After story 5

2.9K 433 23
                                    

Angin berhembus sepoi dan menerbangkan helaian rambut kedua manusia itu. Snack yang sudah terbuka itu, berserakan di sekitaran mereka. Kotor. Dan minuman botol yang ada di tangan Hana, jatuh berguling dan berakhir di got kecil yang membatasi taman dengan lantai koridor. Meskipun belum dibuka, tapi mustahil untuk diambil.

Suara pelan Hana tertiup oleh angin. Orang di depannya masih sibuk menatapnya. Memastikan ia baik-baik saja.

"Aduh kakak minta maaf ya, kakak nggak liat kamu."

Hana mengerjapkan matanya. Lalu menunduk. Menggigit bibir. Menahan air mata keluar dari kedua matanya.

"Eh jangan nangis, ini semua kakak ganti kok."

Orang itu panik. Wajah imut di depannya semakin berwarna merah. Matanya semakin berkaca-kaca.

"Maaf ya, yuk kita ke kantin. Kakak beliin lagi makanan sama minuman botol kamu. Mau ya?"

Dengan pelan Hana mengangguk. Lalu berjalan pelan mengikuti sambil mengelap air matanya yang tumpah.
———————————————————————-

"Kita belum kenalan ya? Nama kamu siapa?"

Hana memasukkan satu butir ciki ke dalam mulutnya, mengunyah pelan. Matanya tak pernah lepas dari wajah orang di sampingnya. Ia tidak tau situasi ini kenapa? Tapi, nanti ia akan tanyakan.

"Aku Hana, kalau kakak?"
"Aku Sunoo. Kamu anak dosen siapa?"
"Bukan, aku ponakannya om Sunghoon."

Sunoo. Orang yang menabrak Hana tadi, hanya mengangguk.

"Trus, ngapain sendirian di taman?"

"Om Sunghoon lagi ngajar, aku bosen di ruangan aja."

Sesaat hening. Lalu,

"Kak Sunoo enggak kuliah?"

Rasa pahit langsung menjalari lidah Hana. Sunoo. Nama itu tak pernah ia dengar dan ucapkan sebelumnya. Ia ingin sekali menyebut nama Sean. Tapi, entahlah. Rasanya berbeda. Orang di depannya memang berwajah Sean, tapi tidak tampak seperti Sean.

Sean selalu berbicara dengan intonasi yang lembut dan selalu tersenyum saat bicara dengannya. Sedangkan Sunoo, intonasinya datar dan tidak ada senyum di wajahnya.

"Belum, nanti 30 menit lagi kakak masuk, trus om kamu keluar."

Hana mengambil minuman botolnya, lalu membuka tutup botol. Keras. Ia tak bisa membukanya. Ia melirik Sunoo yang menatap lurus ke depan. Memandang mahasiswa lain yang sedang mengerjakan tugas. Saat ini, mereka ada di taman. Tempat biasanya mahasiswa berkumpul menunggu jam masuk.

Biasanya, Sean akan membukakan tutup botol untuk Hana. Tapi sekarang...

Hana tertegun.

"Kak Sunoo, boleh tolong bukain tutupnya?"

Ia tidak pernah begini dengan Sean, karna Sean selalu siap siaga membantunya.

Sunoo mengambil botol itu lalu dengan sekali putar, tutupnya terbuka.

Keheningan itu terpecahkan saat hp Sunoo berbunyi, dan ia mengangkatnya.

"Halo, Won. Gue di taman. Jadi?"

Hana kembali memperhatikan Sunoo yang sedang berbicara di telpon itu. Hana mengecek dari kepala, sampai kaki. Apakah Sunoo ada terluka? Apakah Sunoo baik-baik saja? Apakah Sunoo...masih mempunyai batrai di lengan kanannya?

Lalu seketika sesuatu yang menggantung di casing hp Sunoo menarik perhatiannya. Gantungan kunci berwarna kuning dan bergambar matahari dengan huruf S&H tergantung indah di sana. Hana tersenyum. Meskipun ia merasa orang di depannya adalah orang lain, tapi gantungan kunci itu membuatnya yakin kembali kalau di depannya adalah Seannya.

My Barbie Doll | Sunsun's storyKde žijí příběhy. Začni objevovat