18 | Bayang-bayang Hanya Berhak Setia

13 4 0
                                    

Now Playing | I Still Love You - The Overtunes


Dalam lagunya yang berjudul I Still Love You, The Overtunes berkata, Cause I will fall for you no matter what they say, I still love you, I still love you.

Kata I Still Love You bahkan sampai diulangi dua kali. Karena konon katanya, jika kita memang mencintai seseorang dengan sungguh-sungguh, tak peduli apa yang orang lain katakan, cinta akan selalu menemukan jalan untuk pulang. Seburuk apapun orang lain melihatnya, dia tetaplah orang yang kita cinta.

Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian tak terduga itu terjadi. Selama itu juga, Rima tak pernah melihat keberadaan Kak Sajak.

Rima sudah melakukan semua cara yang biasa ia lakukan untuk bisa melihatnya. Menjadi partner in kebelet bagi teman-temannya, pergi ke meja pojok di perpustakaan, ataupun menuju kopsis dengan rute memutar-mutar. Bedanya sekarang, semua ia lakukan sendiri. Karena sejak kejadian itu, image Kak Sajak sudah terlanjur jelek dimata para sahabatnya. Bahkan bagi Raisa yang katanya adalah keluarga.

Perasaan berbunga-bunga nan bahagia yang semula ada, kini menjelma rasa bimbang yang tak berkesudahan. Letup-letup tak biasa yang awalnya terasa sangat hangat kini justru membawanya pada pergulatan pikiran yang membuatnya mempertanyakan kembali perasaan. Rima merasa seperti kembali ke awal. Ke masa dimana ia baru mencoba mengenal Kak Sajak.

Rima laksana manusia yang baru belajar mengeja aksara. Terbata dalam asa yang terus membara.

Malam sudah cukup larut. Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Matanya kemudian terpejam lelah. Entah sudah berapa kali ia bolak balik membuka media sosial tempatnya melihat aktivitas online Kak Sajak. Instagram, Facebook, bahkan WhatsApp yang biasa jadi tempat narsisnya mengunggah berbagai kegiatan wibu-nya tak menampakkan update status apapun akhir-akhir ini.

Helaan nafas pasrah pun keluar dari mulut Rima. "Salah gak sih gue begini?" Ia mulai mempertanyakan segalanya. "Bahkan setelah apa yang terjadi kemarin, rasa suka gue terasa nggak berkurang sedikitpun. Ini salah gak sih? Maksudnya, bagaimanapun dia udah melakukan hal buruk yang seharusnya bikin perasaan ini hilang. Tapi-" Gadis itu tiba-tiba merasa emosional. Entah kenapa ia rasanya ingin menangis.

Namun sebelum itu terjadi, Rima segera bangkit dari posisinya. Kini ia berjalan menuju meja belajar, kemudian menduduki kursinya dan meraih sebuah buku untuk dibaca.

'Kamus bahasa Jepang'.

Rima tersenyum getir. Bahkan hal-hal kecil seperti ini bisa membuatnya teringat pada pemuda itu.

Rima mengusap pelan sampul buku di tangannya. Dengan senyum mengembang, ia membuka dan mulai membacanya. Perlahan namun pasti, gadis itu tenggelam dalam deretan huruf asing yang baru pertama kali ia pelajari.

Ternyata seru juga, pikir Rima. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mulai mengeluarkan buku catatan untuk belajar menuliskannya. Kalau sudah serius begini, apapun bisa terasa menarik untuk ia pelajari.

Rima memang susah untuk belajar dengan fokus. Namun sekalinya bisa, semua yang ia pelajari akan terserap dengan cepat. Hingga tak terasa, satu jam pun berlalu. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam lebih dan rasa kantuk pun mulai melanda.

Buku bacaannya ia tutup. Sudah cukup belajar malam ini.

Ajaib sekali. Tak seperti sebelumnya, malam ini Rima berhasil mengalahkan rasa sedih yang awalnya memaksa menguasai karena bayang-bayang Kak Sajak yang tetap menghantui. Tapi setidaknya, ia bisa mengarahkan rasa sedih itu ke dalam kegiatan positif yang memperkaya wawasannya.

Lagipula, lusa adalah hari senin. Pada saat itu Kak Sajak pasti akan berbaris rapi di lapangan saat upacara bendera, bersandar lelah di gazebo depan ruang guru, duduk dengan tenang di bangku paling belakang kelasnya, ataupun tertidur pulas di meja pojok perpustakaan.

Sajak dan Rimaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن