Bab 2

47K 2.2K 54
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Holla guys.
Masih ada yang nungguin gak sih.

Jangan lupa vote juga komennya ya, di usahakan bantu share juga.
Jangan jadi selen readers, saya juga butuh kepastian kalian.
Asekk...

____________

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

~Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(Q.S. Ali-Imran : 31).

___________


Langit di pagi hari masih sama, masih cerahnya seperti biasa, namun tidak dengan hati gadis yang berdiri melamun di balkon kamar dengan pakaian muslimah juga kerudung yang di kenakan, berharap semua hanya mimpi, namun ini kenyataan yang harus dia jalankan.

"Udah siap sayang?" Tanya Fiona mengetuk pintu kamar.

Azalea yang mendengar suara mamahnya menghela nafas panjang. berjalan kearah pintu, namun belum sampai, kakinya kini tersandung kepada gamis yang dia pakai.

"Auuww!"

"Lea, kamu gak papa kan? Itu kenapa kok ada bunyi kayak benda jatuh?"

"Bukan benda mah! Tapi, Lea yang jatuh, kayaknya tangan Lea patah deh, kaki lea juga luka-luka, Gak bisa masuk pesantren."

Fiona yang kuatir membuka pintu, menghampiri putrinya yang masih terduduk di lantai, mengecek kondisi Azalea, Fiona tidak menemukan luka atau apapun yang harus membatalkan Azalea masuk pesantren.

"Lebay!" Ketus Fiona menyentil dahi Azalea. "Anak mamah cantik banget pake kerudung."

"Gak mau pergi mah."

"Harus sayang."

Adiraka juga Duan kini masuk kedalam kamar itu, mereka tidak bisa berpisah dari Azalea. Tapi, mereka juga tidak bisa menentang keputusan Fiona.

"Pah, mas. Adek gak mau," Azalea berdiri menghampiri Adiraka juga papahnya.

"Gak papa ya sayang, kan cuma masuk pesantren, bukan masuk neraka."

Di saat seperti ini, Duan Nagenda masih saja menggoda putrinya, Azalea yang mendengar itu harus menahan tawa dengan terpaksa.

"Mas bakalan rindu banget sama curut got."

"Nanti adek juga bakalan rindu banget sama beruang kutub, peluk dulu Mas."

Azalea merentangkan tangannya menyambut tubuh sang kakak yang begitu sangat di sayangnya. Adiraka menyambar kepelukan Azalea, bukan dia cengeng hingga meneteskan air mata, hanya saja dia belum siap berpisah dengan beban di kehidupnya.

"Maaf, mas gak bisa nganter ya, Mas ada tugas dari sekolah."

"Sering-sering datang ya mas, jengukin Adek, takut Adek udah gak gerak di sana."

"Mulutnya!" Fiona menyentil mulut Azalea yang berbicara sembarangan.

****

Azalea hanya diam melihat lantai, biarkan saja kedua orangtuanya yang mengurus dirinya, suruh siapa juga dia di masukkan ke pesantren, lokasinya cukup jauh tiga jam perjalanan. jika mengingat saat akan berangkat ke pesantren ini, Galen datang kerumahnya hanya untuk mengantarkan dirinya.

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang