Bab 27

32.3K 1.7K 90
                                    

Assalamu'alaikum
AD kembali, jangan bosen-bosen nunggu up cerita ini ya...

*
*
HAPPY READING📖📖

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Takdir manusia itu tertulis berbeda-beda. jadi, jangan pernah mengatakan takdir mereka terlihat sempurna, di bandingkan takdir sendiri.”

~Arsyaddayyan.

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Azalea berjalan melewati lorong pesantren menuju kamarnya, pandangannya terus tertuju ke-depan tanpa memperhatikan sekitar, bahkan Azalea berkali-kali tak sengaja menabrak santri yang berpapasan dengannya.

Perkataan Yulia nyaris membuat jantung Azalea berhenti berdetak saat itu juga, bahkan setetes bening sudah jatuh menghiasi pipi putihnya, Azalea sudah mencintai Arsyad, namun kesalahan pengucapan Yulia, mampu membuat Azalea berhenti sejenak memikirkan cintanya terhadap Arsyad.

"Apa yang umi katakan!?"

Yulia tersenyum melihat wajah Arsyad, Azalea, juga suaminya. bagaimana mereka langsung percaya dengan apa yang di ucapkannya.

"Maksud umi, Biarkan Arsyad menikahi kamu lagi putriku," Yulia bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Azalea lalu mengusap air mata yang sudah jatuh karnanya. " Maaf, umma membuatmu menangis, umma hanya mau kamu dan Arsyad menikah lagi, di pesantren ini."

"Umma sudah membuat menantu kita menangis," ucap Irsya.

"Juga putra kita, lihat" Yulia menunjuk Arsyad yang kini matanya terlihat memerah.

"Za, putriku. Umi akan kerumah mu, untuk memberi tau kedua orang tuamu, bahwa satu Minggu lagi, kalian akan menikah lagi, umi harap kamu setuju, lagi pula, banyak yang sudah mendengar kabar pernikahan kalian, umi mau pernikahan kedua ini, di lakukan di pesantren, dengan di saksikan banyak orang."

"U-umi aku pikir, umi akan menikah kan ustad arsyad dengan orang lain."

"Umi sudah sangat menyayangimu Za, anggap saja pernikahan ini tebusan karna kamu sudah menghilangkan cincin itu, hanya dengan pernikahan kalian lagi, umi tidak akan marah lagi."

"Umma, aku sudah berjanji kepada mamah juga papah, bahwa aku tidak akan pernah membuat istriku menangis, tapi karna ucapan umma tadi, aku merasa sudah mengingkari janji itu."

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang