⚠️

1K 45 3
                                    

"Peat, hari ini kamu ikut kita, kan...?" Tanya noeul

"Maaf ya, sepertinya tidak bisa...." ucap peat sendu.

"Yaahh, emangnya gak bisa libur sehari apa ? Kamu ngga pernah ikut kita loh..." sahut dunk.

Peat menatap ketiga temannya dengan wajah bersalah. Sebenarnya ia ingin pergi, tapi pasti tidak diizinkan.

"Sudahlah, jangan memaksanya. Lagipula kalau peat tidak bekerja, Emang kalian mau ngebiayain kuliahnya...?" Ucap nara.

Mata peat berbinar menatap temannya, seolah mengatakan terimakasih karena sudah membantunya untuk mencari alasan.

"Yaudah deh, tapi di coba ya peat. Tanyain bos mu, mungkin dia akan memberi izin untukmu kali ini...." pinta noeul dan diangguki oleh dunk.

"Iya iya, nanti aku kabarin kalau bisa..." jawab peat dengan pandangan terfokus pada bukunya.

"Peat, ke kantin yuk..?" Ajak noeul

"Maaf ya,, aku harus ke ruangan pak fort..." lagi- lagi peat merasa tidak enak karena terus menolak ajakan temannya.

Ketiga pria itu hanya mengangguk mengerti. Di antara mereka berempat, hanya peat yang aktif dan sering ikut lomba, dan tentu saja paling cerdas.
Buktinya, diantara mereka hanya peat yang berhasil masuk ke kampus elit ini dan mendapatkan beasiswa penuh.

Peat menyusuri koridor dengan cepat, ia juga sesekali menengok kesana kemari untuk memastikan tak ada orang yang melihatnya.

Ia mengetuk pintu ruangan itu dan masuk saat orang yang berada di dalam mengizinkannya.

"Pak,,,?" Panggil peat, alisnya bertaut bingung karena tak menemukan pria itu di ruangannya.

"Pak fort,,?" Panggilnya sekali lagi.

Peat menghela napas panjang, ia berpikir jika dosennya sedang menelpon atau mengerjakan pekerjaannya lebih dulu. Peat memilih menunggu fort dengan menikmati pemandangan gedung -gedung pencakar langit dari jendela.

Eh bukan jendela sih, pintu ? Tembok ?. Peat tidak tau , yang jelas ini adalah kaca besar yang dapat melihat pemandangan dari luar.

 Peat tidak tau , yang jelas ini adalah kaca besar yang dapat melihat pemandangan dari luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Waahh...." satu kata terucap dari mulutnya, ia bukan pertama kalinya melihat pemandangan tersebut tapi hanya sekilas. Ia takjub, ternyata pemandangan sepertini sangat indah.

Mata peat terpejam, tubuhnya sedikit terperanjat saat sebuah tangan melingkar di perutnya.

"Kamu suka...?" Bisik pria bernama fort tepat di belakang telinganya.

"Mmhhh,,,"suara pelan dan lembut itu membuat fort tersenyum tipis, ia kembali menggoda pemuda di hadapannya dengan meniup area sekitar lehernya.

Fort terus menggoda peat, membuat peat bereaksi sesuai dengan keinginannya.
Tangan besar itu bergerak acak dan meremas pantat peat.

In The CampusWhere stories live. Discover now