Dua puluh lima

4K 493 27
                                    

Pukul stengah 8 pagi mata Sean terbuka. Dirinya meregang sebentar lalu mengernyit. Ruangan ini terasa asing.

Oh kamar hotel.

Sean lalu memiringkan kepalanya, menatap satu-satunya orang yang sedang tidur dengan lelap di sana. Sunghoon. Sean sedikit memundurkan kepalanya ketika hidungnya hampir bersentuhan dengan hidung Sunghoon.

Sunghoon tidur terlalu dekat dengannya.

Sean memilih untuk bangun dari kasur, lalu dengan perlahan Sean duduk dan mengangkat kakinya. Ketika kakinya hampir saja menyentuh lantai, sebuah tangan terangkat lalu mendorong bahunya hingga ia rebah kembali ke kasur.

Sean berdecak.

"Nanti aja."
"Ini udah siang loh."
"5 menit lagi."
"Nanti sarapan di bawah habis gimana?"
"Tinggal beli."

Sean mendengus ketika merasakan tangan Sunghoon yang tadi di bahunya pindah ke pinggangnya, lalu mendorong tubuh Sean makin merapat ke Sunghoon. Membuat hidung Sunghoon langsung bersentuhan dengan lehernya.

"Hana pasti udah nunggu kita. Ayo dong."
"Belum juga 5 menit."
"Kak Sunghoon jangan dijilat ih."

Wajah Sean memerah.
Sunghoon menjilat lehernya.

Satu kata didepan itu membuat Sunghoon tersenyum.

Kak.

Sean tidak lagi memanggilnya om. Tapi kak. Hasil bujukannya tadi malam.

"Lagi dong."
"Apaan yang lagi?"
"Panggil kak nya."
"Lepas dulu, baru aku panggil lagi."

Lagi, Sunghoon tersenyum. Sean tak lagi menggunakan kata saya. Tapi aku. Hasil ombrolan tadi malam juga.

"Ayoo dong."

Sunghoon menggeleng-gelengkan kepalanya membuat Sean kegelian karna hidung Sunghoon masih menyentuh lehernya.

"Stop kakk."

Sean mendorong dada Sunghoon dengan tangannya. Ketika Sunghoon lengah Sean dengan cepat berguling ke kiri dan langsung berdiri. Sean tertawa melihat wajah cemberut Sunghoon.

"Aku mau ke kamar mandi dulu, pokoknya kita harus cepat ketemu Hana."

Setelah pintu kamar mandi tertutup, Sunghoon menelentangkan dirinya di kasur. Percakapan mereka tadi malam terlintas dipikirannya.

Dirinya tersenyum.

Ah Sunghoon merasa seperti remaja lagi.
------------------------------------------

"Om harus tanggung jawab."

Sebelah alis Sunghoon terangkat.

"Kamu hamil habis saya cium tadi?"

"Heh enak aja." Mata Sean melotot. "Bukan tanggung jawab itu."

"Terus?"

"Batrai saya full, jadi nggak bisa tidur."

Oh

Sunghoon paham.

Selagi batrai Sean masih di atas 95%, Sean tak akan bisa tidur.

"Trus mau ngapain?"

Sean mengangkat bahu.

"Kasih ide dong, om."

"Saya punya ide, kamu gundar kamar mandi aja."

My Barbie Doll | Sunsun's storyWhere stories live. Discover now