Tiga puluh satu

3.3K 415 3
                                    

Sean mengeringkan rambut Hana dengan handuk. Sore ini, sehabis pulang dari pantai, mereka langsung bebersih. Sekujur badan mereka lembab karna kena angin pantai. Tadi mereka mandi bergiliran. Pertama yang mandi adalah Sean, lalu baru Hana.

"Kenapa Sean nggak pakai piyama barunya?"

Hana menatap baju piyama Sean yang ia beli waktu awal-awal Sean hadir. Bukannya Sean punya piyama baru? Kenapa nggak dipakai?

"Piyamanya lagi dicuci."
"Kan baru? Kok dicuci?"
"Ya biar bersih aja."

Sean nggak mungkin kasih tau Hana kan kalau piyamanya udah dipakai?

"Kayaknya kita perlu beli piyama lagi deh."
"Dua ini cukup kok."

Sean mengambil sisir. Lalu mulai menyisir rambut panjang Hana.

Ya, dua saja sudah cukup. Untuk apa punya piyama banyak-banyak. Toh ia juga tak selamanya tinggal disini kan.

Sean berhenti sebentar. Memikirkan bahwa suatu hari ia tak akan bertemu Hana lagi membuat jantungnya bagai ditekan batu besar. Napasnya sesak.

Hah

Sean membuang napas kasar lalu melanjutkan menyisir rambut Hana. Setelah selesai, Sean memutar tubuh Hana. Lalu menatapnya dalam. Mengamati wajah cantik, dengan mata bulat berwarna hitam, hidung kecil, bibir tipis, dan pipi tembem itu, lalu menghafalnya.

"Sean kenapa?"

Hana tak tau arti tatapan Sean, tapi ia sadar, Sean memikirkan sesuatu.

"Aku boleh peluk Hana?"

Hana mengangguk sambil tersenyum. Membalas pelukan Sean. Hana tak tau Sean kenapa, tapi ia berharap pelukannya bisa membuat Sean nyaman.

"Hana."
"Iya?"
"Mama Hana ada bilang sesuatu nggak sama Hana?"

Hana mengangguk ragu.

"Aku boleh tau apa?"

"Tapi kata om Sunghoon, Sean nggak boleh tau."

"Kalau aku minta tolong Hana kasih tau ke aku, Hana mau nggak?"

Lama Hana terdiam. Ia sudah berjanji pada Sunghoon untuk nggak ngasih tau Sean apapun yang mamanya bilang tadi waktu di kantor.

"Hana nggak mau ya?"

"Kalau aku nggak kasih tau Sean, Sean bakal sedih nggak?"

Sean mengangguk.
"Aku sedih karna Hana main rahasia-rahasian, dan aku nggak diajak."

"Tapi nanti om Sunghoon marah."

"Asal om Sunghoon nggak tau dan Hana nggak ngasih tau, nggak akan marah kok."

"Yaudah aku kasih tau."

Hana melepaskan pelukannya.

"Sean jangan sedih lagi ya?"

Sean tersenyum sambil mengangguk.

"Tadi mama bilang, aku udah bisa balik ke rumah. Kerjaan mama udah mau selesai, tinggal promosi aja. Aku udah bisa tidur sama mama lagi."

"Itu artinya kita nggak tidur disini lagi kan?"

Hana mengangguk.

"Berarti, mama Hana udah nggak sibuk lagi kan?"

Hana mengangguk lagi.

"Ada lagi nggak rahasianya?"

Hana menggigit bibir bawahnya, semoga aja om nya nggak tau kalau ia membocorkan rahasianya ke Sean.

"Mulai besok papa udah nggak sibuk. Jadi papa nggak akan pulang telat lagi."

"Itu artinya, Hana udah bisa bareng-bareng mama sama papa Hana lagi kan?"

My Barbie Doll | Sunsun's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang