Sepuluh

4.1K 522 28
                                    

Sunghoon mengunci hp nya. Ia berniat ke kamar Hana dan mengambil langsung boneka itu.

Baru selangkah ia berjalan, terdengar pintu terbuka lalu tertutup kembali. Sunghoon membuka kembali hp nya lalu menekan kamera. Ia ingin tau siapa yang keluar kamar.

Dengan perlahan Sunghoon mengarahkan lagi hp nya ke arah ruang tamu, kemudian merekamnya.

Cukup sebentar saja, ia hanya ingin lihat itu siapa. Lalu Sunghoon memutar video yang ia rekam. Dan,

Sean yang keluar kamar menuju dapur. Dengan cepat Sunghoon menyimpan hp nya lalu melonggarkan dasi yang ia pakai dan dengan cepat menggulungnya di kedua tangannya.

Sunghoon berjalan pelan ke dapur. Ia melihat Sean sedang sibuk mengambil gelas lalu memasukkan gula ke dalamnya. Sepertinya akan membuat susu.

Hanya dengan dua langkah lebar Sunghoon menarik kedua tangan Sean lalu menarik tubuhnya untuk di dudukkan di kursi makan lalu mengikat kedua tangan itu ke belakang dengan dasi.

"I got you."

Sean kaget lalu memberontak. Ini nggak seharusnya terjadi.

"Om Sunghoon please lepasin saya!!"

Setelah mengikat tangan Sean, Sunghoon mendudukkan dirinya di kursi depan Sean.

Tapi Sunghoon kesusahan lihat wajah Sean, karna dia terus menunduk.

"Om please."

"Kalau ngomong sama orang, lihat mata orangnya."

Sean menggeleng pelan. Ia harus berhenti memberontak. Kalau tidak, tamat sudah dirinya.

Sean terdiam. Ia ceroboh. Nggak seharusnya ia merasa bebas di rumah orang lain. Nggak seharusnya ia keluar kamar tadi.

Seharusnya cuma Hana yang boleh tau.

Tapi sekarang...

Sunghoon sudah dihadapannya.

Sean tetap menunduk, ia nggak mau Sunghoon liat wajahnya. Untungnya, poni rambutnya menutupi bagian mata Sean.

"Saya nggak akan lepasin ikatan kamu sebelum kamu jelasin semuanya."

Sean terus menunduk. Berpikir bagaimana caranya kabur.

Tapi itu mustahil.

Ia terikat dan ikatannya begitu kuat.

"Om, please."

Sean mulai nggak bisa nahan air matanya.

Ini gawat. Sunghoon sudah lihat wujud manusianya.

Manusia mana yang nggak takut kalau ada boneka hidup.

Sean takut kalau Sunghoon bakal buang dirinya.

Sean nggak mau itu terjadi lagi.

"Saya janji bakal jelasin semuanya, tapi please lepasin dulu."

"Liat sini."

Air mata itu menetes.

Mungkin ini jalan satu-satunya. Ia harus bisa meyakinkan Sunghoon kalau dirinya bukanlah boneka jahat.

Dengan perlahan Sean mengangkat wajahnya. Menatap langsung wajah Sunghoon yang terpaku.

Sunghoon terdiam di tempat.

Wajah putih mulus dengan air mata yang terus mengalir, mata indah yang berwarna coklat terang, hidung mancung yang tajam, bahkan bibir itu...

Sunghoon kembali menatap mata Sean. Mata coklat yang indah.

My Barbie Doll | Sunsun's storyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon