Bab 8

33.9K 1.9K 118
                                    

Halo
Apa kabar?

Jangan lupa vote juga komen dong, bantu share juga, kasih apresiasi ya buat aku, biar semangat lanjutannya.

Jangan lupa di follow akunnya!

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Jangan katakan pada Allah, 'aku punya masalah besar.' Tetapi katakan pada masalah bahwa 'aku punya Allah yang Maha Besar.'"

~Ali bin Abi Thalib.

____________

Yulia terus saja mengoleskan salep ke punggung Arsyad yang memerah, entah apa yang terjadi kepada putranya, Irsya pun juga terus menanyakan apa yang terjadi namun Arsyad tidak mau menjawab.

"Bentar, Uma ambil air hangat dulu" Yulia kini berdiri, lalu melangkah pergi.

"Apa yang terjadi Arsyad?"

Sekali lagi pertanyaan itu terlontarkan dari Irsya, Arsyad menghela nafas panjang sebelum dia menjelaskannya, tadi dia malu saja membicarakan hal ini di hadapan Uma-Nya.

"Hanya terjatuh dari kuda Abi."

"Kenapa wajahmu tertekan, ceritakan saja kepada Abi, apa yang sebenarnya terjadi, Arsyad. Abi mendengar dari penjaga kuda, bahwa kamu menjatuhkan diri, bukan terjatuh."

"Tadi saat aku menunggangi kuda, aku benar-benar tidak sengaja menatap wajah seorang perempuan Abi..." Arsyad terdiam sejenak.

"Demi Allah Abi, aku lebih baik menjatuhkan tubuhku ketanah, dari pada harus menimbulkan syahwat dalam diri, di saat pandangan kami bertemu."

"Dosa apa yang sudah aku perbuat itu, tidak bisa di bayarkan dengan rasa sakit yang aku rasakan sekarang ini."

"Ini hanya ketidaksengajaan Arsyad, Abi paham sekali sifat kamu."

Arsyad menunduk dalam, walau semua hanya tidak sengaja, Arsyad benar merasa begitu bersalah.

"Apa yang harus di sembunyikan dari Uma, sehingga tidak mau bercerita kepadaku Arsyad?" Tanya Yulia duduk di dekat putranya.

"Maaf uma, aku takut Uma marah jika mendengar yang sebenarnya."

"Masyaallah putraku, kamu tidak sengaja kan? Bagaimana uma bisa marah, jika kamu melakukan itu atas dasar kesengajaan umm baru akan marah, uma juga bersyukur memiliki putra seperti kamu Arsyad, di mana kamu tidak sedikitpun ingin melihat wajah perempuan sebelum dia menjadi mahram mu."

"Arsyad, boleh Abi menanyakan sesuatu?"

"Apa Abi?"

"Bagaimana perasaan mu kepada Ustazah Namira?"

"Uma dengan Abi sudah membicarakan ini Arsyad, kami tidak menjodohkan mu, kami hanya bertanya apa kamu punya perasaan kepada Namira."

Dulu, dulu sekali Arsyad memang pernah memiliki perasaan kepada Namira, tapi itu terjadi ketika mereka masih kecil, mereka masih belum mengerti, kalau untuk sekarang Arsyad tidak memiliki perasaan itu.

"Jujur Abi, aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Namira."

"Arsyad, berapa usia mu sekarang?" Tanya Irsya.

"Baru kemarin 20 tahun Abi."

"Berarti sekarang dua puluh?"

Arsyad mengangguk.

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang