Bab 11

34.2K 1.7K 112
                                    

Assalamu'alaikum
Halo apa kabar? Sehat semua kan?
Masyaallah.

*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Aku berjalan dimalam hari, sedangkan gemintang telah bersinar, tetapi semenjak wajahmu muncul, maka cahaya wajahmu menutupi semua cahaya."

~Arsyaddayyan.

__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________

Rumah besar yang berada di hadapan Arsyad kini membuatnya tak bergeming, bukan karna mewah, tapi. Karna baru kali ini dia berkunjung kerumah Adiraka, baru pertama kali dia menginjakkan kakinya di rumah seorang perempuan yang selalu memenuhi pikirannya akhir-akhir ini.

"Masuk Syad," Adiraka membuka pintu rumah itu.

"Boleh?" Tanya Arsyad.

"Boleh, kenapa bertanya?"

"Tidak baik Ka, masuk kedalam rumah seseorang jika tuan rumahnya belum mengizinkan."

"Boleh bilang masyaallah gak sih, teman gue ini emang gak di ragukan lagi, Akhlaknya."

Arsyad hanya tersenyum, dia mengikuti langkah Adiraka menuju ruang tamu, terlihat di sofa ada Fiona juga Duan.

"Siapa Ka?" Tanya Fiona berdiri melihat kehadiran putranya bersama orang lain.

"Teman Raka mah, yang pernah ketemu kan, di pesantren Adek, Namanya Arsyad."

Arsyad menghampiri keduanya, menyalami, lalu kembali ketempat semula.

Duan mengangguk mengingat wajah Arsyad. "Ayo duduk Nak, mah bikin apa kek gitu, jangan diem terus."

"Biasa pah, kalo ada yang bening bening, mamah suka gak fokus."

"Kamu anaknya Gus Irsya ya?" Tanya Fiona sembari membawakan tiga gelas berisikan jus jeruk.

"Iya, b-buk" jawab Arsyad ragu-ragu, pasalnya dia tidak bisa memanggil Fiona dengan sebutan ibu, wajah mamah Adiraka terlalu muda.

"Azalea apa kabar ya mah di pesantren, kalo mamah gak ngelarang, udah papa bawa pulang anak papa itu."

"Pah, anak kita itu sedang menimba ilmu, biar dia belajar agama, kita yang minus agama cukup diam," ucap Fiona membuat Arsyad samar samar tersenyum.

"Mamah tuh gak ngerasa kalo Azalea makin kurusan."

"Nak Arsyad, Azalea gak bandel kan di pesantren?"

Arsyad masih terdiam, dia tidak tau mau menjawab apa, jika jujur pastinya kedua orang tua Azalea akan kecewa.

"Alhamdulillah Bu, kata Uma, Azalea sudah mulai betah di pesantren."

"Alhamdulillah, sebenarnya saya gak bisa pisah sama Azalea, tapi karna kelakukan-nya yang Astaghfirullah, saya jadi terpaksa masukin dia kepesantren, dulu waktu kecil, Azalea suka banget ngafalin surah surah pendek, tapi pas udah besar, malah sukanya kelayapan, gara gara mas Rakanya tuh, adeknya di manja."

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang