+++++

338 21 4
                                    

Dunk merasa jika akhir- akhir ini tingkah kekasihnya sangat aneh, joong sering pergi saat malam hari dan kembali saat matahari sudah menampakkan dirinya.

Dunk ingin sekali menanyakan hal tersebut, hanya saja ia memilih untuk menyimpan saja. Apalagi yang joong tau adalah ia tak tau akan hal itu, karena joong selalu melakukannya disaat dunk sudah tertidur pulas.

Hal yang sama juga di rasakan oleh noeul, dimana kekasihnya boss sangat sering keluar rumah. Bahkan disaat ia libur di kantor pun boss tetap pergi entah kemana.

Noeul seringkali meminta untuk ikut, tapi boss tak pernah mau mengajaknya. Boss akan bilang jika ia sedang menyiapkan sesuatu untuknya jadi noeul tidak bisa ikut.


...........

Peat yang sedang membersihkan tubuhnya merasa ada yang aneh, tapi ia tidak mengerti apa. Hanya saja peat sering merasa seperti diintai sejak hari ulang tahunnya.

Peat juga sering bermimpi aneh dan pastinya akan membuat tubuhnya semakin bergetar dari sebelum-sebelumnya.

Ia menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menghilangkan perasaan- perasaan negatif dari dirinya.
Peat memanggil fort saat ia lupa membawa handuk .

Pintu kamar mandi itu hanya dibuka sebagian, jadi hanya tangan fort saja yang masuk dan memberi handuk pada peat.

Saat keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian santai, peat tak melihat kekasihnya di kamar. Ia berteriak tapi tak mendapat respon dari si pemilik nama.
Peat turun ke bawah dan berpikir mungkin fort sedang membuat sarapan untuknya, namun naas. Lagi- lagi peat tak menemukan kekasihnya.

Ia terus berteriak memanggil nama fort, tapi rumah itu sangat sepi dan seperti tak ada orang selain dirinya.

Peat lagi- lagi menggeleng kecil, ia berpikir positif. Mungkin saja fort sedang mandi di kamar chimon karena lama menunggunya.

"Benar !! Phi pasti sedang mandi" monolognya lalu menyantap roti dan susu di atas meja .

Saat roti peat tinggal setengah, terdengar suara mobil dari depan rumahnya. Membuatnya mengeryit heran, ini baru jam 9 pagi dan itu tidak mungkin chimon.

Teman- temannya juga akan menjemputnya sebentar sore, karena mereka semua sedang sibuk menyelesaikan tugas akhir.

Baru saja ia berniat untuk bangkit dan melihat siapa yang datang, pintu rumahnya sudah terbuka dan memperlihatkan sosok pria tampan yang ia cari dari tadi.

"Phi fort ??" Panggil peat melihat kekasihnya, fort yang mendengarnya pun menoleh dan tersenyum manis.

"Kenapa membuat satu saja ? Apa kamu tidak ingin memberikan phi makanan ,hm ?" Pertanyaan yang keluar dari mulut fort semakin membuat peat merinding dan mematung.

"Bukan kah phi yang membuat ini untukku ?" Tanya peat balik, membuat fort terkekeh.

"Bukan baby, phi minta maaf karena tidak sempat untuk membuatkan mu sarapan. Phi harus bertemu klien pagi- pagi sekali, phi saja baru pulang dari hotel" jelas fort membuat peat semakin ketakutan.

Fort memperhatikan tingkah peat, pandangannya tak pernah lepas dari peat sejak membuka pintu. Fort yakin jika terjadi sesuatu dengan kekasih kecilnya, hanya saja fort tak ingin membahas itu.

"Phi serius ?" Tanya peat lagi tak percaya

"Iya baby, jam 7 tadi phi sudah berangkat dan baru pulang dari hotel" jawab fort lagi.

Tiba- tiba saja, peat bangkit dari duduknya dan berlari ketakutan ke arah fort.

"Jangan tinggalin peat lagi, phi harus tetap bersama peat. Jangan tinggalin peat sendiri"

Hanya kalimat itu yang peat lontarkan, pelukan peat juga lebih erat. Fort sepertinya paham apa yang terjadi, sehingga membuat tangannya mengepal kuat.

Amarah fort sudah mencapai puncaknya, dengan segera ia menganggkat peat ke dalam gendongannya. Membawa peat kembali ke kamar sembari memperhatikan setiap ruangan.

"Phi akan mengangkat telpon dulu ya baby, " izin fort saat ponsel miliknya berdering.

Peat menggenggam lengan fort erat, menggeleng kasar seolah tak membiarkan fort meninggalkannya selangkah-pun.

Fort tidak marah, ia membaringkan tubuhnya di samping peat, memeluk dan mengusap rambut halus itu dengan lembut.

"Ada apa ?" Ucap fort saat panggilan tersambung.

"......."

"Perintahkan 10 orang untuk berjaga di sekitar rumahku, dan lainnya kamu sendiri yang mengatur" titah fort dengan nada marah

"......"

"Aku menginginkan hasilnya 3 hari kedepan, kalau kalian masih gagal. Aku sendiri yang akan melenyapkan kalian" marah fort kemudian mengakhiri panggilan .

"Phi jangan marah, peat takut" cicit peat menyembunyikan wajahnya pada dada bidang milik fort.

"Phi tidak marah ,baby. Baby tidur aja oke ! Phi akan menemani peat di sini..." meskipun tak menjawab tapi fort bisa merasakan gerakan kepala peat yang mengatakan iya.





.
.
.

Malam ini, yin dan joong sedang dalam perjalanan pulang. Mereka baru saja selesai melaksanakan misi.

Dari kejauhan, joong menyuruh yin untuk memberhentikan mobilnya karena melihat sosok yang tidak asing seperti sedang meminta pertolongan.

"Phi yin, itu seperti noeul ?" Ujar joong menunjuk ke arah pria yang sedang di tarik oleh 2 pria bertopeng.

"Itu memang noeul, joong..." teriak yin pada joong dan segera turun dari mobil

Mereka berlari dan langsung menghajar orang itu, noeul juga sepertinya terluka karena sempat terkena pukulan oleh salah satu dari pria bertopeng.

Cukup lama mereka bertarung, noeul berada di dalam mobil sambil menangis ketakutan. Bisa joong dan yin pikirkan jika penjahat itu bukanlah perompok biasa.

Mana ada perampok biasa yang rela bertarung selama ini, joong sudah kewalahan. Sementara yin masih berusaha untuk mengalahkan lawannya.

Sebuah mobil mengarah ke arah mereka , membuat 2 pria bertopeng langsung kabur.

Boss keluar dari mobil setelah memastikan 2 penjahat itu pergi, ia berlari ke arah 2 temannya.

"Mereka siapa ?" Tanya boss pada keduanya dan dibalas kedikan bahu.

"Lebih baik, kamu mengecek keadaan kekasihmu. Sepertinya noeul terluka karena pukulan mereka" mendengar kekasihnya di sebut, boss panik dan menuju mobil yang ditunjuk oleh joong.

"Sayang ?" Panggil boss dari luar.

Noeul yang sedang ketakutan pun menoleh, ia melihat boss di luar dan langsung membuka pintu

"Phi, noeul takut !!" Tangis noeul pecah saat boss memeluknya.

"Mereka jahat phi, mereka menyakitiku dan berusaha melecehkanku " ucap noeul dalam tangisnya.

Boss mengepalkan tangannya menahan amarah, jika saja ia tau bahwa 2 orang tadi yang mencelakai kekasihnya. Boss akan menabrak mereka hingga tewas.

Ia sendiri tak pernah melayangkan tangannya pada noeul, berani sekali mereka.












*
*
*
*
*

T. B. C

In The CampusWhere stories live. Discover now