GalAle : 21

89.7K 3.8K 94
                                    

🤍🤎🖤

Vote and Coment
---

Happy reading ✨

♡ ♡ ♡
___

Aleta menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Argala, "Aku gak bisa, ciuman," kata Aleta.

Argala tidak mendengarkan perkataannya, ia langsung menarik pinggang Aleta untuk mendekat.

"Gue ajarin." Kata Argala memaksa.

Aleta menggeleng keras, "Nggak mau."

Aleta melepaskan tangan Argala dari pinggangnya ia pun beranjak pindah dari tempat duduknya lalu duduk berhadapan dengan Argala.

Melihat itu Argala menjadi kesal sendiri, tetapi apa yang seng ia pikirkan, memaksa Aleta, 'kenapa jadi ngemis-ngemis gini, gua?' batin argala

Tak lama dari itu biang lala pun berputar kembali, lampu-lampu biang lala yang warna-warni itu menyala memperindah biang lala.

Aleta masih diam sambil memeluk boneka Teddynya. Ia menatap Argala yang memasang wajah kesal, rasa bersalah pun muncul dari benak Aleta.

'Masa cuma aku gak mau ciuman dia marah?' batin Aleta.

'Sialan gua nahan lagi' Batin Argala.

Mereka berdua saling diam, Argala terus menatap Aleta namun berbeda dengan Aleta ia menatap kearah lain walaupun sebenarnya ia sedang menahan karena ia tidak suka ditatapan lama.

13 menit berlalu, Biang Lala pun berhenti dan Argala pun langsung turun dan diikuti oleh Aleta, langkah Argala terlalu cepat hingga membuat Aleta hampir terpeleset oleh lumpur.

"Eh.." sebuah tangan Mengenggam pergelangan Aleta agar tidak terjatuh, dengan wajah datarnya Argala menggenggam tangan Aleta, ternyata ia masih peduli.

"Makasih..." Rasa bersalah Aleta muncul kembali banyak kata kata yang muncul dari hatinya.

Kenapa tadi aku nolak?

Itu salah satunya, namun Aleta tidak bisa melakukan hal itu, bukan tidak bisa tapi ia malu.

Argala mulai berjalan dengan langkah biasa, agar Aleta tidak terpeleset seperti tadi, hingga berada di dalam mobil wajah datar Argala masih terpasang.

✧✧✧✧

Tiga hari Argala mencueki Aleta, setiap Aleta bertanya atau pun memberi tahu sesuatu Argala selalu diam membuat Aleta kesal sendiri.

Hanya perkara ciuman sampai Aleta di cuekin seperti ini, tidak di rumah tidak di sekolah. Bila di sekolah itu tidak apa-apa tetapi jika di rumah? Sudah satu rumah tidak ada komikasi pula.

Sudah tiga hari Aleta dan Argala tidak tidur bersama itu bukan masalah besar untuk Aleta, tetapi jika di lihat tiga hari ini mata Argala sedikit berubah menjadi mata panda, apa mungki? Tidak, tidak mungkin!

Huhh...

Aleta harus kuat menghadapi anak kecil yang tidak mendapatkan ciuman itu, Aleta masih memikirkan bagaimana caranga ia minta maaf, agar ia tidak terus menerus berdiam-diaman, tidak ada gunanya juga.

 ARGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang