8 | Mantra Tau Diri

77 13 0
                                    

Now Playing | Halu - Feby Putri





Rima sudah menyangka bahwa pada akhirnya semua akan berakhir seperti ini. Biasa saja, tertarik, suka, perasaan tak terbalaskan, patah hati, terluka, sakit. Dan, selesai.

Bagaikan sebuah siklus khusus, alur cerita jatuh cinta Rima selalu berakhir sama. Kemudian luka dari rasa sakitnya tidak pernah membekas sekedarnya. Untuk benar-benar sembuh, mengering, hingga bekasnya hilang sampai benar-benar bersih, setidaknya butuh waktu sampai bertahun-tahun. Tergantung lukanya sedalam dan separah apa.

Rima bahkan masih bisa merasakan nyeri di dadanya saat mengingat bagaimana ia pernah ditolak oleh seseorang yang dia sukai saat SD sampai SMP dulu. Berbekalkan berita dari seseorang yang memberitahu bahwa Rima menyukainya, pemuda jahat itu menolak dengan kata-kata jahat sambil tertawa bersama teman-temannya. Tanpa pernah mengungkapkan perasaan saja, dia sudah ditolak dengan begitu kejam. Apa jadinya jika gadis malang itu benar-benar mengakui perasaannya? Kemungkinan terburuknya mungkin dia akan diludahi di depan banyak orang.

Emang gue sebegitu menjijikkannya ya sampai harus bergidik begitu tau disukai sama gue?

Saat itu, Rima benar-benar kehilangan rasa percaya dirinya sampai di tahap merasa tidak layak bahkan untuk dilihat.

Sampai akhirnya, Daniel si teman sekelas datang. Dia begitu baik pada Rima, hingga gadis itu merasa mulai menemukan alasannya layak untuk disebut sebagai manusia lagi.

Seperti kebanyakan teman perempuannya yang lain, pada awalnya Rima hanya menganggap Daniel sebagai teman sekelas ganteng yang banyak disukai. Istilah populernya saat itu adalah Cokiber alias cowok kita bersama. Namun satu persatu kejadian tak terduga terjadi, membuat Rima bisa merasakan kembali getaran yang selama ini selalu ia takuti.

Rima tak ingin kegeeran. Bagaimanapun juga, perasaan pernah dianggap sebagai sesosok mahluk menjijikkan yang tak akan pernah pantas untuk dicintai akan selalu melekat di dalam kepalanya sampai kapanpun. Hingga pada satu waktu, secara tidak langsung Daniel pernah seakan mengakui jika dia menyukai Rima.

Mendengar hal itu, perasaan Rima benar-benar campur aduk. Sebagai seorang remaja SMP yang pernah ditolak dengan kejam, dia merasa takut. Namun sebagai seorang gadis yang juga ingin merasakan bagaimana rasanya menyukai dan disukai, Rima merasa seluruh dunianya seketika berwarna-warni.

Ibaratnya, berita bahagia itu mampu membuat seorang Rima yang awalnya berjalan dengan terpincang-pincang dan wajah selalu tertunduk malu, kini menemukan alasan untuk setidaknya berjalan dengan wajah sedikit terangkat walaupun dengan langkah yang masih gemetar.

Sayangnya, seperti penyataan di awal, siklus berulang itu terjadi lagi. Hingga setiap cerita selalu berakhir sama.

Seperti cerita sebelumnya, Rima juga berakhir patah hati. Walaupun kali ini semuanya selesai dengan manusiawi. Sakit, tapi masih bisa diobati.

Dari gerak-gerik Daniel yang perlahan seperti menjauhkan diri, caranya bisa dibilang sangatlah baik. Mungkin dia hanya merasa tidak menyukai Rima lagi-- atau mungkin sejak awal memang tidak pernah karena Rima selama ini ternyata salah paham.

Rima dengan segala pikiran negatifnya akan selalu menganggap jika alasan Daniel menjauhinya tidak lain dan tidak bukan adalah karena berpikiran sama dengan orang yang pernah menolaknya sebelumnya. Pemuda itu mungkin terlalu muak melihat senyuman menjijikkan dan semua sikap baik gadis itu padanya.

Untuk itu, Rima menciptakan mantra yang dia namai sebagai mantra tau diri.

Hari ini, Rima mengingat kembali mantra itu.

Sajak dan RimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang