Tiga puluh enam‼️

5K 428 27
                                    

Ya, iya percaya pada Sunghoon. Maka dari itu, Sean mengambil napas pelan, lalu menghembuskannya.

"Aku bakal kasih tau kakak, semuanya. Tapi aku harus tidur. Nanti, aku janji."

Sean menunjukkan lengan kanannya ke Sunghoon. Di sana, angka 7 terpampang dengan jelas dan berwarna merah.

No, Sunghoon tidak sesabar itu. Sunghoon berjalan mendekat ke tempat Sean duduk.

"I cant wait anymore, Sunoo."
"Tapi kak,"

Sean terdiam saat Sunghoon membungkuk ke arahnya lalu meletakkan lutut kanannya ke kasur dan berada di antara kaki kanan dan kiri Sean. Tangan kanan Sunghoon menelusup di leher kanannya, membuat Sean meremang.

"Let me make it full."

Dan detik berikutnya, Sean sedikit tersentak ke belakang saat Sunghoon menyatukan bibir mereka. Kalau bukan karna tangan Sunghoon menahan belakang kepalanya, mungkin aja mereka berdua terdorong dan berakhir kepalanya membentur kepala kasur.

Sean memejamkan matanya, ini cara lain untuk mengisi batrai ala Sunghoon. Dan ini memang terbukti efektif. Sean sedikit tersenyum dalam ciumannya.

"Kenapa, hm?"

Sunghoon menjaukan sedikit kepalanya dan menatap Sean heran.

Sean menggeleng, "Kiss me more, kak."

Sunghoon tersenyum. Mendekatkan kembali kepalanya, lalu mengecup kening Sean. Kemudian kedua matanya, turun ke hidung, pindah ke pipi kanan dan kirinya, lalu terakhir bibirnya.

Dengan perlahan Sunghoon membaringkan Sean di kasurnya, tidak membiarkan bibir Sean terlepas.

Sunghoon melumat bibir atas dan bawah Sean secara bergantian, menjilati atas bawah, lalu menggigitnya. Ketika bibir Sean terbuka, Sunghoon menelusupkan lidahnya. Membelai lembut lidah Sean, lalu langit-langitnya, terakhir mengabsen gigi-gigi Sean dan kembali menyatukan lidah mereka.

"Aaaahh."

Sean kelepasan.

Dirasa Sean mulai kehabisan napas, Sunghoon turun ke lehernya.

Wangi Sean, kenapa semakin hari semakin kecium jelas. Bahkan ini tidak ada sama sekali wangi sabun Hana. Wangi Sean membuat Sunghoon kalap lalu mulai menciumi, menjilati, bahkan menghisap setiap inci leher Sean membuat kulit lehernya yang mulus itu menjadi merah dan penuh kissmark.

Tangan kiri Sunghoon mulai membuka kancing baju Sean. Sedangkan tangan kanannya mengelus tengkuk belakang Sean.

Sean bisa gila rasanya.

Setelah kancing itu terbuka semua, dengan perlahan tangan kirinya mengelus selembut mungkin lengah atasnya.

Sean sedikit menggigit bibirnya saat Sunghoon menggigit bahunya. Perih. Sean yakin itu akan membekas besok.

"Kakkhh."
"Mm?"
"S..sakit."
"Dimana?"

Jari telunjuk Sean terangkat dan meraba pelan belas gigitan Sunghoon di sana.

"Here?"

Sean mengangguk, kemudian terkesiap saat Sunghoon menjilati bahunya itu. Tapi kemudian menggigit lagi bagian yang lain. Membuat Sean pasrah.

Dasar vampir.

Setelah puas dengan bahu Sean, Sunghoon turun lalu mulai menjilati bagian collarbone lalu terus turun ke bawah. Ke nipple nya. Sean bahkan nggak sadar, kapan ia topless . Kapan Sunghoon melepaskan bajunya?

Kedua tangan Sean terkepal meremas seprai saat lidah Sunghoon menyentuh titik sensitif di dadanya. Bahkan buku-buku jarinya sampai memucat karna saking kuatnya Sean mengepal. Itu semua karna lidah Sunghoon.

My Barbie Doll | Sunsun's storyWhere stories live. Discover now