Bab 42

27.8K 1.5K 91
                                    

Assalamu'alaikum...

*
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمد

*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Terkadang kita lupa, bahwa hidup hanya perjalanan, dan bukan tempat berpulang."

~Arsyaddayyan.

______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________

Pagi-pagi sekali Arsyad mendapatkan telfon dari umma-nya, terpaksa dirinya harus kembali kepesantren. setelah memakai kopiah juga sarung, Arsyad turun kebawah menghampiri Azalea yang kini tengah berada di ruang tamu seorang diri.

"Aku mau kepesantren ay, gak papa kan kamu di sini sendiri?"

Azalea mendongak melihat wajah Arsyad. "Gak papa Gus, lagian mas Raka sekarang gak keluar."

"Jangan kemana-mana ya?"

Kali ini Azalea memgangguk. "Yaudah sana Gus, nanti umi sama Abi nungguin."

"Gak ada niatan mau Salim gitu, ay?"

Azalea menghela nafas panjang, meraih tangan suaminya, lalu menciumnya, hingga sebuah kecupan singkat mendarat di pipi kanan Azalea.

"Jangan lupa makan."

"Iya Gus."

"Jangan lupa istirahat."

"Iya."

"Jangan lupa ngaji habis solat dhuhur, kasih asupan buat Dede bayi" Tangan Arsyad terulur untuk mengelus perut rata istrinya.

"Ih! Iya."

Arsyad tersenyum, beralih mengelus puncak kepala Azalea. "Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, ."

"Cepat pulang Gus," ucap Azalea ketika Arsyad sudah berada di ambang pintu.

"Siap istriku."

"Lea, suami kamu mau kemana?"

Azalea melihat kearah Fiona yang berjalan kearahnya, wajah Fiona terlihat kuatir.

"Ada apa mah, Gus Arsyad ke pesantren?"

"Barusan Tante Aqila menelfon, Tanaya sakit, sekarang ada di rumah sakit, mamah sama papah mau kesana, karna suami kamu gak ada, kamu gak usah ikut, biar mamah sama papah yang kesana."

"Lea ikut mah."

"Tapi sayang, kamu lagi hamil muda," Duan kini menghampiri.

"Gak papa pah, Lea ikut, Lea mau liat Emba Tanaya, Lea boleh ikut kan mah, pah."

ARSYAD DAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang