9 | Mengakhiri Juni

54 10 0
                                    

Now Playing | Satu Hari di Bulan Juni - Tulus


Sejak pulang sekolah sampai hampir jam empat sore, Rima hanya berani menatap handphonenya yang tergeletak di atas meja belajar itu tanpa berani mendekati. Sebenarnya ia juga punya keperluan lain untuk dilakukan di sana, namun gadis itu takut kalau nanti jarinya pindah haluan dan tergoda membuka chat dari Yara.

Lihat saja, entah sudah berapa kali layar benda pipih itu menyala karena spam chat dari gadis iseng itu. Kalau tidak disenyapkan, mungkin bunyinya akan mengganggu penghuni rumah yang lain. Untung Rima cepat tanggap dalam menangani hal itu.

Persetan dengan Yara yang katanya peduli dengan perasaan Rima. Selama mereka duduk bersebelahan di kelas sampai akhirnya berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing, Rima tak terlalu menanggapi apa yang dikatakan dan dilakukan Yara.

Dan faktanya, Yara tidak tau kalau mulai hari ini Rima berniat untuk berhenti menyukai Kak Sajak. Menurut Rima, bercerita hanya akan membuatnya mengingat kembali segala sesuatu tentang pemuda itu. Untuk sekarang, diam adalah emas.

Menyadari layar handphonenya tidak lagi menyala, Rima diam sebentar. Setelah mengamati dari jauh beberapa saat, gadis itu perlahan mendekati meja belajarnya. Sebelum memutuskan menyentuh handphone, Rima sengaja menunggu beberapa detik untuk memastikan Yara benar-benar menyerah mengiriminya pesan.

Merasa sudah aman, Rima kemudian meraih benda hitam pipih itu perlahan. Sekarang tujuannya hanya satu. Yaitu, mematikan data selulernya supaya chat Yara tidak sampai padanya. Setidaknya untuk hari ini, supaya dia bisa tenang.

"Bismillah" Rima menghidupkan handphone yang sudah di tangannya.

Dengan gerakan secepat mungkin, jarinya bergerak di atas layar. Saking cepatnya, dia sampai salah tekan.

Rima mengacaukan semuanya. Bukannya menekan ikon data seluler untuk mematikannya, tangannya yang gemetar justru menekan pop up pesan dari Yara.

Dan tentu saja, Yara yang saat itu juga sedang online tidak menyia-nyiakan kesempatan. Beberapa detik kemudian, deretan pesan baru dari gadis itu muncul di room chat.

"WAAAAAA!!!"

Rima melempar handphonenya sambil berteriak dramatis. Rasanya ia mau menghilang dari muka bumi ini sekarang juga.

Hal paling sial dari semua kesialan yang terjadi padanya hari ini adalah, secara tidak sengaja matanya menangkap nama akun Instagram Kak Sajak yang tertera dalam pesan Yara.

Menyadari hal itu, Rima berteriak lagi.

"AAAAAAA!!!"

Saking kerasnya suara teriakan itu, Ibunya yang sedang mencuci piring di dapur terkejut dan segera berlari menuju kamar Rima takut gadis itu kenapa-napa.

"APAA? ADA APA??!" Bu Ani menendang pintu kamar Rima karena tangannya basah.

Rima yang sama terkejutnya mendengar gebrakan pintu di buka kini juga menatap Ibunya dengan wajah terperangah.

Melihat ada handphone di depan anaknya, perempuan paruh baya itu menghela nafas panjang dan berat. "KOREA TEROSS!" Pekiknya kesal. "Ikut Ibu ke dapur sekarang!"

Sajak dan RimaWhere stories live. Discover now