🔞

552 22 2
                                    

Peat membuka pintu kamar setelah menyelesaikan masalahnya serta melepas rindu dengan sang adik.

Begitu masuk, ia melihat tunangannya sedang duduk di balkon kamar dengan diam, makanan yang fort bawa juga sudah dingin. Peat berkali- kali memanggil nama pria itu, namun tak pernah direspon.

Ia berjalan mendekati fort yang masih setia memunggunginya, ia memeluk tubuh fort dengan lembut dan berkali-kali meminta maaf.

"Peat minta maaf karena membuat phi menunggu. Itu karena peat sangat sena—..." ucapannya belum usai, fort langsung melepaskan pelukannya dan pergi begitu saja.

"Apa phi marah padaku...?" Tanya peat sendu dan lagi- lagi ia tak mendapat jawaban dari fort.

Peat kesal, marah dan juga sedih karena fort tiba-tiba mendiaminya. Ia tidak suka itu.

Disaat mulutnya ingin mengeluarkan kalimat amarahnya, matanya tak sengaja melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan angka 10.

Terkejut ? Tentu saja, ia tidak sadar jika menghabiskan waktu selama 2 jam bersama chimon di kamar sebelah.
Sungguh. Peat merasa bersalah dan berjalan ke arah fort yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

"Phi, maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulanginya, aku minta maaf karena membuat phi menunggu sangat lama..." pinta peat lagi, namun lagi-lagi fort tak menghiraukannya.

"Phi boleh marah atau melakukan apapun ,tapi jangan mendiamiku seperti ini...." ujar peat dan menjauhkan laptop itu dari fort.

"Aku akan menyuruh pak ling (supir) untuk membeli makanan yang baru untukmu. Kamu harus makan sesuatu sebelum tidur....." Akhirnya pria itu berbicara, namun tak melihat peat dan hanya menatap ponselnya.

Fort beranjak dari kasur, mengambil jaketnya dan mengusap rambut peat lembut. Kaki panjangnya melangkah menjauh, membuat peat semakin takut.

"Phi mau kemana ? Phi belum makan apa-apa sejak siang....?" Panggil peat membuat fort menghentikan langkahnya.

"Aku akan ke club, jangan menungguku....." sangat normal bagi orang lain, tapi tidak bagi peat. Ucapan fort terasa berbeda dan tidak seperti biasanya.

"Peat tidak mengizinkan phi pergi, phi harus tetap di sini....." peat berlari dan menarik fort ke dalam pelukannya.

"Aku tidak ingin menyakitimu peat, jadi biarkan aku pergi dan melakukan apapun di luar sana ...." balas fort membuat peat menggeleng heboh.

Peat tau apa maksud dari ucapan kekasihnya dan peat tidak ingin hal itu terjadi.

"Phi tidak boleh melakukan hal itu, phi tidak boleh melakukan itu dengan para pelacur di club itu, phi tidak boleh melakukannya. Phi hanya milikku dan aku tidak akan membiarkan phi mecari orang lain ....." kalimat penolakan itu terus keluar dari mulutnya, ia bahkan menarik tangan fort dan menyuruhnya duduk kembali.

Tanpa basa-basi, peat membuka baju miliknya dan duduk dipangkuan fort. Meraih tengkuk prianya, membuat 2 benda kenyal itu menyatu dengan sempurna.

Peat menggerakkan bibir dan lidahnya dengan rakus, bahkan jika fort tak membalasnya ia tetap melakukan hal tersebut.

Suara pertarungan mulut itu terdengar nyaring.

"Phi hanya milikku, peat hanya milik phi fort. Tubuh dan apapun yang ada pada peat adalah milik phi fort....." ucap peat dengan napas yang saling berburu.

Peat hampir menyerah karena fort tak kunjung meresponnya, ia lalu membuka seluruh pakaiannya, membuat dirinya telanjang bulat.

Ia membuka baju milik fort, duduk di pangkuannya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.

"Peath tau kalau phi juga menginginkannyaahh, lakukan phi. Buat aku mendesah dan berteriak, lakukan apapun yang phi inginkan....." bisik peat sensual.

Benda keras itu menonjol dan membuat milik peat dapat merasakannya. Peat bermain sendiri, ia mencoba membuat fort membalasnya.

Setengah batang milik fort kini berada di dalam mulut hangat peat, membuat fort menahan erangannya.

"Jangan menahannya phi, peat tidak apa-apa jika phi melakukan permainan kasar. Peat menyukai apapun yang phi lakuka......" seru peat yang saat ini berusaha memasukkan batang besar nan kokoh itu ke dalam miliknya.







.
.
.

"Ohiya, aku ingin mengajak kalian ke vila milik phi boss besok ...." ujar noeul tiba-tiba, dunk dan nara yang mendengar itupun memasang ekspresi terkejut.

"Tumben ngasih tau kita tiba-tiba gini ?, biasanya 2 atau 3 hari sebelumnya ....? Jawab dunk menatap sahabatnya heran.

"Itu karena phi boss juga ngasih taunya dadakan, besok adalah ulang tahun phi boss dan dia menyuruhku untuk mengajak kalian semua. Hitung-hitung resfreshing katanya...." balas noeul lalu kembali menyantap makanannya.

"Berarti peat juga ikut ...?" Pertanyaan itu keluar dari mulut nara.

Noeul menoleh sekilas dan mengangguk mengiyakan pertanyaan temannya.

"Aku udah mengirim pesan pada peat dan dia bilang, akan mengajak phi fort juga...."

"Sepertinya, minggu ini kita akan sibuk party...." celetuk dunk yang diselingi tawaan.

"Iya ya !!! Minggu ini, peat juga berulang tahun....." balas nara

"Aku kok lupa sih. Pasti gara- gara skripsi nih !!!!" Noeul mengutuk skripsinya yang membuatnya sakit kepala.

"Kali ini peat merayakannya kemana ya ..??" Tanya dunk akhirnya

"Seperti di rumah dulunya deh, soalnya peat bilang ingin tinggal disana...." jawab nara membuat dunk mengangguk.

"Iya sih, apalagi phi fort sangat membatasi peat dalam hal apapun. Tahun kemarin aja peat membuat pesta di rumah yang baru, padahal peat ingin mengajak kita berlibur....." ujar noeul yang sedikit kasihan pada temannya.

.
.
.
.

Hari ini mereka semua berangkat menuju vila milik boss. Nara, yin, dan peat berada di mobil yang sama karena fort masih bekerja. Ia akan menyusul saat pulang kantor.

Dunk dan joong sudah tiba di villa , saat ini mereka sedang menghabiskan waktu berduaan di rofftop. Sementara noeul dan boss sedang pergi ke minimarket.

"Kalau tau cuaca disini sangat dingin, aku akan memakai baju yang lebih tebal...." keluh dunk yang mengusap tangannya karena dingin.

"Kan udah phi bilang waktu di rumah, tapi kamu ngga mau dengar...." sahut joong dan memeluk kekasihnya.

"Ihh, seharusnya phi peka dong. Bukannya ngomong gitu....." ucap dunk mengeratkan pelukannya

"Phi membawa jaket ,tapi tertinggal di mobil. Mau phi ambilkan....?" Tanya joong dibalas gelengan.

Joong tersenyum dan mengusap surai rambut milik dunk dengan lembut. Joong tidak bisa berbohong, ia lebih menyukai dunk yang bersifat manja seperti ini padanya.

"Phi joong, bibir dunk ngga bisa digerakin...." adu dunk, memperlihatkan bibirnya yang memucat dan kaku.

"Phi hangatkan, mau....?" Tanya joong . Dunk paham maksud kekasihnya, ia menutup matanya dan merasakan bibir mereka bertautan.

Ciuman mereka sangat sensual, jika saja mereka tidak mengingat dimana mereka saat ini. Sudah pasti, dunk akan berteriak keenakan dibawah kungkungan joong.



















Sangat lemah. Jika aku mendapatkan kekasihku kembali, akan aku perlihatkan pada kalian cara bermain yang sesungguhnya....












*

*

*

T. B. C

See You Next Chapter Guys !!! And Happy Reading







In The CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang