Verona.

"Jangan pedulikan mereka,papa tidak ingin melihat putri kesayangan papa terus menderita." Ucap Dion.

"Terima kasih sudah menyayangi ku selama ini,pa." Ucap Verona langsung memeluk Dion.

"Sama-sama, sayang. Apapun untuk putri papa." Ucap Dion sambil membalas pelukan Verona.

Mama Verona yakni Gladis Dickson dan kakak laki-laki Verona yakni Jack Dickson,tidak pernah mempedulikan Verona. Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, kehidupan Verona hampir sama dengan Cherly. Namun bedanya Dion secara terang-terangan menyayangi putrinya sedangkan Jazziel hanya dari jauh saja.

"Bagaimana besok kamu ajak nona Cherly ke sini? apalagi dia kan tidak pernah datang ke sini." Ucap Dion.

"Kalau begitu besok aku akan mengajak Cherly ke sini,semoga saja dia mau ke sini. Tapi pa,besok teman-teman sosialita ku akan datang berkunjung ke sini juga bahkan teman-teman sosialita mama juga ke sini." Ucap Verona.

"Tidak apa, siapa tahu teman-teman sosialita mu bisa berteman baik dengannya?" Ucap Dion.

"Aku tidak yakin,pa." Ucap Verona.

"Memangnya kenapa?" Ucap Dion.

"Besok papa akan tahu sendiri." Ucap Verona.

'aku yakin teman-teman sosialita ku terkena mental dengan ucapan Cherly,aku yakin itu.' batin Verona.

"Kalau begitu sebaiknya kamu segera tidur, apalagi besok kan kamu sekolah." Ucap Dion.

"Iya,pa." Ucap Verona.

"Selamat malam, sayang. Papa menyayangi mu." Ucap Dion.

"Selamat malam juga,pa. Aku juga menyayangi mu." Ucap Verona.

Verona meninggalkan tempat itu dan Dion menatap kepergian anaknya yang sudah tidak terlihat lagi.

"Sepertinya putri ku akan berubah,tapi aku suka dengan perubahannya." Gumam Dion.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di Istana Leovarnost...

  Zale sedang berjalan di lorong istana,dia melihat para pengawal sedang berjaga di istana. Di saat persimpangan lorong menuju ke kamarnya,dia melihat adik bungsunya sedang berada di taman Camelia. Dia pun menghampirinya dan duduk di samping Sierra.

"Ada apa,adik?" Tanya Zale.

"Kak, apakah ayah akan menjodohkan ku?" Ucap Sierra.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Ucap Zale.

"Aku tidak ingin seperti kak Verona dan kak Evan,aku ingin memilih pria yang ku sukai saja." Ucap Sierra.

"Kalau begitu aku akan membicarakannya dengan ayah,aku yakin ayah pasti mengerti." Ucap Zale.

"Terima kasih,kak Zale. Hanya kau yang mengerti perasaanku." Ucap Sierra.

"Sama-sama, Sierra. Sebaiknya kamu kembali ke kamar,aku tidak melihat mu sakit." Ucap Zale.

"Baik,kak." Udah Sierra.

Sierra dan Zale meninggalkan tempat itu, dan mereka menuju ke kamarnya masing-masing.

TBC...

MENJADI FIGURAN SAMPINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang