Delapan belas

3.8K 449 12
                                    

"Saya akan kabari lagi kapan kita adakan rapat selanjutnya. Tapi kalau dirasa masih aman, kita tidak usah rapat saja."

Semua yang ada di meja makan itu mengangguk. Keenam orang itu udah selesai makan sejak beberapa belas menit yang lalu, dan dilanjutkan dengan rapat kecil.

"Baiklah, karna bapak-bapak semua ada jadwal mengajar, kita akhiri pertemuan kita hari ini."

Heeseung mengangguk, mengambil barang-barang yang ada di meja lalu berdiri dan diikuti kelima anggotanya.

Enam orang dosen itu mulai berjalan keluar, Sunghoon sengaja melambatkan jalannya karna ia mau tanya Heeseung sesuatu.

Empat dosen lain berbelok ke gedung tempat ruang dosen, sedangkan Heeseung belok ke kantor dekan. Sunghoon pun mengikutinya dari belakang, membuat Heeseung sadar lalu berhenti.

"Ada apa, pak Sunghoon?"

"Saya boleh tanya sesuatu pak Heeseung?"

"Oh boleh, silahkan."

"Tadi saya tidak sengaja dengar dari dosen yang sedang mengobrol, katanya ada mahasiswa jurusan bahasa inggris yang hilang hampir dua bulan ya?"

Heeseung mengernyitkan keningnya.

"Pak Sunghoon baru tau?"

Eh?

"Mm iya pak Heeseung."

"Aduh, pak Sunghoon harus lebih banyak bergaul lagi dengan dosen-dosen lain agar tidak ketinggalan berita seperti ini."

Oke, sudah ketiga kalinya saran yang sama ia terima hari ini. Sunghoon menggaruk belakang kepalanya.

"Jadi itu benar, yang saya denger, si yang hilang ini terakhir ketemu temannya pas liburan semester. Setelah itu dia nggak ada jejak sama sekali. Pihak kampus sudah mencari tau waktu awal-awal berita ini muncul. Tapi kosnya kosong. Teman kosnya pun nggak ada lihat dia sejak awal liburan.

Anehnya, di kos semuanya masih lengkap. Koper, baju, peralatan, dompetnya pun masih ada. Yang hilang cuma hp nya yang nggak aktif."

Sunghoon ingat perkataan Jay dan Jake waktu di kantin tadi. Kedua orang tuanya sudah lama bercerai dan keduanya menjalani kehidupan masing-masing.

Apa mereka nggak peduli sama anaknya?

"Pak Sunghoon kok ngelamun?"

Sunghoon tersentak. Lalu tersenyum samar.

"Saya cuma kepikiran sama mahasiswa itu pak Heeseung."

"Tenang aja pak Sunghoon, jurusan mereka sudah minta tolong ke polisi kok. Jadi tinggal tunggu kabarnya saja. Yasudah pak Sunghoon, saya mau ke kantor dekan dulu."

Sunghoon mengangguk. Pikirannya berkelana.

Sampai tiba-tiba matanya sedikit membesar.

Jangan-jangan...?
--------------------------------------------

Sunghoon menuangkan air putih ke gelas Hana. Saat ini, mereka sedang makan malam.

"Sean kenapa nggak ikut makan?"

"Sean capek om. Tadi habis karaoke sama aku."

"Trus sekarang Sean gimana?"

"Lagi tidur."

Hana mengunyah makanan tanpa peduli bagaimana ekspresi om nya. Sunghoon ingin bertanya pada Sean. Apakah Sean mahasiswa jurusan Bahasa Inggris di kampusnya. Kalau iya, berarti Sean yang sedang dibicarakan dosen-dosen tadi.

"Om."

Sunghoon sadar dari lamunannya.

"Iya?"

"Om mau nggak kita bertiga jalan-jalan? Aku mau bawa Sean jalan-jalan. Kasian dia di rumah terus."

My Barbie Doll | Sunsun's storyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin