🔞🔞

457 21 8
                                    

AAaaaaaa

Suara teriakan itu membuat yin menghentikan mobilnya, kemudian nara dan yin menoleh kebelakang. Mata keduanya membelakak dan shock saat mereka menemukan peat yang sudah duduk di bawah sambil memeluk dirinya.

Ia terus menggumam sesuatu yang pastinya tidak di mengerti kedua temannya.

"Astaga peat !!!" Panik nara, ia dengan cepat melepas sabuk pengamannya dan beralih tempat duduk ke samping peat.

"Peat !!tenang , oke....Ada kita disini" hanya itu yang dapat nara katakan sebagai penenang.

Sementara yin tak mengatakan apapun, ia menatap peat dalam, lalu matanya menyusuri jalan yang mereka lewati tadi.
Ia mengeryit heran karena tak menemukan apapun di sekitar.

Namun, yin juga penasaran dengan hal apa yang peat lihat sampai ketakutan seperti itu.

"Phi yin, kita lanjutkan perjalanan saja. Aku akan menemani peat di sini...." pinta nara

Yin hanya berdehem sebagai jawaban, di sepanjang jalan ia tak berhenti memperhatikan sekitar . Pikirannya terus mengatakan bahwa peat pasti melihat sesuatu, tapi apa ?

15 menit berlalu, ketiganya tiba di vila milik boss dan di depan pintu sudah ada noeul, dunk dan joong yang menunggu mereka.

"Astaga peat !!!" Seru noeul, dunk saat melihat nara keluar dari mobil sambil merangkul peat dengan wajah memucat.

"Ra, ada apa ? Apa terjadi sesuatu ?" Tanya dunk membuat nara hanya diam.

"Sebaiknya kalian menenangkan peat dan berbicara di dalam saja.." sahut yin menyuruh mereka untuk masuk, entah mengapa ia merasa jika ada yang mengintai mereka.

"Baik, phi..." jawab nara dan membawa temannya masuk.

"Joong, aku ingin menanyakan sesuatu padamu..." ujar yin. Joong mengangguk dan juga memberi kode jika ia juga ingin menyampaikan sesuatu kepada yin.

"Ohiya, boss kemana ?" Tanya yin pada joong karena tak melihat tuan rumah sejak tiba.

"Dia di dapur..." yin mengangguk mengerti kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar yang sudah disediakan.

Di dalam kamar peat.
Ohiya, vila boss cukup besar dan mempunyai 5 kamar dengan kamar mandi masing-masing.

Ketiganya tak mengeluarkan suara, ia ingin menunggu peat tenang dulu dan mau bercerita sendiri. Meskipun dalam hati, mereka sangat penasaran dan khawatir ,apalagi peat sudah beberapa kali kambuh atau ketakutan seperti ini sejak kejadian di toilet umum itu.

"Ra!! Aku takut" cicit peat tiba-tiba sambil memeluk nara.

"Sudah tidak apa-apa, ada kita disini. Tidak ada yang perlu di takutkan...." balas nara, mengusap punggung sahabatnya yang sedikit bergetar.

"Aku melihatnya ra, aku melihatnya. Dia kembali, dia kembali...." racau peat membuat ketiga temannya saling melempar tatap.

"Si-siapa peat ??" Tanya dunk dengan rasa penasaran yang sudah di ubun- ubun.

"Senior ku, di-a kembali. Dia kembali..." peat terus meracau sambil mengatakan hal yang sama dengan suara bergetar.

Yang membuat ketiganya ikut panik adalah karena peat yang tiba-tiba kejang, badannya dingin dan berkeringat, serta cairan bening mengalir membuat pakaiannya, nara dan sprei itu basah.

"Peat !!!" Panik mereka saat peat tak sadarkan diri.

"Brengsek, kalau sampai orang itu benar-benar muncul. Aku sendiri yang akan menghadapinya...." marah noeul pada senior yang dimaksud oleh peat.

In The CampusWhere stories live. Discover now