Berburu Sunrise, Eh?

42 10 4
                                    

Story 13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Story 13

Dini hari Isa terbangun. Seperti biasa—sebagaimana manusia umumnya—dia meraih ponsel, melihat jam, lalu tercerahkan untuk membuka medsos.

Followers Isa tidak bertambah. Sudah beberapa hari. Memang harusnya begitu. Sensasi tempo hari sudah 'kehabisan garam'. Dan sekarang Isa terpikir untuk mengunggah sesuatu.

Foto? Terlalu eksplisit. Story? Boleh juga. Isa sudah cukup lama tidak melakukan update 'kisah hidup' di Instagram.

Nah. Sekarang soal konten. Apa, ya? Foto siluet berlatar sunset? Norak. Foto satu kaki bergantung santai diayun hammock? Sama juga. Foto sarapan jus jeruk? Pamer. Makan siang happy bersama Hibta? Apalagi. Barangkali Isa perlu mengaktifkan fitur close friends.

Untuk urusan diving kemarin, Isa punya rencana tersendiri.

Lalu Isa tersenyum. Ah. Itu saja. Potret bocah Bajau dengan ikan kecil peliharaannya. Terkesan alami, berbudaya, dan penuh simpati. Perfect.

Setelah melalui sedikit proses edit, shading sana-sini, Isa mengetuk ikon 'post'. Done. Story bertema cultural dirilis. Wanita dan ikan. Sempat penasaran, Isa mencari tahu tentang ikan yang dibawa gadis kecil itu.

Yellow Tang. Zebrasoma flavescens. Ikan karang yang hidup di laut tropis. Tapi yang Isa dapati di internet, keseluruhan badan ikan itu berwarna kuning mencolok, sedikit berbeda dengan yang pernah dilihatnya. Berarti endemik.

Dan Isa kembali tercerahkan. Dia mencari gambar Yellow Tang berlatar dalam laut, lalu mulai prosesi pergantian foto profil. Selesai. Ikan kuning terkurung dalam lingkaran biru. Lucu juga. Isa tersenyum.

Setelah melakukan hal yang—sebenarnya—tidak bermanfaat itu, Isa bangkit dari kasur, merapikan diri sedikit, dan langsung melangkah keluar bungalow.

Isa menyusuri jalan batu alam yang menurun. Melangkah tanpa alas kaki. Rasanya cukup perih, tapi Isa tidak peduli. Tidak butuh waktu lama, Isa telah sampai di bibir pantai.

Isa melangkah terseok-seok di atas pasir. Selalu begitu. Isa menoleh. Bungalow terlihat di kejauhan. Markas TEV itu kecil, tapi tetap mencolok karena berada di ketinggian.

Berkelap-kelip seperti bintang, seperti benteng tua yang mengawasi semuanya.

Isa terus berjalan. Sesekali menghindar dari sentuhan ombak yang berayun lembut. Suasana masih gelap. Isa mengenakan jaket parasut dan bertelanjang kaki, membuatnya terlihat seperti Chris Martin dalam lagu 'Yellow'.

Cahaya fajar perlahan muncul. Isa tertegun. Dia tidak sendiri. Di depannya ada seseorang. Berdiri menatap ufuk timur. Samar-samar Isa mengenali sosok itu. Vatan.

***

Pagi-pagi begini.

Isa menghampiri Vatan. Melihat Isa datang, Vatan terlihat salah tingkah.

Urita : Isa & Samudra BijaksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang