⚠️++

688 36 2
                                    

"Peat !! Bangun....." panggil noeul kepada pria yang masih tertidur pulas itu.

"Peat !! Bangun..." panggil noeul lagi, namun lagi- lagi pria itu tak meresponnya.

Noeul berlalu keluar dari kamar, ia duduk di ruang tamu, bergabung dengan yang lainnya.

"Peat mana...?" Tanya nara karena tak melihat keberadaan peat.

"Masih tidur, kamu tau sendiri kan gimana dia...." ucap noeul.

"Dia memang sangat susah dibangunin, kalau begitu biar aku saja yang membangunkannya...." tawar dunk dan diangguki oleh noeul.

"Tidak usah...." sahut nara yang membuat kedua temannya dan 3 orang lainnya menatap dirinya kebingungan.

"Harus naraaa, masa iya kita semua pergi sedangkan dia di kamar....." tambah dunk.

"Maksudnya, biar aku saja yang membangunkannya. Kalian tau sendiri kan kalau peat hanya mau mrndengarkanku....." ucap nara diselingi nada kesombongan dan membuat kedua temannya memutar bola mata jengah.

Setelah mengatakan itu, nara bangkit dan pamit pada yang lainnya. Ia berjalan ke arah kamar peat yang berada di ujung /paling dalam dan dekat dengan dapur.

Nara membuka pintu kamar dan melihat tubuh peat yang seperti ditelan oleh selimut, hanya terlihat kepalanya saja.
Ia berjalan mendekat sambil menghela napas jengah.

"Peat !! Bangun, apa kamu akan terus tidur disini sampai 3 hari, eoh...?" Tutur nara sambil menggoyang- goyangkan tubuh pria itu.

Karena tidak mendapat respon, nara akhirnya naik ke ranjang peat dan melompat seperti sedang bermain trampolin. Membuat tubuh peat terguncang .

Peat ingin beristirahat, tapi temannya yang satu itu sangatlah usil. Peat merasa jika bumi ini mengalami gempa, kepalanya pusing karena nara terus melompat seperti anak kecil.

"Naraaa !! Sudah dong, pusing tau....." keluh peat lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Makanya, bangun. Kalau kamu tidak bangun ,aku juga tidak akan berhenti....." sekeras- kerasnya kepala peat, nara lebih keras kepala lagi dan membuat peat harus selalu mengalah.

"Iya iya, tapi berhenti dulu....." ujar peat dibalik selimut.

Nara tersenyum mendengar hal itu dan melompat turun dari kasur, ia meminta peat untuk bersiap- siap sebelum kembali ke ruang tengah.

"Gimana ra ? Peat udah bangun.....?" Tanya dunk begitu melihat nara kembali dengan senyuman.

"Tentu saja. Sekarang dia lagi bersiap- siap, jadi kita tunggu saja....." jawab nara.

Tidak butuh waktu lama karena 10 menit kemudian, peat ikut bergabung dengan tampilan yang sudah rapih dan wangi tentunya.

Meskipun sudah rapih dan wangi, mereka semua menatap peat dengan tatapan yang cukup mencurigakan bagi peat. Ia memeriksa penampilannya tapi tidak ada masalah dengan penampilannya.

"Ngapain kalian natap aku seperti itu ? Apa ada yang salah ?, apa bajuku kebalik ? (Memeriksa pakaiannya tapi tidak ada masalah dengan itu), apa make up-ku tebal ?. Tapi aku tidak memakai riasan....." tutur peat bingung, ia sibuk mengajukan pertanyaan dan memeriksa penampilannya berkali- kali pada cermin yang berada tak jauh dari sana.

"Apa kamu benar- benar tidak sadar ,peat....?" Suara itu berasal dari kekasih noeul yang mentap peat dengan senyum gemas.

Tak hanya boss, yang lainnya juga menatap dirinya seperti menahan tawa. Jujur saja, peat tidak ada apa dengan penampilannya hari ini.

Ia terus bertanya bagian mana yang lucu dari penampilannya, ia bahkan berputar di depan cermin bak putri kerajaan.

"Peat sayangg !!!!, apa kamu tidak melihat penampilan kita berenam...?" Ucap nara, menghampiri peat lalu peat menatap mereka semua.

In The CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang