GalAle : 34

86.1K 3.4K 515
                                    

🤍🤎🖤

Vote✨
+
Banyakin komen 🥺

---

Happy reading

Maaf banyak typo, gak sempat baca ulang 🙏🏻

♡ ♡ ♡
___

Tiga gadis turun dari mobil mewah. Mereka bertiga membawa sebuah Tote bag dari brand-brand yang sangat terkenal dan tentu harganya mahal.

"Sumpah seru banget hari ini," ucap salah satu gadis itu Alda Teman Agnes.

"Pakai piyama tidur terus maskeran, pokoknya kita harus nikmatin malam ini," Sahut Fani.

Agnes mengangguk, "ayo masukk." Mereka bertiga pun masuk bersama dengan Totebag yang ada di tangan mereka.

Ceklek

Pintu besar dan mewah itu di buka oleh Agnes. Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah tersebut. Agnes memberhentikan langkahnya saat melihat mommynya sedang duduk di sofa dengan membaca majalah.

Agnes terdiam begitu juga Fani dan Alda.

"Ness?" Panggil Alda.

Agnes menelan ludahnya. Wanita yang duduk di sofa itu meletakkan majalahnya lalu menatap Agnes.

"Sudah selesai bersenang-senang," tanya Monica. Agnes tidak menjawab gadis itu diam sambil menundukkan kepalanya.

"Emm... Nes, gue sama Fani pulang dulu, ya. Tante."

Monica mengangguk sambil tersenyum. Alda langsung menarik tangan Fani untuk keluar, dia tau saat ini situasinya sedang tidak baik-baik saja.

Agnes masih menundukkan kepalanya, dia takut, ini tidak sesuai dengan prediksinya, Agnes kira Monica saat ini sedang berada di luar kota.

"Jadi seperti itu klakuanmu saat mommy tidak ada dirumah?" Tanya Monica, Agnes tetap diam tidak menjawab.

"Bagaimana? Sudah berhasil?" Tanya Monica membahas soal ia harus mendapatkan Argala.

Dengan jawaban jujur Agnes menggeleng, beberapa hari ini ia tidak mengusik Argala sama sekali, ia lelah selalu di tolak.

Mata Monica memanas, "Arghhhhhhhh..." Monica menjambak rambutnya, "Saya muak dengan jawaban kamu AGNES!"

Wanita itu mendekat dengan rasa marahnya. Melihat itu Agnes sedikit mundur namun sayang ia tidak bisa menghindar. Rambut bergelombangnya itu di Jambak kebelakang.

"Ahhh... Sakitt..." Erangnya, ia tidak bisa melawan.

"Apa? Mau mengadukan saya ke Daddymu? Silahkan saya tidak takut" Monica terkekeh lalu menyeret Agnes dengan rambut yang masih ia Jambak.

Dua pelayanan yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka tidak punya kuasa, mereka berdua hanya palayan yang di bayar.

"Hiks.. lepasin.. sakitt!"

"Maaf mommy.. Agnes minta maaf, hiks..." Agnes menangis sejadi-jadinya. Ini bukan satu atau dua kali ia di kurung di gudang belakang rumah yang kotor dan gelap.

"J-jangna di gudang, mom... hiks..."
Monica tidak memperdulikan rengekan dan permohonan Agnes, jika tidak dikurung di gudang anak angkatnya itu akan memberontak dan tidak akan menuruti perkataannya.

Brak

Monica melempar Agnes seperti barang. Agnes tersungkur dengan memegangi kepalanya yang merasa nyeri.

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang