11Q: Kemari, Anjing Pintar

1.6K 142 5
                                    

11Q

Kemari, Anjing Pintar

*****

Aku izin tidak masuk sekolah selama satu minggu penuh dan kini aku sudah mulai pulih. Entah kejadian apa di sekolah aku tidak tahu dan sebenarnya aku juga tidak mau tahu. Selama aku sakit, Aika-senpai dan beberapa anggota klubku juga datang menjenguk. Setidaknya aku merasa terhibur walaupun terkadang harus menahan debaran jantung karena pemuda-pemuda itu.

"Sudah kubilang bukan salahku!" tegas seseorang dari dalam kelas 2-B.

Aku melangkah masuk ke kelas yang baru ada beberapa siswa. Seperti biasa Hana dan Austin beradu mulut, entah apa yang mereka bahas. Aku tidak menghiraukan mereka dan menunduk begitu lengan Austin tiba-tiba terentang. Dia menunjuk Hana yang di depannya dan mulai marah-marah. Aku memutarkan bola mata ketika mereka semakin ribut dan aku segera saja menuju deretan bangkuku.

"Guys, berhentilah bertengkar---woah!"

Mataku terbelalak begitu aku menyadari wajahku nyaris menghantam lantai. Sebelah tanganku berhasil ditahan seseorang yang tadi menabrakku. Tak hanya aku, pemuda yang kini menahankupun ikut merasakan keterkejutan.

H---Hampir saja aku jatuh! Jika aku tidak ditahan Ayashi, aku tidak tahu lagi!

"R---Reika, kau baik-baik saja?" tanya Ayashi gugup perlahan menarik tanganku dan membantuku berdiri.

Aku mengangguk tak kalah gugupnya kemudian menelan ludah, "T---Terima kasih, Ayashi."

Ayashi tersenyum, "Sama-sama. Dan maafkan aku. Aku tidak melihatmu tadi."

Aku menggeleng, "Ini hanya kecelakaan. Jangan menyalahkan dirimu---"

"Reika-chan? Reika-chan! Kau sembuh!" Hana menghampiriku lalu sebuah pelukan kuterima, "Aku mengkhawatirkanmu. Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik-baik saja. Uh … Hana, bisa lepaskan pelukanmu? Kakiku masih sedikit sakit," ujarku dan Hana segera melepaskan pelukkannya.

"Maafkan aku. Kau masih sakit? Kalau kau membutuhkan sesuatu, bilang saja padaku!" ujar Hana bersemangat.

Aku terkekeh, "Hai. Hai. Terima kasih. Aku ke bangkuku dulu, ya?"

Hana mengangguk dan membiarkanku lewat. Aku segera ke bangku dan meletakkan tasku kemudian mengeluarkan beberapa buku untuk di jam pertama ini.

"Reika-san," panggil seseorang yang sudah ada di samping mejaku dan anehnya aku merasa biasa saja --- tidak terkejut sama sekali.

Aku menoleh, "Ya, Kuroko?"

"Ini. Semoga bisa membantumu," ujar Kuroko seraya menyerahkan sebuah buku catatan.

Aku menerimanya kemudian tersenyum tipis, "Terima kasih. Aku akan mengembalikannya segera."

"Jangan terburu-buru."

Aku mengangguk sekali, "Baiklah."

"Bagaimana dengan kakimu?"

Deg!

E---Eh? Kenapa jantungku ini?! Aneh! Kuroko hanya menanyakan keadaanku saja, kan? Apa karena dia orang yang tidak begitu peduli padaku dan ketika dia bertanya hal wajar seperti itu sudah membuatku gugup? Ya. Mungkin saja.

"A---Aku baik-baik saja," jawabku cepat.

"Semoga cepat sembuh," ujar Kuroko. Sebelum aku sempat membalas, dia sudah ke bangkunya.

Aku menghela napas sebelum membuka catatan Kuroko dan mulai menyalinnya.

***

Sekarang waktunya istirahat dan kelas mulai sepi. Aku mengeluarkan kotak bekalku dan membukanya. Senyumanku mengembang begitu melihat apa menu hari ini dan merengut begitu melihat brokoli. Ugh. Kenapa Mom selalu memasukkannya? Padahal aku sudah bilang aku tidak suka.

Me And The Baby Blue BoyWhere stories live. Discover now