15) Pasangan Latihan

18 3 0
                                    

oOoOo

"Baiklah, sudah diputuskan bahwa kita akan berpartisipasi dalam perlombaan di Festival English Day bulan depan!" seru pak Ashel, di hadapan anggota klub dengan reaksi yang berbeda-beda.

"Glen dan Riana, akan mengikuti lomba debat. Vina akan mengikuti lomba pidato. Fiko dan Dina lomba bernyanyi, Alex dan Arunika akan mengikuti lomba story telling," lanjutnya, membaca nama-nama yang ada di secarik kertas di tangannya.

"Saya senang kalian semua bisa berpartisipasi, mari kita lakukan yang terbaik, selama satu bulan ini. I know, we can do it! Good luck, everyone!"

Beberapa hari ini, para anggota klub bahasa Inggris mulai disibukkan dengan mempelajari materi dan latihan untuk persiapan lomba. Tak terkecuali Aru, yang masih mencoba untuk belajar grammar dan pengucapan bahasa Inggris yang benar.

Sejujurnya, ia berusaha untuk menolak untuk mengikuti perlombaan ini. Akan tetapi, pak Ashel meyakinkannya untuk ikut. Dan perlombaan story telling, sedikit menarik perhatiannya. Arunika memilih cerita Romeo and Juliet, untuk perlombaan nantinya.

Sama sepertinya, Alex ternyata terlebih dahulu mendaftarkan diri untuk mengikuti perlombaan tersebut. Sulit diterima, tapi di antara mereka, Alex adalah siswa yang paling jago dalam berbahasa Inggris.

Terkadang di suatu kesempatan, mereka melihat pria itu mengobrol dengan pak Ashel, menggunakan bahasa Inggris. Alex mengambil cerita Swan Lake, untuk ia tampilkan di perlombaan nanti.

Fiko dan seorang gadis yang selalu nampak serius, Dina, mengikuti lomba bernyanyi. Awalnya, hanya Fiko yang akan berpartisipasi. Tapi berkat ide super cemerlang dari pak Ashel, Dina yang memiliki suara indah akan diiringi oleh permainan piano milik Fiko.

Vina yang selalu nampak canggung, memberanikan diri untuk mengikuti lomba pidato bahasa Inggris. Dengan bermodalkan pengalaman semasa sekolah dasar dulu. Sementara Glen yang penuh semangat dan Riana yang pintar, masuk ke dalam lomba debat.

Setelah pak Ashel selesai memberikan materi, para anggota akan dibimbing saat latihan berlangsung. Hari ini, pak Ashel terfokus pada pemilihan lagu yang akan dibawakan oleh Dina dan Fiko nanti. Mereka menggunakan klub musik, sebagai tempat latihan.

Sementara Arunika, menggunakan earphone untuk mendengarkan video story telling yang dirinya tonton di internet. Terkadang, mulutnya bergerak, meniru bagaimana kalimat demi kalimat diucapkan.

Gadis itu menoleh cepat, saat seseorang menarik earphone itu dari telinga sebelah kanannya. Ada Alex di sana, yang bertolak pinggang. Membawa selembar kertas yang merupakan naskah miliknya. "Sudah sampai mana?" Ia bertanya.

"Aku baru hafal tiga paragraf," ucap Aru, melirik kertasnya, yang berisikan naskah cerita dengan total tujuh paragraf.

"Benarkah? Tidak apa, itu sudah sangat bagus," katanya, "sini, biar aku lihat." Aru memberikan naskahnya, membiarkan Alex berdiam beberapa saat karena tengah membacanya.

"Kau memilih cerita yang bagus, Arunika. Cara membacanya tidak terlalu sulit, tiap kalimatnya juga mudah diingat."

"Itu mungkin bagimu, tidak bagiku."

Pria itu tertawa kecil, kemudian duduk di samping Arunika, yang bersandar di rak buku. "Belajar bahasa memang tidak mudah, tapi bahasa adalah penghubung antar manusia. Mempelajari bahasa asing, tidak akan membuatmu rugi sama sekali. Melainkan akan membuka matamu, betapa banyaknya keberagaman di dunia ini."

Seberang JendelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang