14 | Perempuan Penunggu Gerbang Samping

35 7 0
                                    

Now Playing | Merakit Perahu - Hivi!





Jumat, 17 Agustus 2018.


Rima berlari keluar rumah dengan terburu-buru. Tak peduli sekeras apa Ibunya meneriaki dari belakang, gadis itu tetap bergegas untuk berangkat sekolah sambil mengikat asal rambut panjangnya.

"RIMA! TUNGGU DULU! ITU KAOS KAKI KAMU BEDA SEBELAH!"

Sekali lagi, Rima tak mengindahkan teriakannya. Lagian siapa juga yang akan memperhatikan kaos kaki yang letaknya tersembunyi.

Begitu keluar pagar rumah, Rima disambut oleh berbagai macam hiasan khas peringatan hari kemerdekaan. Bendera merah-putih berkibar dimana-mana, gapura kampung bahkan di cat baru dengan begitu indah. Tapi kali ini, ia tak memperhatikan itu. Lebih tepatnya, tak ada waktu untuk memperhatikan.

Tidak. Ia jelas tak terlambat. Jam bahkan masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Sedangkan jarak rumah ke sekolah hanya membutuhkan waktu sepuluh menit jalan kaki, tergantung pada kecepatan.

Satu-satunya alasan Rima berangkat sepagi ini akan terjawab sebentar lagi. Percayalah, alasan yang pertama terlintas di pikiran kalian adalah jawabannya.

"Wah, kaos kakinya cakep banget Neng! Mirip kaos kaki badut sirkus."

"Wkwkwk! Itu kaos kaki atau bubur sumsum sama lapis legit? Kanan kiri bisa beda gitu."

Rima salah besar dengan perkiraan bahwa kaos kakinya yang beda sebelah akan luput dari perhatian. Buktinya, Pak satpam dan seorang siswa yang tak ia kenal menyambut kedatangan gadis itu dengan komentar yang jelas mengejek.

Beberapa meter sebelum sampai di lokasi tujuan, gadis itu memeriksa keadaan kaos kakinya. Ternyata, bukan hanya beda warna, tapi juga beda ukuran. Kaki sebelah kanannya terbalut kaos berwarna putih dengan panjang sebetis. Sedangkan yang kiri kebagian kaos bergaris warna-warni yang panjangnya hanya sampai pergelangan kaki. Pantas saja ada yang mengibaratkannya dengan bubur sumsum dan lapis legit, karena ternyata penampakannya memang mirip. Bagaimana bisa ia tak menyadari.

Tapi itu tidak penting sekarang. Ada hal yang jauh lebih penting daripada urusan kaos kaki. Dia harus bersiap kalau tak ingin melewatkan apapun.




.




Rike menyusuri koridor dengan santai. Sekolah terlihat masih sepi, karena memang baru jam tujuh kurang lima belas menit. Anak-anak yang lain biasanya akan datang bergerombolan tepat lima menit sebelum bel masuk. Apalagi hari ini adalah hari kemerdekaan, yang juga berarti sebuah kemerdekaan untuk para siswa agar terbebas dari kegiatan belajar mengajar selama sehari. Namun sebagai gantinya, tepat pada jam delapan pagi nanti, mereka harus mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati hari kemerdekaan di lapangan kecamatan.

Membayangkannya saja sudah membuat gadis itu kepanasan. Apalagi ketika nanti merasakan secara langsung betapa panasnya lapangan kecamatan yang diibaratkan punya dua matahari.

"Selamat pagi cantikku!"

Rike terperanjat, kontan menabok kepala si pemilik suara yang ternyata adalah Raisa . "Kalau muncul bisa nggak usah ngagetin gak?" Kesalnya.

"Ohh tidak bisa. Raisa harus selalu ceria, supaya bisa jadi istrinya Kak Daffa yang cool. Biar seimbang" gadis berpipi chubby itu tersenyum lebar.

"Apa hubungannya coba" Rike menggeleng heran. "Lagian tumben amat berangkat sepagi ini. Biasanya juga dateng sedetik sebelum gerbang di tutup" gadis itu menyindir terang-terangan.

Sajak dan RimaWhere stories live. Discover now