22

11.5K 993 39
                                    

Bel pulang pun berbunyi, semua murid keluar dari kelasnya masing-masing. Cherly dan Verona berjalan bersama ke halaman depan Academy.

Tapi tiba-tiba...

Bruk

Terlihat Caliza jatuh di hadapan Cherly dan Verona, bahkan gadis itu mulai mengeluarkan air mata buayanya.

"Caliza." Ucap Evan langsung berlari menghampiri Caliza dan setelah itu dia membantu kekasihnya berdiri.

Cherly hanya menatap datar melihat Evan, sedangkan Verona menatap Evan dengan tatapan sulit diartikan.

"Apa yang kalian berdua lakukan pada Caliza?" Ucap Evan.

"Dia terjatuh sendiri di hadapan kami berdua." Ucap Cherly datar.

"Tidak, tadi Verona yang mendorong ku sampai terjatuh." Ucap Caliza.

"VERONA." Teriak Evan.

"JANGAN BERTERIAK DI HADAPAN KU, PANGERAN MAHKOTA." Ucap Cherly membalas teriakkan Evan.

Semua orang yang berada di sana terkejut melihat Cherly berteriak, begitu juga dengan Verona karena sudah 2 kali Cherly membelanya.

"Mentang-mentang kau seorang pangeran,kau boleh berbuat sesuka hati mu?" Ucap Cherly sambil tersenyum sinis melihat Evan.

"Kau." Ucap Evan.

"Ayo, Verona. kita pergi dari sini." Ucap Cherly.

"Kalian berdua harus minta maaf kepada Caliza." Ucap Evan.

"Untuk apa kami berdua minta maaf kepadanya, kami berdua tidak ada salah apa-apa." Ucap Cherly.

"Tapi Verona hiks...hiks sudah mendorong ku." Ucap Caliza.

"Wah...wah aku tidak menyangka kalau kau jago berakting, nona Caliza." Ucap Cherly.

"Aku tidak berakting." Ucap Caliza terbata-bata.

"Berani sekali kau menuduh Caliza seperti itu?" Ucap Evan.

"Ada apa ini?" Ucap Zale menghampiri keempat orang yang berada di tengah lapangan.

Tidak lupa Delvin, Zergan, dan Sam mengikuti pria itu dari belakang. Murid perempuan teriak histeris melihat keempat pria tampan tersebut.

"Verona sudah mendorong Caliza,kak." Ucap Evan.

"Benarkah?" Ucap Sierra berjalan menghampiri mereka yang berada di tengah lapangan.

'kalau seperti ini, masalahnya akan semakin besar.' batin Cherly.

"Bukan Verona yang mendorong Caliza, tapi dia sendiri yang terjatuh tiba-tiba di hadapan kami berdua. Kalau tidak percaya tanya saja dengan murid-murid yang di sini, mereka lihat kok." Ucap Cherly.

"Itu benar,si Caliza jatuh sendiri."

"Aku tidak percaya kalau dia seperti itu."

"Dia menuduh Verona begitu saja."

"Pasti dia hanya ingin menarik perhatian Evan saja."

"Pasti dia sengaja agar Evan memarahi Verona."

  Begitulah kira-kira ucapan semua murid yang berada di sana, Cherly tertawa di dalam hatinya sedangkan Caliza menahan rasa malu dan marahnya.

"Itu bohong, Evan." Ucap Caliza.

"Masih tidak mau mengaku juga." Ucap Cherly.

"Ayo, Verona. Kita pergi dari sini, bukannya kau ingin mengajak ku ke mansion mu?" Lanjutnya.

"Ayo." Ucap Verona sambil tersenyum tipis.

"Cherly,kenapa kamu ke mansion Dickson bersama nona Verona?" Ucap Zergan.

"Dia yang mengajak ku ke sana." Ucap Cherly.

"Apakah kau sudah memberitahu uncle Jazziel?" Ucap Zergan.

"Aku akan memberitahu nya dalam perjalanan ke mansion Dickson,dan untuk mu pangeran mahkota. Jangan lupa ya." Ucap Cherly.

"Tentu aku tidak lupa,nona Cherly." Ucap Zale sambil tersenyum tipis.

"Ayo, Verona." Ucap Cherly.

Verona dan Cherly masuk ke dalam mobil sport mewah berwarna hitam,hari ini Verona membawa mobil sendiri. lalu mobil tersebut meninggalkan tempat itu.

Selama dalam perjalanan menuju ke mansion Dickson, Verona fokus mengemudi mobilnya dan Cherly menghubungi Jazziel.

"Halo,pa." Ucap Cherly.

"Iya, Cherly." Ucap Jazziel di sebrang sana.

"Aku ijin ke mansion Dickson, soalnya Verona yang mengajak ku ke sana. Aku pulangnya agak sore." Ucap Cherly.

"Baiklah kalau begitu hati-hati dalam perjalanan." Ucap Jazziel.

"Hm." Gumam Cherly.

Tut

Cherly memutuskan telepon sepihak dengan Jazziel, setelah itu dia menatap kearah luar jendela mobil.

"Aku tidak tahu kenapa Evan menyukai Caliza? padahal gadis itu benar-benar tidak baik,dia itu suka sekali memfitnah ku." Ucap Verona.

"Namanya juga bucin, orang bisa menjadi buta dan tuli. Dia tidak mempedulikan apapun tentang kejelekan pasangan nya." Ucap Cherly.

"Papa ku berencana akan membicarakan perjodohan ku dengan Evan kepada raja." Ucap Verona.

"Benarkah?kenapa kau berbicara hal itu kepada ku?" Ucap Cherly.

"Kau kan sekarang sudah menjadi temanku,jadi aku berbicara hal itu kepada mu." Ucap Verona.

"Verona,jangan terlalu mudah percaya orang lain. Dia baik belum tentu memiliki maksud baik,tapi kau tenang saja karena aku orangnya baik kok dan aku hanya menyarankan pada mu saja." Ucap Cherly.

"Baik, Cherly. Mulai sekarang aku akan memilih teman yang ku percayai." Ucap Verona.

"Jadi bagaimana pertemanan mu dengan anak-anak sosialita itu?" Ucap Cherly.

"Aku sedikit menjauh dari mereka, seperti yang kau katakan waktu itu. Mereka tidak baik untuk ku." Ucap Verona.

"Apalagi mereka itu semakin sombong dan suka memamerkan perhiasan mereka setiap kali pertemuan." Lanjutnya.

"Memang begitulah orang-orang sosialita." Ucap Cherly.

"Ooo iya bagaimana dengan baju ganti ku? nanti aku pakai apa?mana mungkin aku pakai seragam?" Lanjutnya.

"Kau tenang saja,kau boleh memakai pakaian ku." Ucap Verona.

"Benar nih?" Ucap Cherly.

"Benaran kok bahkan kamu boleh mengambil nya." Ucap Verona.

"Benarkah?" Ucap Cherly.

"Iya, Cherly. Apalagi pakaian ku di lemari sudah begitu banyak." Ucap Verona.

Tidak lama kemudian mereka berdua tiba di mansion Dickson, terlihat begitu banyak mobil mewah yang terparkir di sana. Verona dan Cherly keluar dari mobil.

"Aku yakin teman-teman sosialita ku dan mama sudah datang, yuk masuk." Ucap Verona.

"Hm." Gumam Cherly.

Verona dan Cherly masuk ke dalam mansion Dickson, para maid yang menyambut kedatangan nona mereka terkejut melihat Verona datang bersama Cherly. Bahkan nona muda mereka tampak begitu bahagia dari biasanya,tapi mereka senang melihat nona muda mereka bahagia.

TBC...

MENJADI FIGURAN SAMPINGANWhere stories live. Discover now