4Q: Klub yang Penuh dengan Monster

1.8K 161 8
                                    

4Q

Klub yang Penuh dengan Monster

*****

Istirahat pertama seperti sekarang ini aku memutuskan untuk ke perpustakaan sekolah yang sangat luas dan besar. Biasanya aku membayangkan sebuah perpustakaan itu identik dengan unsur Gothic seperti film-filim bertema sihir maupun horor --- sebuah perpustakaan sekolah yang penuh debu dengan rak menjulang tinggi ke atas serta dijaga oleh petugas perpustakaan yang misterius. Fantasiku terhenti ketika aku melihat perpustakaan ini secara langsung. Lantainya dari porslein putih dengan persegi yang besar-besar. Sebuah dinding kaca menghadap ke taman belakang sehingga aku bisa secara langsung melihatnya saat di pintu masuk. Suhu di ruangan ini sejuk karena AC yang menyala. Tak hanya itu, rak di perpustkaan ini tidak menjulang sampai ke langit-langit dan malahan tersusun rapi seperti di toko buku serta terdapat lima komputer yang siap digunakan terletak di sisi kiri di dekat sang Petugas Perpustakaan. Meja dan kursi di tempat ini terkesan modern dengan warna-warna elegan. Kukira perpustakaan adalah tempat paling sepi di sekolah, tapi ternyata disini --- lumayan --- banyak siswa.

Aku tersenyum setelah puas mengamati perpustakaan di ambang pintu sebelum melangkah masuk. Aku ke tempat ini ingin mencari beberapa buku pelajaran yang belum kudapat. Wali Kelasku sempat bilang, jika ingin buku pelajaran tidak perlu membeli. Pinjam saja dari perpustakaan dan semuanya gratis! --- setidaknya begitu sebelum aku tahu bahwa yang dipinjami buku secara gratis harus memiliki kartu pelajar. Karena aku baru satu minggu di sekolah ini, kartu pelajarku belum diberikan.

Aku meraih saku yang berada di ujung blazer cokelatku untuk mengambil uang. Dan ternyata tidak ada isinya! Astaga ... kupikir uang jajanku sudah kumasukkan kedalam saku. Untung saja aku tidak ke kantin. Kalau sempat ke kantin tampa membawa uang, mungkin aku akan malu.

Tanganku meraih saku di sisi satunya yang sukses menjatuhkan lima buku dari pelukkanku. Mungkin suara yang kusebabkan inilah membuat diriku sekarang diperhatikan oleh beberapa siswa. Aku menunduk untuk meraih buku-buku itu saat sebuah tangan terulur. Aku mendongkak dan sedikit merona setelah tahu siapa yang turut membantu mengambilkan buku-buku itu.

Seiji Shiroka!

Sang Kapten Basket!

Dia sempat menatapku sembari tersenyum sebelum memungut lima buku tersebut dan menyerahkannya padaku. Aku sempat melongo sebelum menerima buku-buku itu.

"Te---Terima kasih," kataku. Ah ... kenapa aku seperti gadis dalam komik Shoujo sekarang?! Perasaanku saja atau memang akhir-akhir ini aku sering blushing?

"Tidak masalah, Shokora," Seiji tersenyum lagi, "Kau mau meminjam buku-buku itu?"

"Em ...," aku menatap buku-buku dalam pelukkanku kemudian menatapnya lagi, "Sepertinya? Tapi kartu pelajarku belum diberikan oleh Mister Stein."

"Kalau begitu, kau boleh pinjam kartu pelajarku," Seiji meraih saku di sebelah kirinya kemudian menyerahkan sebuah kartu pelajar padaku.

"Apa tidak masalah kalau aku pinjam punyamu sebentar?" aku mengambil kartu itu, "Bagaimana kalau kau mau pinjam buku?" tanyaku sedikit memiringkan kepala.

"Tidak masalah. Aku bisa memakai punya Shun. Iya, kan, Shun?" ujar Seiji menoleh ke belakang dan aku baru menyadari ada Shun berdiri tak jauh darinya sambil memilah buku.

Shun membenarkan kacamatanya, "Terserah padamu."

"Etto ... kalian selalu ke perpustakaan?" tanyaku.

"Tidak juga. Kami sedang mencari referensi," jawab Seiji.

Aku hanya menggangguk sebagai respon dengan mulut berbentuk o, "Kalau begitu, aku pinjam dulu kartu pelajarmu, Kapten. Terima kasih banyak."

Me And The Baby Blue BoyWhere stories live. Discover now