++++

293 21 4
                                    

Setelah kejadian yang menimpa kekasihnya semalam, paginya boss langsung mendatangi sebuah rumah yang berada 3 petak dari rumah peat.

Ia menerobos masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, boss menaiki tangga dengan amarah yang sudah ia tahan.

"Hia !!! Buka pintunya " teriak boss menggedor- gedor pintu kamar bewarna coklat tersebut.

Bukannya mendapat tanggapan atau lainnya, boss malah mendengar suara laknat dari kakaknya yang terus menyebut nama 'wasu'

Aargghh

"Brengsek !!! Aku akan melawan hia jika hia berani menyentuh noeul sekali lagi" teriak boss.

Ia juga menendang pintu kamar itu sebelum pergi dari sana, awalnya boss merasa takut jika hia-nya menyakiti noeul. Jadi ia mengikuti perintah dan keinginan pria itu.

Namun kali ini ia akan melawan, padahal boss tak melakukan kesalahan apapun, tapi pria yang ia panggil hia itu sudah berani menyakiti kekasihnya.

Sementara pria yang berada di dalam kamar tersebut masih sibuk dengan tingkah psyco-nya. Kamar tersebut sangat berantakan dan beberapa pakaian dalam, baju milik seseorang tergantung rapi.

Bau khas cairan milik pria tercium menyengat di ruangan yang gelap, ia duduk di depan layar komputer yang menampilkan kegiatan seseorang yang sedang mandi. Mencium aroma yang keluar dari pakaian dalam yang ia genggam, tangan sebelahnya ia gunakan untuk mengocok dan memainkan batangnya.

Desahan, erangan dan nama Wasu terus terlontar dari mulutnya ,serta suara yang terdengar memenuhi ruangan.

Karena masalah yang datang terus menerus, serta perasaan peat yang selalu merasa di awasi. Akhirnya fort memaksa peat untuk kembali ke rumah mereka.
Fort tidak tau seperti apa rupa dan niat orang yang memantau istrinya, jadi untuk berjaga- jaga ia memilih kembali ke rumah mereka. Chimon juga di awasi dan di jaga oleh beberapa orang suruhan fort, membuat peat lega dan tidak perlu khawatir.


.
.
.

Sudah 3 hari pria penguntit itu tak melihat peat di balik layar komputernya, dia marah dan menghancurkan perabotan yang tersisa, termasuk komputer yang sering ia pantau.

"Sial, kenapa boss tidak mengatakan apapun tentang wasu-ku. Kenapa dia tidak memberitahu aku kalau dia sudah pindah " teriak pria itu marah.

ia mengambil ponsel miliknya dan menghubungi seseorang, setelah selesai ia kembali menelpon seseorang dengan napas tak beraturan.

"Apa kau mencoba melawan kakak mu ,boss ? Apa kau ingin melihat kekasihmu itu berakhir di pemakaman ?" Tanpa basa- basi ia mengeluarkan semua amarahnya pada orang yang di panggil boss

"Hia berani menyakiti istriku, hia menyuruh seseorang untuk menyakiti dan melecehkan noeul malam itu" balas boss

"Itu karena kerjamu tidak becus, kamu membiarkan anak pungut itu terus berada di samping kekasihku. Kamu membiarkan anak pungut itu bertindak semena- mena" ujarnya

"selama ini aku membantu hia agar bertemu dengan peat, aku membiarkan hia masuk ke rumahnya, aku sudah memasang kamera cctv sesuai permintaan hia......

...Tapi kenapa hia mencelakai noeul ?, aku menghargai hia karena hia adalah kakak kandungku, tapi kali ini aku tidak akan mengikuti keinginan hia lagi.." jelas boss.

Bukannya mendapat kabar gembira, boss malah mendengar tawa dari seberang.

"Lakukan saja jika kau bisa boss, sebelum itu aku akan memberitahumu sesuatu. Anak buahku sudah memasang bom pada mobil noeul dan milikmu, kamu pasti taukan apa maksudku !!!" Ujarnya membuat boss menciut.

In The CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang