⚠️+++

569 31 0
                                    

"Ra, gimana kalau kita mencar aja ?, kamu dan phi yin cari di villa, aku dan phi joong akan mencari peat di sekitar sini saja....." saran dunk dan disetujui oleh mereka.

"Kabarin aku kalau kamu udah ketemu sama peat atau dapat info tentang dia...." pinta nara, dunk mengangguk kemudian menarik tangan joong untuk mencari peat.

Joongdunk berjalan di sekitar acara yang tadi tapi tak menemukan peat disana, ia juga bertanya pada beberapa orang disana dengan memperlihatkan gambar peat. Namun tak ada yang melihatnya.

"Peat, kamu dimana....!" Tanya dunk pada dirinya sendiri, air matanya terus mengalir karena cemas dan takut sesuatu terjadi pada temannya.

"Kita pasti menemukannya sayang, kamu yang sabar ya...." ujar joong merangkul kekasihnya agar lebih tenang.

"Ini semua karena aku phi, kalau saja aku tidak meninggalkan peat sendiri, kejadian ini tidak akan terjadi......" sesal dunk menyalahkan dirinya sendiri.

"Sayang !! Dengarkan phi, kejadian ini bukan salah siapapun. Kalaupun ada yang harus disalahkan, itu adalah phi karena phi yang memanggilmu saat sedang bersama peat tadi...." jawab joong lagi, aa menggenggam tangan dunk erat.

Mereka terus mencari peat namun belum juga ketemu dan memilih untuk beristirahat sejenak. Sampai mereka mendengar pembicaraan orang- orang yang entah mengapa dunk merasa, jika orang yang dimaksud adalah peat.

"Permisi, apa yang sedang kalian bicarakan....?" Tanya dunk menghampiri kedua wanita yang sedang mengobrol itu.

Awalnya mereka menatap dunk bingung, namun salah satu dari mereka kemudian memilih untuk menjawab dan menceritakan kejadian tersebut.

"Kami sedang membicarakan hal yang menakutkan......" ujar wanita tersebut.

"Kejadian menakutkan ? Seperti apa....?" potong dunk, joong yang berada di sebelahnya itu merangkul kekasihnya dan mengusap bahunya.

"Tenang sayang, biarkan mereka berbicara dulu. Oke....?" Pinta joong dan dunk mengangguk lemah.

"Beberapa menit yang lalu, aku keluar dari toilet dan saat itu lampu di dalam toilet itu tiba- tiba padam. Aku tidak tau asal suara itu dimana, yang jelas suara itu seperti teriakan....." ungkap wanita itu.

"Aku takut dan berlari keluar. Kemudian dari depan toilet pria, aku mendengar suara gedoran pintu....."

"Apa anda mengeceknya ? Atau melihat kedalam...?" Sela dunk lagi memotong ucapan wanita tersebut.

"Tentu saja iya. Aku menyalakan senter ponselku dan melihat kedalam, tapi suara itu menghilang. Saat aku hendak keluar, aku mendengar suara tangisan yang membuat aku merinding, aku tidak bisa dan lari keluar dari tempat itu........." lanjutnya

"Kenapa kamu tidak mengeceknya ? Dan kenapa kamu tidak memeriksa dulu seebelum pergi...?" Cecar dunk pada wanita tersebut.

"Dunk, ini bukan salahnya. Dia ketakutan, apalagi itu adalah toilet pria dan keadaan disana gelap. Kamu jangan melampiaskan emosimu padanya......" tukas joong pada dunk.

"Terimakasih atas informasinya dan maafkan kekasihku, dia hanya terbawa emosi....." ucap joong pada wanita itu lalu pamit setelah mendapat maaf darinya.

Mereka berlari ke arah toilet yang di tunjuk oleh wanita tersebut. 2 menit kemudian, mereka tiba dan langsung memeriksa tempat itu.

Disini memang gelap, dunk menyalakan senter pada ponselnya dan mulai mengecek satu persatu bilik toilet.

"Phii, bagaimana ini ? Peat tidak ada di dalam. Apa wanita itu salah memberikan informasi....?" Tanya dunk mulai panik.

"Dunk, telpon nara dan beritahu dia kalau kita menemukan informasi tentang peat. Meskipun itu belum pasti...." pinta joong membuat dunk meras bodoh karena baru mengingat temannya.

In The CampusWhere stories live. Discover now