GalAle : 17

94.5K 3.7K 43
                                    

🤍🤎🖤

Vote and Coment
---

Happy reading ✨

♡ ♡ ♡
___

Huhhhh...

Aleta tergejolak kaget, ia terbangun Dari tidurnya, ternyata itu semua hanya mimpi.

Nafas Aleta ngos-ngosan, "kenapa mimpinya serem gitu, sih!" Ucapnya sambil mengatur pernafasan.

Aleta bersyukur itu semua hanya mimpi bukan kenyataan, tetapi kenapa harus memimpikan hal tersebut? Apa pertanda?

Aleta menggeleng keras ia tidak boleh berpikir aneh-aneh, itu semua hanya mimpi, yah. Hanya mimpi atau bunga tidur saja.

Brakk...

Terdengar suara ricuh di arah dapur, Aleta melihat jam yang berada di dinding, jam menunjukkan pukul lima subuh, siapa yang subuh-subuh begini sudah berada di dapur.

Aleta turun dari kasurnya untuk melihat siapa yang membuat kericuhan di dapur.

"Ahshhh... Anjing tangan gue!" Argala mengibas-ngibaskan tanganya yang tak sengaja menyentuh panci yang masih panas, lelaki itu segera mencari air untuk meredahkan nyerinya.

"Kak? Masak apa?" Tanya Aleta, yang baru saja masuk ke dalam dapur.

Aleta mendekat kearah Argala, "tanganya kenapa? Kena panci?"

"Hm."

"Sini."

Aleta menarik Argala untuk duduk di meja makan, lalu gadis itu segara mengambil salep yang ada di kotak P3K.

"Kalo panci panas jangan disentuh." Omel Aleta sambil mengoleskan salep ditangan Argala.

"Tau gue."

"Kenapa di sentuh?"

Argala hanya diam. Sambil mengolesi salep Aleta pun meniupinya agar rasa perintah tidak terlalu sakit.

Argala yang melihat itu pin menatap mental lekat Aleta hingga tatapan tersebut turun kearah bibir pucat wanita itu yang tidak menggunakan apa-apa.

"Selesai. jangan dibuka plesternya, kalau selesai mandi langsung diganti yang baru, ya?"

Entah apa yang terjadi Argala merasa candu menatap bibir Aleta yang naik turun seperti mengatakan sesuatu, rasa ingin...

"Kak..."

"Awshh... Anjing, jangan di teken!"

Argala mengumpat sambil menarik jari telunjuknya yang di tekan oleh Aleta.

"Salah sendiri ngelamun, liatin apa?" Tanya Aleta cemberut.

Aleta menatap jam dinding, " udah mau jam enam, nanti makan di kantin aja, aku mandi dulu."

"Mandi bareng aja."

"Hah...!?" Aleta cengo mendengar perkataan Argala.

"Apa?" Aleta bertanya untuk memastikan.

"Ayo mandi bareng, gapapa gue udah liat," jawabnya santai.

"Udah gila, ya?" Aleta dengan wajahnya merah itu pun langsung pergi meninggalkan dapur lalu masuk ke dalam kamar.

Argala yang berada di dapur itu pun memijat pelipisnya, "tolol lu Arga!" Ucapnya sedikit malu, mungkin!

✧✧✧✧

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang