+++

312 18 4
                                    

Fort dan boss langsung mendatangi tempat chimon di sekap, mereka pergi hanya berdua saja karena menurutnya ini adalah urusan keluarga.
Fort sangat marah saat ini. Dari dulu dia tidak pernah memiliki niat buruk pada bright, hanya saja bright sangat keterlaluan karena beberapa kali hampir mencelakakan ayahnya.

Ia bahkan tidak setuju saat ayahnya berencana memasukkan kakak angkatnya ke rumah sakit jiwa. Namun bright semakin liar dan sulit di kontrol, fort melihat dengan mata kepalanya sendiri saat bright membunuh orang yang memalak dia di lorong.

Fort menambah kecepatan mobilnya, amarah yang selama ini ia pendam sepertinya sudah memberontak untuk dikeluarkan.
Terlebih saat ia tau dari boss, jika hia-nya adalah orang yang menyebabkan kekasih kecilnya seperti saat ini.

Perasaannya campur aduk saat ini, fort hanya marah dan marah. Namun ia juga tidak tau apa yang akan ia lakukan pada kakak angkatnya.

Membunuhnya ? Memenjarakannya ? Memasukkannya kembali ke rumah sakit jiwa ? Atau menyiksa kakak angkatnya di ruang penyiksa miliknya.













Keduanya tiba di sebuah bangunan tua, fort keluar lebih dulu dan disusul oleh boss.

"Boss !! Sepertinya kita harus berpencar. Jika kita bersama terus, maka chimon semakin dalam bahaya " saran fort melihat area bangunan yang cukup luas, boss menggeleng tidak setuju namun fort tetap bersikeras.

"Tidak hia. Hia bai sangat kejam, aku takut jika dia menyakitimu " tolak boss, namun lagi- lagi fort keras kepala.

"Baiklah, jika terjadi sesuatu kabari aku " pasrahnya lalu pergi ke arah lain bagunan tersebut.

Boss berlari menelusuri setiap sudut dan ruangan yang ia temukan, namun tak menemukan adik dan kakaknya.
Di sisi lain, fort melakukan hal yang sama dan sepertinya menemukan sesuatu.

Fort melihat sebuah pintu yang terlihat lebih bersih dari lainnya, segera ia membuka pintu tanpa ada halangan karena pintunya tidak terkunci.

Degup jantung fort terasa lega saat menemukan chimon, lalu berlari dan dengan cepat membuka tali yang mengikat tangan dan kaki adiknya.

"Chi~ bangun !! Ini hia" panggil fort menyadarkan chimon yang tak sadarkan diri.

Fort berniat untuk membawa chimon pergi dari tempat ini namun langkah kaki serta suara seseorang membuatnya melepaskan niatnya.

"Aku tidak anak pungut sepertimu berani datang seorang diri" sindirnya

"Hia !! Kenapa hia melakukan itu ? Apa berada di rumah sakit jiwa tidak membuatmu jera ?" Balas fort yang membuat bright emosi

Bright dengan cepat mencengram leher fort, menatapnya dengan tatapan kebencian yang berapi- api.

"Kau merusak hidupku, kau merebut segalanya, kau mengambil semua kebahagiaan yang seharusnya menjadi milikku" teriak bright yang masih mencengkram leher fort dan membuat fort meronta untuk dilepaskan.

"Kau merebut ayahku, kau membuatku menjadi anak tanpa orang tua, kau merebut cintaku, kau merebut kekasihku" lanjut bright

"Hi–hia, aku tidak berniat melakukannya. Ku juga tidak merebut kekasihmu" jawab fort dengan susah payah karena lehernya di cengkram dengan kuat.

Fort tidak lemah, hanya saja tubuh bright sedikit lebih tinggi darinya. Ia juga tak ingin menyakiti kakak angkatnya itu, fort hanya ingin chimon selamat dan membawa hia-nya kembali ke rumah sakit.

"Tidak katamu !!" Bentak bright mengguncang tubuh fort

"Peat !! Peat yang kau anggap kekasih itu adalah milikku. Kau merebutnya, kau menyembunyikannya dariku, kau membawanya pergi dan membuat ayahku memasukkanku ke dalam rumah sakit jiwa" bentaknya hingga suara itu menggelegar ke seluruh penjuru ruangan.

In The CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang