Bab 17

36.2K 1.7K 24
                                    

Assalamu'alaikum
AD kembali.

Up seperti biasa satu Minggu dua kali ya, jangan lupa vote juga komennya, berikan komentar yang positif.

Folmee: @Zhaylalhedy

*

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Lebih baik kamu mengalah, sedang kamu dikenang sebagai orang yang adil, daripada memilih menang dalam keadaan dikenang sebagai orang yang zalim.

~Ali bin Abi Thalib.

~Ali bin Abi Thalib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________


Siang ini Arysad juga beberapa ibu ibu tengah menyaksikan bagaimana sosok Azalea kini berada di atas pohon mangga milik tetangga, tingkah Azalea yang begitu mahir memanjat, mampu membuat Arysad beristighfar berkali-kali.

Tadi, saat Arysad tengah melakukan solat dhuhur seorang ibu-ibu memanggilnya, karna ada seorang perempuan mengambil mangga ya tanpa izin.

"Itu istri saya Bu," tunjuk Arysad kepada Azalea yang berusaha turun dari atas pohon. "Maaf kan istri saya bu," lanjut Arysad menunduk kepada beberapa ibu-ibu.

"Astaghfirullah. maaf ya Tadz, kalo tau istri ustadz, gak bakal saya panggil tetangga ke sini," ucap Wati pemilik pohon mangga itu.

"Sekali lagi saya minta maaf Bu."

"Tidak apa apa ustadz, bilang sama istrinya kalo kurang ambil aja, kami pamit pulang.

Arsyad mengangguk, beberapa ibu itu kini meninggalkan halaman rumah Arysad yang berpagar bambu yang sudah mengering.

Melihat Azalea yang sudah turun, dan menghampirinya, Arysad menggeleng ketika melihat ada beberapa mangga di pelukan istrinya.

"Ay, itu milik tetangga, gak boleh ngambil kalo belum minta, mengambil tanpa izin itu namanya mencuri."

Pandangan Azalea tertuju kepada pohon mangga yang tidak begitu tinggi, namun berbuah lebat. bahkan beberapa ranting dengan buahnya berada di halaman rumah Arysad, bagaimana tidak menggoda iman Azalea saat gadis itu tengah mengelilingi rumah dan melihatnya bergelantungan, sangat menggiurkan jika di rujak dengan garam.

"Patungan tempat ustadz, jadi buahnya harus patungan, lihat deh, masak rantingnya mau ngena genteng ustadz, dari pada nanti bocor gentengnya, yaudah aku ambil aja."

Arsyad tersenyum begitu tipis mendengar jawaban istrinya, ingin marah pun dia tidak ada gunanya, mangga itu sudah terpisah dari pohonnya.

"Kalo gitu, ayo kerumah Bu Wati, izin. Nanti kalo gak di bolehin, balikin ya Ay, gak baik loh makan milik orang lain, apalagi tanpa izin, dosa. kalo jadi daging di tubuh kamu, bisa bisa minta pertanggungjawaban nanti di akhirat."

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang