10 | Jatuh Cinta Berjuta Bodohnya

71 11 0
                                    

Now Playing | Bukan Sekedar Kata - The Overtunes






Satu Bulan Kemudian...

Lima orang gadis nampak berbaring terlentang di atas keramik belakang kelas. Dua diantaranya adalah Rima dan Yara. Walaupun waktu istirahat tinggal lima menit, mereka menyerah dengan cuaca panas di luar dan memilih ngadem di lantai kelas.

Gadis dengan badan bongsor berkulit putih di posisi paling kiri menghela nafas. "Ini berapa derajat sih??!!" Bukan Alina Liandra Sienna namanya kalau nggak ngegas.

Tepat di sebelahnya, seorang gadis berwajah teduh dengan pembawaan setenang telaga mengeluarkan handphone untuk mengecek laporan cuaca di sana. "32 derajat celcius" beritahu seorang Karina Gayatri.

Yara melengos panjang kemudian menggulingkan badannya ke kiri dan kanan supaya bisa merasakan suhu dingin lantai sekitarnya. "PANASSSS!!!" Pekiknya.

Rima yang kesal badannya ditabrak berapa kali oleh gadis itu jadi berdecak. "Harus banget ya gak bisa diem kayak setan dibacain ayat kursi gini?"

"Gila ya ni sekolah, pelit banget! Gue tau AC terlalu mustahil, dikasi kipas angin yang lehernya goyang patah-patah aja udah syukurrrr banget!"

Kalau cewek manis si gula jawa yang bicara sekarang ini namanya Rike. Arike Haniya. Si tukang julid nan nyelekit yang selalu berkata sesuai realita.

Sebelum menyelam lebih dalam, mari kita luruskan dan jelaskan beberapa hal yang terjadi satu bulan sebelumnya.

Pertama, satu kelas ini disisi oleh spesies manusia berjenis kelamin sama bernama perempuan. Itulah alasannya kenapa kelima gadis itu bisa bertindak sesuka hati tanpa khawatir dengan bayang-bayang laki-laki di dekat mereka.

Protes yang dilayangkan para siswa sebulan yang lalu sayangnya tidak membuahkan hasil. Mereka kalah dengan alasan uji coba. Saat itu, para guru meredam massa yang protes dengan alibi akan menguji coba sistemnya selama satu bulan terlebih dahulu. Jika satu bulan itu berlalu dengan baik tanpa ada masalah, maka akan dilanjutkan seterusnya. Dan yaaa, mereka malah keenakan.

Di minggu terakhir sebelum masa uji coba berakhir, mereka mulai merasa nyaman satu sama lain. Setelah dijalani, sistemnya ternyata seru.

Poster bertuliskan 'Tamu Laki-laki Selain Guru Harap Lapor Sebelum Masuk!!!' bahkan tertempel dengan tulisan segede gaban di pintu kelas.

Kemudian hal yang paling mengejutkan adalah, penerawangan ngawur Rima tentang akan mendapatkan teman baru ternyata benar. Hal yang dia ucapkan asal itu kini jadi kenyataan. Dan lebih mengejutkannya lagi, angka yang dia prediksi juga sangat tepat. Rima dan Yara mendapatkan empat teman baru sekaligus, walaupun satu diantaranya tidaklah benar-benar baru.

"Ngomong-ngomong, Rai mana?" Rima yang baru sadar mereka kekurangan satu personil bertanya.

"Biasa..." Alin menyahut singkat.

"Dia rela kepanasan demi si Daffa" Rike memperjelas dengan suara lemas khas orang kegerahan.

"RIMAAAAAA!!!"

Seisi kelas menengok ke asal suara. Tak jadi heran melihat seorang gadis mungil dengan rambut bob berponi berdiri di sana sebagai tersangka utama.

"Heheh... Maaf temen-temen" Gadis itu kemudian nyelonong masuk begitu saja ke dalam kelas yang sudah dihuninya selama satu bulan belakangan.

Bukan. Dia jelas bukan Yara. Si mungil yang satu ini berbeda. Kalau Yara adalah tipe mungil dengan tubuh kurus, seorang Raisa Agnia lebih ke tipe mungil bulet dengan pipi chubby.

Sajak dan RimaWhere stories live. Discover now