Pulang

44 10 4
                                    

Story 25

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Story 25

Tim ekspedisi berhasil kembali ke daratan. Pak Baito sudah tahu apa yang terjadi di laut. Dia segera bertolak ke dermaga. Hibta dan yang lain mengekor di belakang. Menyaksikan sekoci yang baru saja sandar.

Semua orang melompat dari sekoci. Bahkan Danuar memilih meninggalkan Triton. Melihat Pak Baito yang sudah bersiaga di dermaga, Mr. Dippet langsung mendekat.

"Bagaimana kondisinya?" Mr. Dippet bertanya dengan nada cemas.

Pak Baito menggelengkan kepala, "Tidak ada korban jiwa. Sejauh ini. Berita terakhir. Untungnya, gelombang itu menyapu wilayah tebing, bukan permukiman. Tapi tetap saja, kerusakan tidak bisa terhindarkan. Jalan-jalan banjir, pohon-pohon tumbang. Beberapa kebun warga hancur berantakan." Jelasnya.

Wajah Mr. Dippet terlihat masam. Dia begitu lelah sekaligus gelisah. Danuar yang ada di belakang mulai mendekat.

"Tidak ada catatan gempa hari ini." Kata Danuar sembari menyodorkan ponsel miliknya kepada Mr. Dippet.

"Sepertinya itu bukan karena aktifitas seismik." Mr. Dippet seperti enggan menerima ponsel Danuar.

"Ya, ya ..., kalau begitu. Kau belum bilang apa-apa. Sebenarnya apa itu tadi??" Seru Danuar. Isa mencelos dalam hati. Jelas-jelas itu tsunami.

Mr. Dippet masih diam. Dia melirik ke arah Danuar dengan ekspresi, kau sudah tahu jawabannya.

Tidak digubris, Danuar menoleh ke arah Sahabi, "Kau pasti akan berkata, itu semua ulah mereka, kan?" Teriak Danuar.

Sahabi tidak mengiyakan dan tidak menyangkal. Dia bungkam seperti Mr. Dippet. Sementara itu, Vatan menghampiri Isa. Wajahnya─sejak awal terlihat sedih─semakin muram melihat Isa yang basah kuyup.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Vatan. Hibta ada di belakangnya. Tampak heran mendapati Isa yang baru kembali dari laut.

"I'm fine." Jawab Isa sambil tersenyum tipis. Gen ada di samping Isa, pakaiannya sama berantakannya dengan Danuar. Tangannya masih menggenggam handy talky.

Sementara itu Danuar mondar-mandir sambil bergumam tidak jelas.

"Kita benar-benar sial hari ini." Tuturnya, "Kita kehilangan makhluk itu. Ditakut-takuti orang gila. Lalu tsunami itu. What the hell is even that??" Danuar berseru.

"Hei! Bagaimana kabar kapal-kapal yang lain?" Pertanyaan Danuar ditujukan kepada Gen.

"Ah, iya. Satu kapal terbalik, empat orang jatuh ke laut. Tapi mereka selamat." Jawab Gen.

Danuar membentangkan tangan. Lalu bertolak pinggang. Memberi gestur aku sudah muak dengan semua omong kosong ini.

Sementara yang lain berkemas untuk kembali ke markas TEV. Tim ekspedisi begitu lelah, mereka bergerak dengan pelan. Bahkan Mr. Dippet tidak memberi arahan. Gen sudah menyandang tas peralatan. Sahabi sesekali melirik ke lautan.

Urita : Isa & Samudra BijaksanaWhere stories live. Discover now