Bab 25

31.2K 1.6K 98
                                    

Assalamu'alaikum....
Semoga masih ada yang nunggu cerita AD ini.

KRITIK dan SARAN sangat di butuhkan
Happy reading📖📖

*

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

“Perjalan hidup ini, ibaratkan sebuah film, dan kita adalah pemeran utamanya, jadi, kita harus memberikan ending yang baik untuk kisah kita itu sendiri.”

~Arsyaddayyan.

~Arsyaddayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________

"LULUS!!"

Arsyad kini duduk tersenyum di sebuah kursi lapangan, dia tidak merayakan kelulusan seperti teman lainnya, mengabadikan momen atau sebagainya. karna sebaik-baiknya mengenang, adalah menyimpannya dalam ingatan.

Adiraka yang melihat itu kini berlari menghampiri Arsyad, membawa sebuah cat semprot di tangannya untuk memberikan warna pada baju sahabat sekaligus iparnya itu.

"Tulis aja mas, Milik Azalea gitu."

Adira menganga dengan mata yang membulat sempurna, sejak kapan sahabat dinginnya ini menjadi lebai.

"Cuma sama Adek kamu aja aku gini mas," lanjut Arsyad.

"Ekhem!" Dehem Adiraka mengalihkan pandangan kearah lain. "Woy Sarto, gue coret baju Lo ya?" Teriak Adiraka segera pergi dari hadapan Arsyad.

"L-loh!" Arsyad terdiam melihat kepergian Adiraka. "Aku lebai cuma sama istri aja kok," lanjut Arsyad mengangguk membenarkan ucapannya sendiri.

Namun dari arah kejauhan, Arsyad melihat Adiraka bersama teman lainnya datang menghampirinya.

"Ada apa mas?"

"Jangan panggil gue Mas di sini Syad, merasa tua gue!"

Ketiganya kini tertawa, mereka menjadi saksi bagaimana Arsyad juga Adiraka begitu sangat dekat seperti saudara.

"Nanti malem ngumpul di kafe, Lo bisa kan?" Tanya Ruvi menepuk pundak Arsyad.

"Terakhir, sebelum kita pada jauh Syad," lanjut Langga.

"Bisa, kan?"

"Insyaallah ya Ruv, Lang."

"Jangan insyaallah dong bree, kapan lagi kita ngumpul," sanggah Ziyan.

"Takut gak bisa Yan."

Mereka mengangguk mengerti, Arsyad adalah orang paling sibuk di antara mereka, jarang sekali Arsyad bisa meluangkan waktu bersama.

"Kalo Lo bisa, kafe tempat biasa ya."

Arsyad mengangguk dengan ucapan Adiraka.

"Gue harap Lo bisa ya syad."

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang