Dua puluh delapan

3.6K 468 20
                                    

"Kak Sunghoon d..dapat info darimana?"

"Itu kamu kan?"

Sunghoon mengulang kembali pertanyaannya. Membuat Sean terdiam.

Darimana Sunghoon tau dirinya mahasiswa Uniland? Darimana Sunghoon tau jurusannya?

Melihat Sean terdiam, Sunghoon mendengus keras.

"Kamu beneran nggak mau jawab?"

"I..iya. Itu aku."

Sean menelan ludahnya. Tatapan tajam Sunghoon membuat nyalinya ciut. Sunghoon benar-benar mengerikan sekarang.

"Tapi kak Sunghoon tau darimana?"

Sean bertanya sambil menunduk. Nggak sanggup liat mata Sunghoon.

"Kakak bahkan kenal sama dospem kamu."

Dengan segera Sean mengangkat kepalanya. Menatap tak percaya ke Sunghoon.

Sean memicing. Sesuatu hinggap dipikirannya.

Nggak mungkin kan kalau Sunghoon itu...

"Kakak dosen di Uniland?"

Sunghoon mengangguk. Perut Sean mulai mules.

"Fakultas Bahasa dan Seni?"

Lagi, Sunghoon mengangguk.

Sean menutup mulut.

3 tahun dirinya kuliah nggak pernah sekalipun ia lihat Sunghoon di sekitaran Fakultas. Sean itu tipe-tipe friendly yang banyak teman. Temannya nggak hanya sejurusan tapi juga sefakultas. Jadi dia lumayan sering main di gedung kelas jurusan lain. Bisa dibilang, semua tempat di fakultasnya sudah pernah ia datangi. Kecuali ruangan dosen.

"Aku nggak pernah liat kakak."

Jika Sean tipe orang ramah yang suka keramaian. Lain hal dengan Sunghoon yang malas berbasa-basi dengan dosen lain. Makanya Sunghoon kalau di kampus ia cuma di ruangannya atau di kelas. Setelah itu pulang. Ia ngapu.

Ngajar-pulang, ngajar-pulang.

Jadi, kemungkinan Sean bertemu dengannya pasti kecil.

"Kenapa kamu nggak pernah cerita apa-apa?"

"Kakak nggak tanya. Lagian aku udah ceritain hampir semuanya tentang aku."

"Kamu tau, kakak jadi ngerasa bersalah sama mereka. Pak Jay, dia yang paling pusing nyariin kamu. Sedangkan kamu di sini sama kakak."

"Dibanding kakak, aku lebih ngerasa bersalah ke mereka. Aku belum sempat ngomong ke teman aku lagi habis pulang liburan. Tapi aku nya langsung ngilang gitu aja. Mereka juga pasti lagi nyariin aku."

"Minggu kemaren, kamu lari karna ketemu pak Jay kan?"

Sean terbatuk. Sunghoon tau darimana?

Sunghoon melihat raut wajah Sean, Sean pasti penasaran.

"Tadi kakak makan di kantin dosen. Semeja sama pak Jay. Dia cerita ketemu orang yang mirip kamu di Mall Hybe. Tapi kamunya lari."

Sean menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Aku nggak mau ketemu sama siapa-siapa dulu kak."

"Kenapa?"

"Aku belum tau gimana nanti. Kalau aku masih bisa jadi manusia lagi, aku pasti temui mereka langsung. Tapi kalau seandainya kejadian hari Minggu kemaren terulang trus aku nggak bisa selamat lagi, aku nggak mau mereka denger kabar kalau aku mati. Jadi biarin aja mereka anggap aku hilang."

Sunghoon terdiam.

"Selagi kamu masih sama kakak, kejadian kemaren nggak akan terulang. Kakak jamin."

"Gimana kalau seandainya kakak nggak di sana sama aku? Kita nggak bisa jamin sesuatu yang sifatnya masa depan kak."

My Barbie Doll | Sunsun's storyWhere stories live. Discover now