++

315 19 2
                                    

Peat semakin gusar dan gelisah, ia masih terngiang-ngiang dengan ucapan bright di telpon beberapa menit yang lalu. Bukan peat yang menelpon, tapi bright-lah yang menelponnya menggunakan ponsel fort.

Saat itu, peat juga tak mengatakan apapun. Ia hanya mendengarkan apa yang bright ucapkan, meskipun tangannya bergetar hebat karena masih terbayang kejadian dimasa lalu.

Bright mengatakan jika Fort adalah saudara angkatnya dan seseorang yang membuatnya seperti ini, bright juga mengatakan jika ia akan melenyapkan fort dan merebut kembali dirinya dari fort.

Jujur saja, peat tidak mengerti. Kepalanya sakit memikirkan teka-teki yang terus bermunculan di otaknya. Jika mereka benar-benar saudara berarti bright dan boss juga saudara ?, lalu yang menyelamatkannya saat itu dari bright adalah ayah bright sendiri ?

Kalau benar begitu, lalu apa hubungannya dengan chimon ? Mengapa bright menculik dan menyekap chimon. Bukankah bright hanya ingin balas dendam pada fort ,tapi mengapa adiknya di seret juga ?

Ribuan pertanyaan dan teka- teki kini mengisi kepala peat, nasib baik karena ia sudah tak perlu memikirkan soal tugas akhir. Tapi tetap saja peat merasa gundah.

"Pak, tolong lebih cepat !!" Suruh peat khawatir.

Sembari menunggu di atas mobil, peat mengecek ponselnya dan melihat maps untuk mengecek sudah dimana mereka.
Peat menghela napas dalam saat tau jika lokasi dari kampus lebih cepat untuk sampai kesana.

Ponsel peat berbunyi dan melihat jika panggilan itu dari noeul, ia segera menjawabnya.

"Halo eul ?" Sapa peat lebih dulu

"Peat, kamu dimana ?" Tanya noeul

"Aku masih di jalan, mungkin 15 menit lagi aku akan tiba disana" jawab peat

"Jangan masuk ke area gedung itu ,oke !! Aku dan yang lainnya menunggumu 100 meter setelah gedung " suruh peat, membuat peat lagi- lagi kebingungan.

"Memangnya ada apa ?" Tanya peat meminta penjelasan

"Di luar gedung di jaga ketat oleh beberapa orang dan mereka membawa senjata. Aku menghubungi phi boss dan menuyuruh kita untuk menunggu sampai bantuan tiba" jelasnya dan di jawab deheman oleh peat.

Setelah panggilan berakhir, peat menyandarkan tubuhnya di kursi, memejamkan matanya sejenak untuk meredakan sakit pada kepalanya.






Sementara di dalam gedung lebih tepatnya di suatu ruangan, bright tertawa puas melihat beberapa luka pada wajah dan tubuh fort, ia sangat menikmati moment ini. Moment dimana ia melihat fort tak berdaya, ditambah satu bocah lagi yang menjadi halangan bagi hubungannya dan peat.

Tapi bright tidak melakukan apapun pada chimon, ia membiarkan chimon tergeletak tak sadarkan diri di atas lantai yang kasar dan kotor. Bright juga sudah memberikan obat bius pada chimon sebelum fort tiba.

Sekitar 10 langkah dari tempat fort di tahan, bright duduk di kursi yang chimon pakai sebelumnya. Ia mengeluarkan sebuah pistol dari kantong celananya, membersihkannya dari debu saat bertarung tadi.

"Sepertinya akan lebih baik jika aku membuat beberapa tanda di tubuhnya " ucap bright terkekeh dan menodongkan pistol tersebut ke arah fort.

"Jika kau mati, maka peat akan menjadi milikku seutuhnya dan ayah akan menyayangiku kembali. Keluargaku akan bahagia lagi, dan pastinya tanpa ada fort si bajingan "  tukasnya.

Bright mulai menarik pemantiknya, mengarahkan pistol itu pada dada fort yang sedang tak berdaya. Tanpa ia sadari salah satu dari mereka sudah sadar dan menatapnya panik.





..........

Peat dan yang lainnya sudah masuk ke sana setelah pengawal ayah boss menjatuhkan mereka. Mereka berdelapan berlari dengan cepat menuju ruangan yang berada paling ujung gedung.

Sebelumnya, boss tak menemukan ruangan tempat chimon di sekap. Jadi ia kembali dan menyusul fort.
Langkahnya terhenti karena melihat dari kejauhan beberapa pria bertubuh besar sedang berjaga di depan salah satu ruangan.

Boss yakin jika hia-nya ada disana. Meskipun hanya ada 6 orang tapi tetap saja mereka tidak bisa melawan, karena masing- masing dari mereka memengang senjata.

Ia kelimpungan, ia tidak memiliki seorang pengawal. Ayahnya !!!

"Ayah !!! Dia pasti bisa membantuku" seru boss dan mulai menelpon sang ayah.

Entah karena kebetulan atau memang takdir, ternyata ayah boss berada tak jauh dari lokasi karena habis rapat dengan beberapa pejabat.

Setelah mendapat bantuan dari ayahnya ,boss menghubungi joong dan memberitahu hal tersebut, ia menyuruh joong dan lainnya tetap menunggu di luar area sampai bantuan datang.

"Kita sudah dekat !!" Teriak boss pada ayahnya dan yang lain

Mereka masuk ke dalam sana dan terkesiap dengan kejadian yang terjadi secara beruntun itu.

"PHIIIII"





















.
.
.
.

Chimon bangkit dan berlari saat jari bright mulai menekan pelatuknya.

"Phii" teriak chimon dan peat.

Chimon berteriak sambil melindungi fort dari serangan itu, alhasil dialah yang terkena tembakan. meskipun punggungnya tertembak chimon tetap memeluk fort.

Sementara bright, ia terkejut karena yang tertembak bukanlah fort. Terlebih lagi peat, ayahnya, boss tiba- tiba muncul di sini.

Tak berhenti di sana, karena gugup dan marah jari bright tak berhenti menekan pemantuk pistolnya ,sehingga membuat chimon terkena tembakan berkali-kali.

"Chimon" panik mereka semua saat menyaksikan tubuh pemuda manis itu perlahan merosot dan jatuh ke tanah.

(Suara tembakan tertengar untuk yang terakhir kalinya)
Bukan bright, melainkan pistol itu berasal dari sang ayah yang pelurunya tepat menembus jantung bright.

"Hia " teriak boss, ia tak menyangka hal tersebut akan dilihat oleh mata kepalanya sendiri.

Seperti tak terjadi apa- apa, ayah boss pergi meninggalkan tempat itu setelah menembak mati anak sulungnya. Namun ,setiap langkahnya air matanya ikut keluar dari tempatnya.














Satu tempat beragam kesedihan. Peat yang terpukul karena kehilangan sang adik yang amat ia sayangi, terlebih lagi ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat adiknya menemui kematiannya.
Peat juga sedih karena melihat orang yang ia cinta terluka dan tak berdaya.

Sedangkan di sisi lain, boss mengangkat kepala bright. Menidurkan pria itu di pahanya sambil menangis.
Boss memang marah dan kecewa dengan apa yang hia-nya lakukan, tapi tetap saja bright adalah kakaknya, saudara kandungnya.

Menyaksikan kakaknya tewas juga membuatnya terpukul dan sangat hancur. Boss sempat membayangkan jika saja bright taubat dan kembali menjadi sosok yang hangat, maka boss sangat senang dan bahagia.

Noeul tak meninggalkan kekasihnya, ia berada di samping boss dan menguatkan pria itu.

Fort di bawa oleh joong dan dunk keluar dari tempat tersebut, yin menganggkat jasad chimon, nara merangkul dan menenagkan sahabatnya. Sementara boss dan noeul masih berada di sana.

Boss memeluk tubuh dingin yang penuh noda milik kakaknya, tangisnya semakin keras membuat siapapun yang mendengarkan ikut merasakannya.
Noeul mengusap punggung kekasihnya, mengucapkan kalimat menenangkan dan menguatkan bagi prianya.

Noeul ingin menangis juga, tapi ia harus kuat agar boss tidak semakin terpuruk.


























.
.
.
.
.

T. B. C



In The CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang