Bab 28

31.6K 1.6K 85
                                    

Assalamu'alaikum..
Kembali lagi dengan cerita AD, semoga aja masih ada yang nunggu udah lama banget gak nge-up.

Maaf lagi sibuk, bakalan di usahakan up satu Minggu dua kali okeeeyy..
*

*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

~Masalah dalam hidup itu pasti ada, dan solusi dalam masalah itu juga ada, Allah maha adil. jadi, usahakan jangan pernah mengeluh~

~Arsyaddayyan

__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________

Kabar pernikahan anak dari pemilik pesantren Al-Islah kini sudah terdengar kepada semua santri bahkan santriwati, mereka turut bahagia dengan kabar pernikahan itu.
Azalea yang mendengar percakapan atas pernikahan itu, hanya diam dan terus menyapu halaman pesantren.

"Siapa ya kira-kira nanti pengantin wanitanya?" Tanya salah satu dari mereka yang kini juga menyapu.

"Aku kepo banget Za, cantik, baik, pastinya Solehah banget kan?" senggol Elvira sembari melihat langit, nampak berkhayal.

"Kalo kata aku, pasti anak kiyai," Tebak Okta.

"Gak mungkin anak orang-orang biasa, kan?" Tanya Kanna yang ikut mengambil sapu lalu menyapu bersama mereka.

"Seorang Ning, seorang ustazah pastinya. Kenapa kita gak di kasih tau siapa perempuannya sih, sama ustazah Namira, kan kepo jadinya." Kayla kini mengangkat tong sampah.

"Gimana kalo cuma anak dari seorang pengusaha kecil?" Tanya Azalea, membuat ke limanya diam.

"Gak masuk di list sih Za, kalo anak pengusaha, biasanya anak Gus, atau kiyai, istrinya juga setara, anak kiyai gitu," jawab Kanna, yang lainnya mengangguk setuju.

Azalea terkekeh pelan, bisa mati di tempat mereka nanti ketika tau bahwa istri dari ustad Arsyad adalah dirinya, sungguh Azalea sangat menantikan hari itu tiba.

"Kalo istrinya nanti aku gimana?" Tanya Azalea.

Semua kini menghentikan aktivitas menyapu mereka, saling bersamaan memandangi Azalea dari bawah keatas, hingga pada akhirnya sebuah tawa yang hanya terdengar.

"Jangan mimpi Za," tawa Okta sembari memukul-mukul lengan Azalea.

Melihat reaksi dari teman-temannya, Azalea hanya memutar bola matanya malas, segera menyelesaikan menyapunya, lalu melangkah pergi, tak menghiraukan tawa keras dari temannya.

****

Lesia kini menjadi saksi pertengkaran antara Geby juga Galen, hubungan yang di awali keindahan kini menjadi sebuah pertengkaran yang tak pernah berkesudahan, Geby yang ingin melepaskan Galen, dan Galen yang tak pernah mau melepaskan Geby, setelah kehilangan Azalea, Galen tidak mau kehilangan lagi, walau nyatanya cinta itu, hanya dia paksakan saja.

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang