Bab 52

18.8K 1.3K 186
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM.
*
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمد

*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jatuh mu bukan berarti titik kegagalan, tetapi awal di mana kamu akan mendapatkan keberhasilan.”

~Arsyaddayyan.

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________

Galen berdiri terdiam di depan gapura pesantren putra, kejadian satu bulan di mana Arsyad datang kepadanya membuat Galen tidak bisa melupakannya.

"Kamu masih ingat saya Len?"

Galen yang tengah berada di parkiran duduk di motornya bersama beberapa temannya harus mengalihkan pandangan kearah suara.

"Saya Arsyad."

Terdengar kekehan kecil dari Galen, bahkan kini Galen turun dari motornya lalu menghampiri Arsyad.

"Ngapain Lo kesini? Udah cerai sama Azalea?"

Bukan menjawab, Arsyad menghantam rahang Galen hingga tersungkur kesamping, Arsyad kini menarik keras tangan Galen lalu membawanya keluar dari area sekolah.

Beberapa teman Galen berniat membalas perbuatan Arsyad, namun Binantara juga Evaro menghalangi mereka.

"Apasih anjing!!"

Arsyad melepaskan pegangan tangannya, melihat sekeliling, sepi. Dengan cepat Arsyad kembali menghantam pipi Galen, hingga mengakibatkan robekan kecil di pipi itu. bukan tanpa alasan Arsyad melakukan itu, Arsyad tidak terima jika istrinya harus di hina bahkan di peluk olehnya.

Belum sempat membalas, Arsyad menendang bagian kaki kanannya, bagaimana pun bayangan di mana Galen memeluk Azalea terus membuat amarahnya memuncak sempurna.

"Kamu udah berani meluk istri saya!!"

Galen hanya bisa meringis, selain rahang dan kakinya, kini Galen mendapatkan hantaman di bagian perutnya.

"Udah Syad!" Teriak Galen ketika mulai merasakan ada darah di mulutnya.

Arsyad mengangguk. "Maksih untuk semua Len, gara-gara kamu, kami semakin saling mencintai."

Setelah mengatakan itu, Arsyad berlenggang pergi, Galen yang melihat itu hanya bisa berdecak kesal, dia tidak bisa melawan semuanya terasa sakit hanya untuk berjalan.

Galen memejamkan matanya mengingat hari itu, tangannya mengepal, namun Galen tidak pernah memiliki kesempatan untuk membalas.

"Lo ngapain di sini Len?"

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang