⚠️++++

545 27 4
                                    

Hari ini adalah hari terakhir mereka liburan dan semuanya sudah membereskan semua barang- barang masing- masing.

Nara sedang membantu peat untuk mengatur barangnya karena ia tidak ada kerjaan, kekasihnya itu melarangnya untuk melakukan pekerjaan itu dan hanya menyuruhnya untuk duduk, tidur dan lainnya.

Ia bosan, jadi memilih untuk ke kamar peat saja. Ia ingin ke kamar noeul tapi temannya itu sedang sibuk mengurus oleh- oleh dan belanjaan lainnya. Saat ke kamar dunk, nara malah melihat adegan yang membuatnya merinding dan jengah.

"Peat, apa kamu sudah memberitahu pak fort tentang masalahmu....?" Tanya nara sambil melipat baju peat. Sebenarnya fort berusia tak jauh dari yin, tapi karena fort adalah rektor di kampusnya. Jadi nara memanggilnya dengan sebutan pak.

"Belum...." jawab peat menggelengkan kepalanya.

"Peat, hubungan kalian bukan lagi sebatas partner tidur tapi sepasang kekasih. Bayangin jika pak fort tau hal ini saat keadaanmu memburuk......." ujar nara, menggenggam tangan sahabatnya.

Peat hanya diam dan menunduk saat mendengar ucapan nara, ia juga tidak ingin menyembunyikan lebih lama. Hanya saja ia takut, ia takut jika apa yang ia harapkan tak sesuai dengan apa yang terjadi.

"Pak fort bukan anak kecil peat, yang mudah terhasut dan labil. Dia pasti akan mengerti dan lebih bisa melindungimu dibanding aku, ingat peat !! Kalian bukan sepasang kekasih yang baru 2 atau 3 tahun, hubungan kalian sudah berjalan selama 7 tahun......" ucap nara lagi.

"Coba kamu bayangin, bagaimana perasaan pak fort saat ia tau kalau kamu tersiksa selama ini ? Bayangin bagaimana hancurnya hati pak fort saat tau jika orang yang dia cintai dan jaga selama ini, ternyata menyembunyikan hal besar seperti ini....?" Lanjutnya.

"Aku takut ra, aku belum siap. Aku takut jika phi fort tidak bisa menerimanya dan menjauhiku....." racau peat, nara yang melihat peat mulai panik pun langsung memeluknya.

"Maafkan aku,,,, maafkan aku karena memaksamu peat. Aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu padamu dan di kepalaku hanya terlintas nama pak fort, aku merasa hanya dia yang bisa melindungi dan membuatmu melupakan masalalu dengan perlahan......" tutur nara dan menepuk- nepuk punggung peat pelan.

"Jangan beritahu phi fort tentang kejadian kemarin,,, aku mohon... aku tidak ingin membuat phi kepikiran....." pinta peat dengan suara serak.

Peat bisa merasakan anggukan kepala nara karena memeluknya.

"Ada apa nih ? Ngapain kalian peluk- pelukan ...." suara itu membuat peat dan nara teekejut dan melepaskan pelukan mereka.

"Ngga ngajak kita lagi. Apa kalian sudah tidak menganggap kita berdua ,huh.... !!" Sambung yang lain.

"Berisik banget sih, kalau mau pelukan tinggal kesini aja dan juga aku sama peat buaknnya tidak menganggap kalian. Hanya saja kita baru ngerencanain, soalnya kalian berdua tuh tidak berguna dan sangat mesum...." seru nara menjahili noeul dan dunk. Peat yang mendengar itu hanya menggeleng pelan.

Hidup nara sepertinya tidak lengkap kalau tidak menjahili salah satu dari mereka sehari saja. Keduanya tidak terima disebut tidak berguna, jadi mereka mengejar nara.

2 lawan 1, peat pikir kali ini nara pasti tertangkap. Tapi siapa sangka jika tubuh kecil itu sangat gesit dan lincah, kemudian dengan mudahnya keluar dari kamar peat untuk menghindari mereka.

Peat hanya bisa menghela napas panjang. Bukannya membantu tapi ketiga temannya itu malah membuat peat harus bekerja 2 kali lipat. Tapi peat juga senang karena ada merekalah ia jadi semangat dan berasa bahagia.

Peat tidak merapikan barang- barangnya yang berserakan karena dilempar tadi, ia hanya melanjutkan untuk melipat pakaian- nya karena malas berpindah tempat.

In The CampusDonde viven las historias. Descúbrelo ahora