12. Serunna: Kaget

12.5K 1.2K 80
                                    

Enjoyy!!!

*******


Aku terdiam cukup lama, memandangi kertas berbentuk persegi yang ada di tanganku. Hasil USG. Aku menelan ludah susah payah, membayangkan masa depan yang terlihat semakin suram saja rasanya. Aku melirik Deskara sekilas, ia tengah duduk di sebelahku dan sedang berbicara lewat telpon dengan Ibu yang telah kembali ke kampung halaman sebulan lalu.

"Kembar," Ujar Deskara entah yang keberapa kali.

Anak kami kembar. Aku dan Deskara tidak hanya mendapat satu bayi, tapi dua.

Mengurus satu bayi saja sudah menghabiskan banyak uang dan tenaga, apalagi dua?

"Aku nggak nyangka bakal punya anak kembar, ibuku gak punya saudara kembar. Kamu ada?"

Aku melirik sinis Deskara, sejak melihat sosok Ziadne hari itu aku semakin tidak percaya pada hubungan ini, apalagi Deskara. Aku merasa seperti tinggal menunggu waktu itu datang, waktu di mana aku ditendang dari ke kehidupan mereka berdua.

"Aku mau kerja, " Kataku tiba-tiba.

Deskara yang sejak tadi asik memerhatikan foto USG langsung menarik perhatiannya penuh terhadapku.

"Tapi, kamu lagi hamil, Unna."

"Banyak yang lagi hamil kerja."

Deskara menggenggam tanganku lalu mengusapnya lembut dan perlahan, "Nanti dulu ya? setelah lahiran nanti aku nggak akan larang, kok," ujar Deskara lembut.

sejak melihat kehadiran Ziadne kala itu, perasaan takut semakin menghantuiku. Aku takut ditinggal tiba-tiba, jadi dari pada berpengang erat dengan Deskara lebih baik tidak pernah menggenggamnya, karena jika laki-laki tiba-tiba hilang Aku tidak akan ketinggalan arah.

"Tapi akan ada dua bayi.... "

"Kamu nggak percaya sama kita, Unna? Kita pasti bisa lewatin sama-sama. Jangan pikirin hal yang belum kejadian."

Kita? Sampai kapan kata kita itu terus ada di antara aku dan Deskara?

Aku bangkit dari dudukku, sepulang dari periksa kehamilan benar-benar membuatku serasa disambar petir.

Ada kabar terbaru, Deskara sudah keluar dari pekerjaannya sebagai seorang kurir dan sekarang ia sedang merancang bisnisnya untuk berjualan bubur. Kemarin, Deskara sudah memberikan tester kepada warga sekitar dan juga memberikan kabar kalau ia akan membuka usahanya pekan depan, Deskara akan berjualan di ruko depan gang komplek, lokasinya sangat strategis karena dekat dengan lapangan olahraga dan juga berada di pinggir jalan, apalagi ada bangunan sekolah juga tak jauh dari sana.

Tempat strategis seperti itu biaya sewanya pasti mahal, belum lagi biaya produksi bubur dan penunjang lainnya. Deskara tidak mungkin memakai seluruh uang tabungannya bukan? Tapi dari mana uangnya?

Sebenarnya jawabannya itu sederhana, aku tinggal bertanya dengan Deskara, tapi aku enggan, aku takut dengan jawaban yang keluar dari mulut Deskara.

"Kenapa ngelamun lagi?" Tegur Deskara dari ambang pintu kamar, aku hanya memerhatikannya yang melangkah masuk lalu meletakkan foto-foto USG yang ada di tangannya ke dalama laci lemari setelahnya ia mendekat ke arahku.

Tenggelam Dalam Dasar [END]Where stories live. Discover now