Delapan

4K 465 11
                                    

"Om S..Sunghoon, i..ini saya... S..Sean."

Sunghoon terperanjat kaget dan seketika melepaskan serangannya. Matanya melotot melihat sosok di depannya.

Siapa tadi katanya?

Sunghoon menggeleng. Jantungnya yang tadi sudah bergejolak, makin tak karuan.

Ini nggak mungkin. Tapi...baju yang dipakai sama orang di depannya ini memang mirip sama baju yang Hana beli di toko kemaren.

"S..saya cuma mau m..minum susu, om Sunghoon."

Orang di depannya ini tersenyum sambil menunjuk gelas yang sudah pecah di lantai.

Nggak.

Ini nggak mungkin.

Orang tersebut berjalan mendekat.

"Maaf kalau saya bangunin om Sunghoon."

Jantung Sunghoon benar-banar mau copot rasanya. Orang itu tersenyum, tapi kenapa terlihat mengerikan.

"Nggak, ini nggak mungkin. Kamu cuma boneka."

"Tapi saya..."

Brukk!!

Sunghoon pingsan.
-------------------------------------------

Sunghoon terbangun karna rasa nyeri di seluruh tubuhnya. Kepalanya juga berkedut. Lalu dengan perlahan ia membuka mata. Mengedip-ngedipkan matanya. Berusaha yakin dengan penglihatannya sendiri.

Kenapa dirinya tidur di dapur? Mana di lantai pula.

Apa yang terjadi.

Arrgg kepalanya sakit. Bahunya sakit. Punggungnya juga sakit. Bahkan pantatnya pun ikutan sakit.

Sunghoon mencoba mengingat. Lalu seketika dirinya berdiri. Pandangannya mengarah ke depan kompor.

Ia ingat.

Seseorang itu...
Siapa tadi katanya?
Sean?

Dengan cepat sunghoon mendekat ke kompor. Lalu melihat ke arah toples susu. Di sana, toplesnya masih terletak di sana. Tidak berubah sedikitpun.

Oh iya gelas, tadi gelasnya pecah.

Sunghoon mengecek tong sampah, tapi tidak ada tanda-tanda gelas pecah di tong sampah.

Apa ini cuma mimpi? Mimpi jika Sean yang hanya sebuah berbi bisa hidup bahkan bisa minum susu?

Apa ia mimpi berjalan? Lalu tertidur di dapur? Dan bermimpi tentang Sean?

Ini mungkin aja, karna memang pikirannya banyak tersita oleh boneka itu.

Tapi kenapa terasa nyata?

Orang yang berdiri di sana tadi, benar-benar terasa nyata. Tersenyum, bahkan memanggilnya om.

Sunghoon menggeleng.

Nggak mungkin.

Ini pasti cuma mimpi.

Kayaknya ia harus kurang-kurangi memikirkan Sean.

Sunghoon dengan perlahan berjalan ke lantai atas. Ke kamarnya. Kepalanya masih berkedut, ia harus hati-hati. Salah langkah, maka ia akan langsung berguling ke bawah.
--------------------------------------------

Pagi ini entah bagaimana terasa adem ayem. Hana yang makan nasi gorengnya dengan lahap sambil minum susu.
Tapi hana terlalu hening. Tidak seperti biasanya, membahas tentang Sean.

Sunghoon memukul kepalanya pelan. Baru aja tadi malam ia janji untuk nggak terlalu mikirin boneka itu.

"Om Sunghoon kenapa? Kepalanya sakit ya?"

My Barbie Doll | Sunsun's storyOnde histórias criam vida. Descubra agora