17Q: Mereka Mirip Aika dan Tsuki!

1.2K 108 3
                                    

17Q

Mereka Mirip Aika dan Tsuki!

*****

Karena ini adalah hari terakhir kami berliburan di tempat ini, Aika-senpai menyuruh para anggota untuk bermain basket di lapangan penginapan setelah berlari --- dari hari sebelumnya --- di tepi pantai. Pagi hari seperti saat ini adalah waktu yang tepat untuk berlarian di lapangan, saling melempor bola, juga melompat kesana kemari. Beberapa anggota sudah selesai bertanding dan menghabiskan waktu untuk berkumpul serta bercanda sedangkan di lapangan ini sedang ada pertarungan panas antara tim Digo dan tim Aoki. Semangat kedua pemuda itu seolah-olah membara padahal ini hanya latihan biasa. Tidak heran bila keduanya bertanding satu sama lain akan lama dan merekalah yang paling banyak mengeluarkan keringat seperti habis mandi.

Selesai latihan dan makan siang, kami berjalan-jalan di sekitar daerah ini, singgah ke berbagai tempat untuk sekedar berfoto dan saat malam menjelang, kami makan di salah satu kafe di daerah Floren Hills ini. Hari ini sungguh menyenangkan dan momen ini tak akan kulupakan.

"Kapan-kapan kita liburan ke sini lagi, ya?" Tsuki berkata sembari menarik selimut lalu merebahkan tubuh di ranjangnya.

Aika-senpai menghela napas. Terlihat dari tatapan matanya dia tak yakin, "Jika ada waktu. Tahun depan kami sudah lulus dari sekolah."

Oh, ya. Benar juga. Aika-senpai sudah kelas tiga dan semester dua dia harus mulai serius karena menjelang ujian akhir.

Tsuki mengangguk-angguk mengerti lalu mengganti topik pembicaraan, "Ngomong-ngomong, pengalaman apa saja yang berkesan bagi kalian?"

Aika-senpai terdiam sejenak, "Pemandian air panas!"

"Ah! Begitu juga denganku! Tapi yang lain juga menyenangkan," Tsuki tersenyum.

Sementara kedua gadis itu bercakap-cakap, aku kembali mengingat-ingat kejadian selama berliburan di tempat ini. Aku membenarkan posisiku dari yang tengkurap menjadi berbaring, menatap langit-langit kamar.

Menurutku yang paling berkesan adalah... bisa melihat Ren lagi. Ingin sekali aku melihatnya, berpikir kami akan bertemu di sekitar tempat ini tapi nyatanya Ren seolah-olah hilang tak berbekas. Sejak aku melihatnya di mini market itu, aku tidak ada melihatnya lagi maupun mendengar namanya saat ada orang yang memanggil.

Muncullah beberapa pertanyaan di kepalaku. Apakah itu benar-benar Ren? Jika benar, apa yang dilakukannya di tempat ini? Apakah dia menyadari keberadaanku? Bisakah kita bertemu lagi?

Di sisi yang lain pada diriku, yang membuatku semakin heran dan bingung, detak jantungku serasa bekerja lebih cepat ketika aku... melihat dan bertemu pandang pada Kuroko. Jujur, aku mulai merasa nyaman bersamanya walaupun kami jarang bicara. Seperti kejadian beberapa jam yang lalu, ketika aku nyaris tersesat saat kami berjalan-jalan, Kuroko-lah yang menemaniku hingga kami kembali ke rombongan.

Aku berpikir, kenapa Kaho-senpai bisa menduga bahwa aku menyukai Kuroko? Aku bilang padanya aku tidak menaruh rasa lebih pada pemuda itu dan hanya menganggap dia sebagai teman. Kaho-senpai bilang,yang membuat dia menduga seperti itu hanya karena Kuroko lebih sering bersamaku, bukan bersama gadis yang lain. Aku bisa memakluminya. Aku sebagai Manager di klubku, jadi wajar saja bila kami dekat. Tak hanya dengan Kuroko, aku juga dekat dengan anggota yang lain.

Jadi, pemikiran aneh-aneh seperti 'Dua cinta satu hati' itu tidak kupikirkan lagi. Jika benar seperti itu, berarti aku gadis yang egois dan pengecut. Aku hanya cukup menyukai satu orang. Yaitu Ren!

***

Menginap di Floren Hills akhirnya selesai. Kini kami satu per satu naik ke bus untuk menuju kota diiringi labaian sampai jumpa dari Kaho-senpai. Tidak seperti kemarin yang harus duduk di belakang, kali ini aku duduk di depan, di dekat supir bus. Perjalanan kali ini tidak ada habatan namun mampu membuatku merasa bosan seketika begitu signal ponselku tidak ada sama sekali. Yang kulakukan hanya mendengarkan musik lewat earphone dan mencoba untuk memejam-mejamkan mata sedangkan Aika-senpai asyik berbicara dengan Tsuki seolah-olah aku tidak berada di depan mereka.

Me And The Baby Blue BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang