Bab 44

33.4K 1.7K 146
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM.
*
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمد

*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Masalah adalah bumbu kehidupan."

~Arsyaddayyan.

Azalea terbangun ketika merasakan usapan lembut di pipinya, di hadapannya sudah ada Arsyad, bagaimana wajah juga rambut suaminya itu terlihat basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azalea terbangun ketika merasakan usapan lembut di pipinya, di hadapannya sudah ada Arsyad, bagaimana wajah juga rambut suaminya itu terlihat basah.

"Saur yuk, nenek udah nunggu di bawah."

"Gus," Azalea bangkit dari tidurnya. "Kok gak bangunin aku, siapa yang nyiapin saur? Nenek pasti ya?"

"Bangun, cuci muka, terus turun kebawah, aku tunggu di sana sama nenek."

Azalea mengangguk, turun dari ranjang menuju kamar mandi, di dalam, Azalea masih saja diam di depan wastafel. Dia tidak terbiasa bangun sepagi ini, apalagi puasa pertamanya harus di rumah Melati, bagaimana nanti Azalea bisa membatalkan puasa seperti dulu.

Setelah cukup lama di kamar mandi, Azalea turun kebawah, di sana Azalea sudah di sambut oleh sebuah senyuman dari Melati.

"Maaf nek, Lea bangunnya kesiangan, pasti nenek capek nyiapin semua, Lea kesini mau bantu nenek, bukan malah ngerepotin nenek."

"Siapa yang bilang nenek yang nyiapin semua? Ini semua Arsyad yang nyiapin nak, nenek aja baru bangun."

"Hah!?" Azalea segera menutup mulutnya, dia refleks saja barusan. "Jadi Gus Arsyad yang goreng semua ikannya? Maaf ya Gus belum bisa jadi istri yang baik."

"Duduk ay, kita saur."

Azalea duduk di dekat Arsyad, mengambilkan nasi untuk suaminya, Melati yang melihat itu kini tersenyum.

Selesai saur, Azalea berdiri. Membereskan sisa makanan juga piring kotor.

"Nanti kalo nenek udah gak ada, rumah ini biar di tempati anak kalian."

Azalea yang baru saja ingin menaruh piring, kini dia hentikan.

"Kalian pasti gak mau tinggal di sini, karna masih ada rumah abbah kalian yang juga harus di tempati, jadi nenek mau ngasih rumah ini saya buyut nenek, jangan biarin rumah ini kosong."

Azalea mengelus perutnya yang sudah tidak rata lagi, perut itu sedikit besar, seperti dirinya tengah masuk angin.

"Nenek, jangan katakan itu, nanti jika anak ini lahir, dia bisa tinggal di sini sama nenek."

"Umur gak ada yang tau nak, nenek gak bisa mastiin kalo nenek bisa liat buyut nenek lahir."

Lihatlah laki-laki yang tengah menunduk di dekat Azalea, dia menahan air matanya ketika mendengar perkataan Melati, Arsyad tidak sanggup jika hari itu tiba, hari di mana ketika Arsyad pulang kerumah ini dan tidak lagi ada sambutan hangat ketika Melati memeluk, hingga mencium keningnya.

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang